Perempuan satu ini adalah junior gue di Jerman. Kita bertemu pertama kali di Hamburg dan nggak banyak ngobrol, tapi biasanya sesama mahasiswa S1 di Indonesia kita saling kenal lewat media sosial. Dari media sosial dia juga, gue tau dia sekarang sedang berada di Istanbul karena sedang ikut program pertukaran pelajar. Alhasil waktu di Istanbul kemarin, gue ngajak dia ketemuan.
Dia nyamperin gue di hotel tempat konferensi dan kita berdua naik taksi online ke komplek Hagia Sofia, Masjid Sultan Ahmed, dan sebagainya. Di mobil dia cerita banyak, salah satunya adalah kenapa dia memilih Turki sebagai destinasi. Sebenernya tanpa dia jelasin ke gue, sedikit banyak gue bisa ngerti. Setau gue rasa ingin tau dia besar dan anaknya suka belajar. Belajar di sini maksudnya agama dan sejarah. Turki yang kita tau memang kaya banget akan sejarah Islam-nya. Sebagai orang Islam, nggak heran cerita tentang Konstantinopel dan Ottoman Empire menarik banget untuk dinapaktilasi.
"Kak, gimana kesan-kesannya setelah beberapa hari di sini?" tanya dia.
Sejujurnya gue agak sedih sesampainya gue di sana dan ngeliat sendiri bagaimana keadaannya. Growing up, all I heard was how powerful Ottoman Empire was. Tapi sekarang dengan mata kepala gue sendiri, gue melihat kejayaan itu serasa nggak bersisa. Islam di sana hanya sekadar entah apa, padahal 99% penduduknya adalah muslim.
...
Terima kasih kepada kemacetan jalanan Istanbul, kita berdua jadi banyak cerita panjang lebar. Perjalanan jadi nggak berasa, tiba-tiba kita udah sampai. Karena saat itu udah jam 17.00, tempat yang mau kita kunjungi udah tutup. Kita berdua pun langsung menuju ke satu restoran yang direkomendasiin sama temen gue, Johnny, karena pemandangannya yang bagus banget. Dari restoran tersebut kita bisa lihat selat Bosphorus beserta jembatannya dan bangunan-bangunan bersejarah terkenal di Istanbul.
Percakapan kita lanjutkan dan mengalir begitu saja. Dari sekian banyak obrolan, ada satu hal yang masih menempel di otak gue sampai sekarang. Teman gue ini bercerita bagaimana sulitnya perjalanan menuju dia yang sekarang; berkerudung syar'i. Gue nggak terlalu tau masa lalunya dan dari keluarga yang bagaimana dia, tapi terlihat banyak sekali kenikmatan dunia yang udah dia tinggalin, banyak sekali sifat-sifat, sikap, dan kebiasaan dia yang nggak mencerminkan agamanya yang juga udah dia buang jauh-jauh. Dan terlihat sekali bagaimana dia sangat menghargai kain yang dipakai di kepalanya, karena secara tidak langsung dia sedang "memakai" agamanya.
Cerita dia membawa gue ke satu hal yang udah mengganggu gue sejak lama; hijab is just a piece of cloth and does not represent who you are. Jujur, sekarang ini gue merasa gue tinggal di zaman yang membingungkan. Semua serba abu-abu dan buat gue ini bahaya.
Masalah yang gue miliki adalah bagaimana sekarang banyak muslimah yang berkerudung, tapi cara pikirnya, sifatnya, dan kelakuannya jauh dari apa yang dianjurkan Tuhannya. Gue pun begitu. Gue berkerudung, tapi gue pacaran. Gue berkerudung, tapi gue sering kali masih belum bisa mengontrol emosi gue. Gue berkerudung, tapi terkadang gue masih punya penyakit hati.
Gue sadar, gue dan muslimah berkerudung lainnya bukan manusia yang sempurna. Tapi yang menyeramkan adalah jika kita sudah menormalkan ketidaksempurnaan kita dan nggak berusaha memperbaiki diri. Dan untuk menjustifikasi kelakuan kita yang sangat tidak islami ini, kita malah merendahkan kerudung, beralasan kalau kerudung hanyalah kain dan ia tidak ada hubungannya sama sekali dengan akhlak. Kita sendiri lantas tetap bertingkah #yolo dan sebodo teuing.
Gue nggak tau pemikiran mana yang bener dan yang salah. Tergantung dari sisi mana kita melihat dan mungkin argumen di atas nggak 100% salah. Tapi yang jelas, melihat ada satu orang (dan gue yakin ada banyak yang juga begitu) yang sangat menghargai kerudung sebegitu tingginya, yang rela meninggalkan semua hal yang tidak merepresentasikan agamanya dengan baik hanya demi secarik kain tersebut, gue merasa sangat hina.
❤❤❤❤
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMemang kerudung dan akhlaq adalah dua hal yang berbeda. Tapi banyak yang bilang, InsyaaAllah kerudung bisa mengubah atau mengurangi perilaku yang kurang baik, nggak tau pasti kapan orang itu akan berubah. Namun, jika ada orang yang bilang "eh lu berjilbab tapi masih....." ya menurut aku sih jangan dijudgelah, setiap orang butuh proses untuk dia berhijrah kan. Ya bener kata kak Gita, kita bukan muslimah yang sempurna karena kita tau kita juga manusia biasa yang masih butuh bimbingan untuk belajar.
ReplyDeleteYa, intinya saling menghormati aja deh, kalo ada yang salah dan kurang berkenan bisa diomongkan dengan baik-baik 😊
Thanks kak Git!
Aku setuju sama kak Rosiana. Setelah aku pake kerudung, rasanya kerudung jadi sebuah 'tameng' buat diri aku sendiri. Bukan cuma ngelindungin kita dari panas, terik, tapi juga ngelindungin dan menjaga hati, pikiran, dan tingkah laku kita biar gak ngelakukin sesuatu yang di anggap buruk.
DeleteTapi yaaa namanya juga manusia. Kita sama-sama berproses, dan pasti aja selama di proses itu selalu ada krikil-krikil kecil, salah satunya dengan judgment orang-orang.
Tetap semangat terus buat saudara/i muslim untuk terus berproses jadi lebih baik.
Insyaallah, kalo ada niat selalu ada jalan.
Setuju juga mbak, betul sekali banyak yg bilang kerudung dan akhlak sesuatu yg berbeda dan kita tidak boleh men judge orang yg sedang berproses "hijrah" melakukan yg tidak dianjurkan Allah. Namun, menurut saya bagaimana pun tetap ada kaitannya :) Terkadang, saya berfikir kok bisa ya perempuan yg memakai kerudung panjang sangat syar i bisa berpacaran atau boncengan, makan berdua, saya tidak habis pikir kenapa bisa seperti itu. Maaf sekali, apabila perkataan saya menyakiti atau menyinggung teman2, saya hanya ingin menyampaikan kegelisahan saya apbl melihat ukhti sejenis itu. Mmg sebagai teman, kita terus mendoakan. Tapi dg kalimat akhlak tidak berhubungan dg hijab seperti menjadi pelindung bagi perempuan hijrah yg masih berkelakuan yg sepeti yg dijelaskan diatas. Ini real mba saya cerita. Karna saya benar2 kadang kesel sendiri. Hehe. Sekali lagi maaf apbl kata2 menyinggung :))))
Deleteyaa bener, seharusnya kalo muslimah melakukan salah bukan malah di judge tapi malah diingatkan. karena kita adalah manusia tempatnya salah, tidak pernah sempurna. yang seharunya dilakukan adalah mengingatkan bukan di judge atau direndahkan.
Deleteaku juga setuju kak, tapi terkadang aku menyayangkan kalau ada mengingatkan tapi tidak pada tempatnya dan tidak beretika. Jadinya sayang aja niat yang baik mau mengingatkan tapi tidak tersalurkan dengan baik dikarenakan cara yang tidak tepat.
DeleteYapp bener bangett ka gitaa, kerudung adalah suatu kewajiban yang kalau ditinggalkan menjadi dosa. Tetapi, kalu akhlak sendiri adalah hal yang masih bisa diubah dan masih bisa diperbaiki setiap saat. Keep istiqomah kaa gitt:)
Deletetulisan kak gita selalu membuat untuk introfeksi diri.
ReplyDeletethanks kak!😉
Terus Kak Gita akan memutuskan seperti apa untuk tidak menjadikan kerudung yang kakak pakai tidak sekadar sehelai kain? :)
ReplyDeleteKerudung: "indentitas diri" muslimah kak. Tiap kata dan pemikiran kakak so inspiringg. Jadi pengen lanjut konten nulis selanjutnyaa 😄
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThankyou for your writing kak Git, aku butuh di kick memang.
ReplyDeleteKak gita!!! MasyaAllah, i adore you banget kak. Bener banget semua apa yg di bilang sama kakak. Gue pribadi pun begitu bukan muslimah yg sempurna,, alhamdulillah masih di beri petunjuk yg baik. Di mulai dari hal2 kecil insyaallah nanti hasilnya akan berbuah besar. Semangat menuju baik siapapun itu!!! ;)
ReplyDelete..
DeleteMenurut gue akhlak dan hijab adalah dua hal yang berbeda, tapi ada penghubungnya yaitu saat kita mau memulai dan belajar untuk bersikap sesuai dengan ajaran agama maka disitulah cerminan akhlakmu adalah hijabmu. Gak ada manusia yang sempurna, pasti ada salah2nya juga dalam belajar, tp yg lebih baik itu saat kita terus berusaha untuk memperbaiki diri.
ReplyDeleteItu pendapat saya.
Masyaallah, bumbunya pas tehgit
ReplyDeleteDasar masalahnya adalah mewajarkan apa yang sebenar-benarnya tidak wajar. Kata mereka kerudung hanya kerudung.
ReplyDeleteBener bgt!! Menurut gue ga sedikit orang di Indonesia yg pake kerudung cuma karena formalitas atau ngejaga reputasi. Karena di sekolah gue kadang kalo ada yg ga make kerudung itu di cap macem". Padahal ya blm tentu juga yg pake kerudung lebih baik dari mereka, bisa aja lebih bejad. Ya jadi sangat disayangkan aja sih, bagi mereka yg nganggep kerudung itu ga ada hubungannya sm akhlak, dan some of them yg ngomong gt mereka tetep ngelakuin hal bar" dan ga merubah sikap.
DeleteMantap kak git, yuk sama sama kita semua berproses ke arah yg lebih baik. Semoga hijab adalah identitas bagi seorang muslimah bukan lagi slogan atu kata kata, tapi benar benar mencerminkan akhlaq seorang muslimah :)
ReplyDelete👍👍👍👍👍💕
ReplyDeleteLove you kak gita💕
ReplyDeleteThx for this blog, I feel same like u. We hv to be better for the next💕
Selalu keren tulisannya. Menginspirasi dan ngena.
ReplyDeleteEmang semuanya butuh proses, yang penting mau belajar terus memperbaiki diri.
Thanks gita. Menunggu untuk tulisan berikutnya :)
this is what i feel banget kak git. keresahan yang dari dulu ampe skrg melanda banget. "Gue berkerudung tapi gue pacaran" Itu dilematis banget. Padahal gue tau ini nggak bener tapi gue masih belom tau cara ngontroll diri, meskipun emang dengan berkerudung jadinya membatasi tingkah laku kita. Same as your last line "gue merasa hina"
ReplyDeleteKa gita, love you fillah.. salut bgt sm ka gita mudah mengakui kebenaran dr orang lain dan terus terang jika salah. Tetep semangat ka gita, kita semua sama2 berusaha berubah menjadi lebih baik :)
ReplyDeleteWonderful blog like usually. Keep it up Kak Gita ^_^ 화이팅 ~
ReplyDelete💞💞💞
ReplyDelete💞💞💞
ReplyDeleteKak git, boleh kenalin gak temennya itu siapa ?
ReplyDeleteInspiring �� wanna meet you kak Git. Every Youtube channel and your blogspot, makes everybody to think again n evaluate again.
ReplyDeleteKita gak mau di cap kelakuan kita dan kerudung yang kita pake sebagai citra buruk atau representasi muslimah kebanyakan. Tapi kadang kita juga ga terima kalau ada yang bilang "eh lu pake kerudung tapi begini kelakuan lu."
ReplyDeleteMungkin tulisan ini bagus buat kita kembali merefleksikan diri tanpa ada tendensi menjudge perilaku kita sebagaimana yang orang lain lakukan men-judge spt itu. Semoga kita semua berproses secara progresif menjadi seorang muslimah sejati. ���� aamiin.
bagikuuu, kerudung adalah sebuah perjalanan, perjalan menemukan Tuhan. proses perjalan itu tdklah mudah, berliku dan banyak godaanya. Tp pada akrinya, berakhir indah yaitu bisa mengenal Allah.. kerudung sekaligus repsentasi dengan agama, karna berhubungan langsung perintah Tuhan. itu sedikit yg ku tau. Hihiw. selalu dan selalu suka baca tulisanmu kak git. Hehehe. Thanks
ReplyDeletebagikuuu, kerudung adalah sebuah perjalanan, perjalan menemukan Tuhan. proses perjalan itu tdklah mudah, berliku dan banyak godaanya. Tp pada akrinya, berakhir indah yaitu bisa mengenal Allah.. kerudung sekaligus repsentasi dengan agama, karna berhubungan langsung perintah Tuhan. itu sedikit yg ku tau. Hihiw. selalu dan selalu suka baca tulisanmu kak git. Hehehe. Thanks
ReplyDelete���� Terbaik kak gita! Memang aku juga ngerasa dari sekian hijrah yang paling susah itu menghijrahkan hati. Mengendalikan hati, ibarat mengendalikan ucapan, tingkah laku, polapikir kita sekaligus. Itu susah, ga semudah bilang hijrah terus ‘covernya’ hijrah. Semangat ka! Bismillah...
ReplyDeleteLove you kak Gita❤❤
ReplyDeleteSangat menginspirasi,terima kasih ilmunya❤❤❤
ReplyDeleteThank you atas tulisannya kak. So inspiring me, jadi mau belajar lagi tentang jilbab. Jazakillahu khoir katsiran kak gita ❤
ReplyDeleteThis is one of the biggest thing that I’ve been thinking about.
ReplyDeleteI feel the same kakk git.Kadang aku ngerasa kayaa kerudung yang aju pkai itu cuman forrmalitas biasa. Padahal dari segi hati dan lain sebagainya masih dipertanyakan banget. Dengan adanyaa opini opini kecil begini serta ceramah singkat mungkin bisa balik lagi. Hanya allah yang membolak balikkan hati. Semoga kita tetep berada di jalan - nya Amin ❤️
ReplyDeleteKerudung sama akhlak memang dua hal yang berbeda tapi saling berkaitan menurutku ya. Dengan kita berkerudung setidaknya kita sudah mencoba untuk menjadi lebih baik. Meskipun mungkin sikap dan sifat kita belum sesempurna itu. No one is perfect.
ReplyDeleteSering merasa salut sama muslimah yang begitu total dalam hijrah menuju kebaikan. Selalu mendekatkan diri ke Allah berbuat baik ke sesama manusia. Semoga kita semua selalu berproses ke arah yang lebih baik yang diridhai Allah. 😊😊😊
makasih kak, udah buat aku bisa intropeksi diri setelah baca tulisan kak git diblog ini
ReplyDeleteAlhamdulillah pagi2 udah baca tulisan yg menggugah hati. Ah memang menuju kebahagiaan yg hakiki itu gak mudah. Proses hijrah yang teramat mahal. Buat ku sih jelas akhlak dan hijab berkaitan erat. Dan realitanya memang seperti sekarang ini. Aku hanya bisa terus mendoakan semoga yg menormalkan ketidak sempurnaan itu cepat disadarkan untuk terus berusaha, buat reminder diri sendiri juga dan tetep kita menyerukan kebaikan ��
ReplyDeleteGit, gue juga ngerasa apa yang lo rasain. Moga aja kedepannya kita semua bisa jadi muslimah yang lebih baik ya.
ReplyDelete❤❤❤ from malaysia
ReplyDeleteAssalamualaikum. Aku pernah dengerin wirda ngomong di m n g di kotaku. Dia juga nyinggung masalah ibarat orang yg make celana pendek se paha aja di pegang cowok pasti bakal di gampar sama cewek itu, tp kadang yg berjilbab di pegang di rangkul di apa lah aja malah mereka santai aja gpp apalagi yg pacaran tuh, seakan mereka menggunakan jilbab mereka buat hal seperti itu. Aku nda tau cara nyampeinnya tp semoga kk paham maksudnya. Nah buat pendapat kgit sendiri soal pacaran itu bagaimana? Kan kk jg pacaran tuh? Apa bakal putus, atau mau pacaran yg halal aja, yg Allah tu makin Ridho sama kita.. kan semua di mulai dari diri sendiri, aku udah coba terakhir pacaran smp, sekarang kuliah semester 3, dari masuk kuliah aku emang udah pengen menata diri untuk bener2 ga deket2 sama pacaran. Kak pencerahan dong kgit, mungkin bakal d tunggu ni opini kk soal masalah pacaran. Semoga bisa saling memberi manfaat ya❤ kk inspirasiku
ReplyDeletedidalam islam tidak ada istilah pacaran kak, apalagi pacaran yang halal hehe, yang menikah setelah pacaran wah itu luar biasa
Deletebener kak, gue merasa hidup di zaman yang penuh abu-abu, disatu sisi kita tahu, tapi nggak memperbaiki diri, dan disaat itulah kita berdosa, pacaran misalnya
ReplyDelete"Guepun begitu. Gue berkerudung, tapi gue pacaran."
ReplyDeletejujur, ga banyak yang mau mengakui "kesalahan" ini. mungkin banyak yang sering mendengar, tapi itu terasa seperti masuk kuping kanan keluar kuping kiri. dan idk why, sangat salut pas baca artikel ini.
Aah ini inspiratif bgt, merasa diri masih perlu banyak perbaikan :)
ReplyDeleteGitaaa.. So many things I wanna say, honestly.. Tapi, yg paling besar adl gw mo terimakasih sm lo karena berani nulis begini.. Thanks a lot.. Dan gw pengen nangis.. Semoga Allah selalu membimbing kita mjd muslim yg lebih baik.. Aamiin..
ReplyDelete💝💝💝
ReplyDeleteSeneng krn makin banyak yg sadar kewajiban pake hijab, sedih krn masih banyak yg 'asal pake' 😢
Semoga mrk makin paham..
Teman teman saya juga berhijab dan tetap punya pacar alias pacaran, saya juga gatau solusinya gimana. Masa nyuruh putus, dan saya pun belum berhijab. Intinya mari selalu memperbaiki diri dan saling menasehati dalam kebaikan.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteLiterally this is my very first time to put my comments here right after been reading your thoughts here kak, and now this is the right time for me put the comment down. Couldn't be more agree with those above. Jangan sampai kita lalai dan mewajarkan yang sebenernya kurang wajar untuk kita para muslimah. Salut untuk temen kak Git yang udah berhasil istiqomah di jalan Allah sebagai muslimah yang mungkin bisa aku bilang muslimah sesungguhnya. Semoga kita semua selalu diberi lindungan dan petunjuk dari Allah SWT untuk menjadi pribadi yang lebih baik di tahun ini.
ReplyDeleteKita sama2 tau yang namanya menutup aurat memang udah jadi kewajiban seorang muslimah ketika sudah baligh. Kita juga sama2 tau arti sesungguhnya dari "kewajiban" itu. Apapun kondisinya, bagaimanapun akhlak dan perilakunya, yang namanya kewajiban ya mesti dijalani. Analogikanya sama dengan makan. Kalau kita lapar kita wajib makan untuk bertahan hidup. Mau itu lagi terdampar atau perang, makan tetap menjadi kewajiban supaya bisa survive. Jadi ya kata2 "buat apa gini kalau masih gitu" nggak ada korelasinya dengan melaksanakan sebuah kewajiban.
ReplyDeleteSama kak. Aku juga merasa hina. Pingin nangis baca tulisan kakak 😭. Btw tulisan kakak bagus banget 👍❤❤
ReplyDeleteHalo kak git, percaya nggak kak git kalau ada orang nyamg nyerahin kehidupannya hanya untuk Allah dan nggak terlalu gila sama urusan dunia ? . Duh betul banget ya kita itu hidup di zaman abu-abu kita mewajarkan sesuatu yang di tentang agama, sesuatu yang memang dilarang. Duh ini kata-kata kayak mewakili isi hatiku dari dulu
ReplyDeleteGood ka git
ReplyDeletemakasih kak atas pencerahannya
ReplyDeleteKka Git... semoga di setiap perjalanan hijrah kak Git itu selalu dapey hikmah2nya dan kakak makin istiqomah di jalan Allah tuk menyebar kebaikan. Semangat Kak Gita❤:")
ReplyDeleteTulisan kk bagus dan ngena bgt
ReplyDeleteaku juga ngerasain apa yang kaka rasakan, kadang merasa malu didepan teman yang sangat istiqomah dengaan hijabnya, semoga kita makin bisa memperbaiki diri
ReplyDeletegue merasa tersindir ya, mewajarkan seorang muslimah tidak berhijab :'), abis gmn yah susah
ReplyDeleteTerima kasih kak gita sudah menjadi salah satu tokoh yg menginspirasi saya ❤
ReplyDeleteSemoga kita bisa istiqomah kak aamiiin
ReplyDeleteGue seorang mahasiswi yang sedang berusaha menguatkan diri utk menggunakan hijab setiap saat,yg pada biasanya cuman pake disaat gue dateng ke kampus doang karena mayoritas disana menggunakan hijab, tp dlm keseharian gue itu gue memang agak terganggu dengan hijab karena gue sadar kelakuan gue begimana dan lingkungan gue yg ga bisa menahan prilaku gue yg ga bener itu, tp suatu saat gue berfikir kalau hijab itu menahan diri gue utk berprilaku tidak sesuai syariat dan hijab gue. Dan aktivitas diluar kampus tidak memaksa hati gue bisa berhijab, gue kebingungan dg keterpaksaan hijab itu, apakah hijab itu membentuk diri utk berprilaku baik atau berprilaku baik dulu baru berhijab, sebuah kalimat yg bikin gue nangis utk memutuskan kewajiban agama, gue sangat berdosa
ReplyDeleteSemoga kita senantiasa ditingkatkan keimanan, dan diberi kemudahan untuk istiqamah di jalan Allah SWT 😊 Aamiin ya Rabb
ReplyDeleteYang dikatakan kak gita benar adanya dan sya setuju, tapi mnurut sya ketika kita sdah mengambil langkah untuk mengenakan kerudung itu sudah baik dan sangat baik, karena bagaimana pun itu termasuk dalam agama kita (Islam), masalah yg lainnya mngkin itu hanya butuh proses kak.
ReplyDeleteAku pun begitu, terkadang merasakan hina ketika melihat seseorang yg jauh lebih baik dan bisa istiqomah.
ReplyDeleteaku merasa seperti itu juga, lingkungan ini berasa tidak adil terkadang dengan orang yang istiqomah.
ReplyDeletedibilang gini lah gitu lah, padahal mereka yang bilang itu juga memakai kerudung. ketika aku sedikit melenceng dari apa yang mereka anggap biasa aja,namun hati nuraniku bilang hal itu salah. secara ga langsung mereka menghakimi sesuatu yang padahal itu adalah hal yang benar dalam islam.
Dan sampai sekarang aku pribadi belum bisa istiqomah, karena omongan orang masih saja bisa mempengaruhi diriku.
Kalo bagiku kerudung juga bisa sebagai pengingat buat kita.
ReplyDelete😍😍😍
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAllah udah memberi pedoman hidup buat kita, semuanya udah dituangkan dalam Alquran dan Alhadist.. yang kita harus lakukan adalah mempelajari dan memahaminya serta mempraktekannya.
Kak gitaa.. semangat yaa cari ilmu dunianyaa, tapi jangan lupa juga masih ada 30 juz dalam Alquran yang sbenarnya wajib dipelajari juga..
Semoga hidayah selalu menaungi kaa gita
Amiin
persis dengan apa yang aku pikirkan dan pertimbangkan belakangan ini, dan semuanya terangkum di kalimat terakhir tulisan kak git ini. i feel you, kak. mungkin akan ada saatnya kita untuk berubah mjd lebih baik lagi as a muslimah. tapi aku jadi keinget kata-kata temenku, "hidayah itu dijemput, bukan ditunggu". May Allah bless you kak gita, terimakasih atas tulisan yang menyentuh ini..
ReplyDeletesedih, berasa ngaca
ReplyDeletebaca post ini :(
istiqomah dalam perubahan yang lebih baik memang sulit
Jujur ini post yg paling gue tunggu kak, mikir kapan ya ka gita bikin topik ini, and finally.
ReplyDeleteSemoga aku, kagita, dan semua muslimah bisa jadi muslimah seutuhnya yg berhijab syar'i dan menjauhi apa yg seharusnya di jauhi dalam islam.Aamiin ya :) nantiin kagita syar'i jujur deh
kalau kita merasa belum kaffah dalam menjalankan syariat islam padahal sudah lama berhijab, tak perlu menyalahkan kpda si hijab. karena sbenarnya syariat islam bukan d lakukan secara bertahap melainkan secara bersamaan. tetap berhijab juga memperbaiki diri
ReplyDeletenah iya masalahnya itu kak. Kita kadang udah tau itu dilarang sama agama tapi kita masih nganggap kita masih punya banyak waktu untuk memperbaikinya.
ReplyDeleteKalo kakak kelas aku bilang "orang pakai kerudung cuma buat nutupi kedoknya doang, biar gk keliatan busuknya" Tp setelah baca ini jadi berpikir kembali.. 😁😁😁
ReplyDeleteKalo kakak kelas aku bilang "orang pakai kerudung cuma buat nutupi kedoknya doang, biar gk keliatan busuknya" Tp setelah baca ini jadi berpikir kembali.. ������
ReplyDeleteKalo kakak kelas aku bilang "orang pakai kerudung cuma buat nutupin kedok doang". Pas baca ini jadi lebih tau gmn orang berkerudung
ReplyDeleteK
ReplyDeletecerita yang sangat ironi.
ReplyDeletetapi alhamdulillah sudah berani berhijrah dan meninggalkan kenikmatan duniawi...
Apa yang kak gita rasakan, juga pernah aku rasakan, mungkin sebagian dari muslimah lain juga.
ReplyDeleteKetika ngelihat orang yang benar-benar memperbaiki dirinya, pakai hijab syar'i, ah pokoknya lihat dirinya adem aja, terus ngerasa diri sendiri kayak apaan gitu, ga ada kemajuan menuju lebih baik hahaha
Semangat kak Gita... Ceritanya keren kak ;)
ReplyDeleteIzin curhat dikit ya. Dulu gue ngerasa Islam itu tdk ada bedanya dg agama lain. Cara kita ibadah sholat lima waktu dan cara agama lain ibadah itu beda. Setidaknya itu yg gue pikirin dulu.
ReplyDeleteKtk kuliah skrg gue kembali belajar islam. Ternyata emang benar islam itu agama yg sempurna. Aturan sosial, ekonomi, politik, berpakaian, pergaulan, dan pikiran pun diatur oleh Islam.
Kita sering bingung di dunia ini krn seakan tidak ada yg 100% benar dan 100% salah. Ini gue dapat jawabannya krn kita blm menggunakan pemikiran Islam. Kita tdk menjadilan Islam sbg dasar seluruh pandangan hidup kita.
Jk kita gunain kacamata Islam, benar dan salah, terpuji dan tercela akan nampak. Jadi intinya gue mau share ttg agar gk bingung ngejalanin hidup ini ya gunai pemikiran, aturan, dan cara hidup yg telah sepaket dg Islam.
gue pendatang baru di kolom komentar kak Git, padahal udah lama banget baca2 post dari mu, mengisnpirasi banget.
ReplyDeletemakasih kak Git :)
setuju banget dengan ka gita, jangan sampai menormalkan ketidaksempurnaan kita, perbaiki diri.
ReplyDeletesejujurnya gw termasuk yang anggep ini jilbab sbg 'gaya berpakaian gw' aja, dimwana gw berharap pribadi gw gak langsung di judge bedasarkan apa yang gw pake. hehe. tapi semakin tua, gw jadi mikir bahwa gw mau jilbab ini gak cuma berpengaruh ke luar aja, tapi juga ke dalam diri gw sendiri. yaaa jadi reminder kalo kita harus ttp terus belajae jd muslim yang baik. aamiin.. semoga deh hehe
ReplyDeletekeep posting yaaak gitak. ini nican haha dah lama ga blogwalking, tapi sering jd silent reader sih, postingan lo seru :D
Setelah membaca tulisan ini, khususnya yang membicarakan bagaimana kejayaan Islam di Turki. Aku pengen banget kak Gita someday travel ke provinsi Andalusia di Spanyol untuk merasakan feel yang pernah aku rasain di kota-kota penting dimana kaum muslim dahulunya berjaya selama 8 Abad lamanya khususnya ke kota Granada, Cordoba, Seville, Toledo, ect. Hingga kini kota-kota tsb tetap memiliki julukannya sebagai warisan peradaban islam di Eropa yang kaya akan sejarahnya salah satunya tempat-tempat yang terkenal Masjid Agung Cordova (tidak berfungsi lagi sebagai tempat ibadah melainkan seperti museum yang juga difungsikan bangunannya untuk Katedral Katolik) - Alcazar Real de Sevilla, sebuah istana di kota Sevilla. Istana Alhambra yang terletak di kota Granada dibangun oleh Sultan Muhammad I juga istana tersebut sebagai monumen sejarah seni rupa dunia. Dan masih banyak lagi tempat warisan peradaban Islam di Spanyol - Andalusia.. Masyaallah....
ReplyDeleteMasyAllah... pikiran aku terbuka luas baca tulisan Kk Gita. Hidayah memang datang darimana saja dan caranya pun sopan dengan membaca tulisan ini salah satunya.
ReplyDeleteAku pernah dengar, jika ada seorang muslim berlaku salah jangan salahkan islam melainkan perbuatannya. Oleh karena itu, tugas kita sebagai manusia untuk saling mengingatkan dgn cara yg baik tentunya.
Dan untuk mengamalkan islam secara sempurna juga butuh proses. Akan banyak godaan pasti tetapi nikmati saja Allah tahu niat dan action yg kita usahakan.
Tulisan ini mewakili apa yang aku rasa.
ReplyDeleteBahwa kerudung dan ahlak itu 2 hal yang berbeda, tapi dengan berkerudung Insyaallah akan menjadikan kita lebih baik.
Karena setiap orang yang ingin berhijrah butuh proses.
Terimakasih git, selalu menginspirasi
Nyambung sama tulisan ka gita setelahnya, manusia banyak alasan (dan soudzon). Kaya ka gita bilang, semua serba abu2. Kita gatau mana yg salah dan mana yg bener. Termasuk masalah kerudung ini. Rasanya, Sebenernya sudah sangat jelas. Kerudung bukan sekedar kain, tapi identitas. Yang kalo dijabarkan lebih luas akan nyambung sampai ke bagaimana kita sebagai manusia bersikap alias akhlak, meliputi iman, hingga kita sebagai seorang muslim hanya dari selembar kain. Kaya tadi aku bilang, nyambung sama blog gita setelahnya, manusia banyak alasan. Kita udh tau sebenernya kerudung bukan cuma sebagai identitas pembeda agama doang, nyambung ke akhlak dll, tapi kita terlalu banyak alasan, "kerudung kan cuma identitas, ngapain di kerudung kalo akhlaknya ga bagus, kerudung cuma buat nutupin kedoknya doang" padahal sebenarnya jawabannya hanyalah, kita blm bisa dan banyak alasan untuk tidak bisa berlaku sbg org yang "berkerudung"
ReplyDeleteIni ngomong apa ya aku belibet bgt.
iya bener kak sekarang itu lagi di zamannya abu abu. terkadang yang sudah istiqomah dijalannya acap kali di bilang "terorislah, sok islami dll" sedangkan ada orang yang masih berhijrah acap kali dikomentari "lo pake kerudung tapi begini, begitu" astaghfirullah
ReplyDeleteJadi ingat quotes yang di posting di salah satu akun islami di instagram. Katanya, "bukan salah hijabku. Sekiranya kau dengar aibku, kau melihat keburukanku, kau tau bagaimana sifatku. Salahkan saja aku. Karena itu akhlakku, bukan salah hijabku.." - @ukh_dev di @negeriakhirat
ReplyDeleteJadi bukan salah hijab kita, menutup aurat memang sudah kewajiban kita sebagai wanita muslimah. Kalaupun ada perilaku kita yang kurang baik, berarti ya itu salah individunya bukan salah hijabnya.
MasyaAllah begitu mencintainya dia terhadap kain yang mencerminkan agamanya, dengan begitu semakin terlihat bahwa keimanan kita belum ada apa apa nya.
ReplyDeleteAstaghfirullah
"Tapi yang paling menyeramkan adalah....dst," ini yang saya garisbawahi. saya baru membaca (jika tidak salah) 5 postingan Mbak Gita dan saya suka. Tulisam seringkali mencerminkan jiwa yang menulis. Good Luck!
ReplyDeleteaku pengen nangis bacanya :'(
ReplyDeleteso so sooo inspiring
ReplyDeleteBarakallah
ReplyDeletesetuju kak. semoga dengan hijab ini, kita selalu di istiqomahkan dalam jalan kebaikan, dalam jalan yang Allah ridhai. semangat buat berubah lebih baik kak! kita sama-sama saling mengingatkan yaa. :)
ReplyDeleteMasyaallah
ReplyDeletesetuju kak. semoga dengan hijab ini, kita selalu di istiqomahkan dalam jalan kebaikan, dalam jalan yang Allah ridhai. semangat buat berubah lebih baik lagi kak! kita sama-sama saling mengingatkan yaa. :)
ReplyDeletemaa syaa Allah, salut liat kak gita, bisa lihat kesalahan pd diri sendiri. dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. kadang aku liat kebanyakan orang dia nggak bisa menerima kesalahan yg dilakukan. dan dia cuma hanya menjadi penilai gerak-gerik orang lain.
ReplyDelete💕💕💕💕💕
ReplyDeletePanutan-ku :)
ReplyDeleteaku juga merasa hina 😢
ReplyDeleteAq setuju git. Kerudung hijab dll salah satu aja dr bentuk ketaatan....pe er ketaatan lain masih banyak. Jadi gak bisa banget nilai seseorang dari prnampilannya, karena ibaratnya , itu cuma 1% dari dirinya , bukan menggambarkan big picturenya. Jadi g bisa banget nilai baik buruk dari hijabnya, walau harus diakui, ketika seseorang berhijab, ia tak hanya membawa dirinya, tp juga agamanya makax ya sebisa mungkin berusaha merepresentasikan dgn baik.
ReplyDeleteTerkait ma turki, g turki aja sebenarnya negara yg qt kira muslim bgt tp ternyata kagak, banyak jg maksiat2nya. Yah namanya jg mantan khilafah. Ya udah di takwil jg kan, klo semua bangsa bakal digilirkan kejayaan dan kebangkitannya, masa mereka udah habis. Yg dapat giliran ialah bangsa terbaik di masanya yg mnjga ruh islam. Dan konon itu klo skr d indonesia dan malaysia mungkin, yang bahkan ghirah islamnya tinggi sekali, dibanding ma negara2 semenanjung arab. Makanya, ya qt jangan naif2 banget menganggap kalo arab, orang arab dll pasti baik, suci dll krn sejarahnya, ya sama aja sih.
MasyaAllah nyentuh sekali kak git😯
ReplyDeleteKak gitttt
ReplyDeleteSetuju kak, kebanyakan orang menilai seseorang itu dengan kerudungnya. Padahal kerudung sama sekali nggak berhubungan dengan akhlak. Yang mungkin akhlak kita belum bisa sempurna dengan apa yang kita pakai. Semoga ke depannya kita bisa menjadi pribadi apa yang seharusnya dimiliki wanita sholehah. Aamiin. Semangat kak Git!
ReplyDeletethanks for post this kak, jadi mikir banyak wkwk
ReplyDeletePendapat saya dia berani meninggalkan sesuatu yang bisa dibilang berupa "kenikmatan" karena dia yakin terhadap balasan yang terjadi terhadap apa yang dia lakukan. Pada dasarnya argumentasi ataupun keraguan yang terjadi dalam pikiran kita terjadi karena kita belum yakin dengan apa yang menjadi pedoman kita. Harusnya kita yakin terhadap apa yang seharusnya kita percayai, urusan hasilnya gimana, tinggal serahin aja sama yang "Maha Mengatur".
ReplyDelete(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Ali 'Imran 3:60)
So, jangan ragu-ragu tentang apa yang udah harusnya jadi pedoman.
Pendapat saya dia berani meninggalkan sesuatu yang bisa dibilang berupa "kenikmatan" karena dia yakin terhadap balasan yang terjadi terhadap apa yang dia lakukan. Pada dasarnya argumentasi ataupun keraguan yang terjadi dalam pikiran kita terjadi karena kita belum yakin dengan apa yang menjadi pedoman kita. Harusnya kita yakin terhadap apa yang seharusnya kita percayai, urusan hasilnya gimana, tinggal serahin aja sama yang "Maha Mengatur".
ReplyDelete(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Ali 'Imran 3:60)
So, jangan ragu-ragu tentang apa yang udah harusnya jadi pedoman.
Bisa lihat di negara sendiri jg Git, mayoritas Muslim tetapi kebanyakan dari mereka tidak tahu mengapa mereka beragama Islam (karena keturunan). Sebenarnya ini dasar banget yang perlu dipahami untuk menjalani hidup kita kan.. Siapa yg menciptakan kita? Kenapa Dia menciptakan kita? Tujuan kita diciptakan untuk apa? Agama kita saat ini sudah benar belum sih?
ReplyDeleteNah, menurutku jika kita sudah paham jawaban itu semua, bisa lebih mantap menjalani hidup ini dengan berpedoman kepada yang benar. Mau melakukan yang hal2 yang boleh dan tak boleh dilakukan, otomatis bisa dijalani karena rasa yakin kepada yg "benar" itu sudah kita pahami.
Allahualam.. semoga kita dapat terus belajar agama :)
Keep insipiring.
Terima Kasih, Gita. Gue baru tau lo setahun belakangan ini, dan lo benar - benar menginspirasi banget. Semoga lo selalu diberi kesehatan, agar bisa terus berbagi hal - hal positif buat banyak orang :)
ReplyDeleteSo inspiring kak
ReplyDeleteKalau menurut saya kak, berkerudung aja dulu, kemudian akhlak pelan-pelan diperbaiki. Ibarat kita sudah menutup salah satu pintu menuju neraka, pintu-pintu yang lain menyusul. Mungkin yang salah kalau sudah berkerudung tapi sama sekali tidak ada usaha untuk memperbaiki akhlak
ReplyDeleteHalo, kakak. Artikel kakak sangat menginspirasi dan bagi saya sangat kritis. Yang terpenting adalah mengembangkan akhlak dan pikiran yang sehat. Akhlak yang baik akan membuat kita menjadi orang yang bener-bener religius. Pakaian juga harus mencerminkan akhlak kita.
ReplyDeleteSemangat kakak!!!
Keren kak tulisannya, nggak terkesan menggurui.
ReplyDeleteSubhanallah...
ReplyDeletefollow me : fahrulsdaily.blogspot.com
Paling seru bertukar pikiran Dan saling intropeksi. Karena perubahan itu butuh waktu..
ReplyDeleteAku suka vlog ka gita, Dan Sekarang aku baca blog kaka.. Semua Yang ka gita post itu banyk Yang dapet kita perlajarin. Thanks ka ♥
ini bener banget. sekarang orang - orang jadi kejebak di kategori 'In-between'. Mayoritas cuman ngikut tren yang ada di lingkaran sosialnya, nggak punya pendirian. Sebenernya nggak terlalu setuju sama orang - orang yang ngejustifikasiin dirinya sendiri dengan ngomong "Ya orang pake kerudung juga butuh proses, nggak bisa langsung berubah" I mean, I tolerate that kalo dia ngomong gitu baru di tahun pertama atau tahun kedua dia pake hijab. Tapi kalo di tahun - tahun yg selanjutnya dia tetep sama aja? baru udah nggak bisa ditolerir lagi. Soalnya sekarang banyak yang pake hijab dengan alasan "Nggak mau ada 'bad hair day" atau "Rambut gue tipis, jadi bagusan dihijab" atau "Muka gue lebih cocok buat pake hijab daripada nggak pake hijab"
ReplyDeleteMan, hijab itu bukan aksesoris.
Jujur dulu dari SD sampe SMA kelas 1 emang gue masih sering pake kerudung kalo kemana - mana. Tapi gue mulai komitmen pake kerudung itu waktu SD, dan asal lo tau aja, gue pake kerudung waktu itu ya gara - gara ngikutin temen doang. Gaada yang bisa nyalahin gue soalnya, anak SD tau apaansih? ngeliat darah di celana dalem aja ketakutan.
Nah di kelas 2 SMP, tiba - tiba gue mempertanyakan keberadaan Tuhan. Terus dari kelas 2 SMP sampe sekarang (gue masih SMA) juga gue masih mempertanyakan keberadaan Tuhan. Bukan ateis sih, tapi agnostik. Gara - gara itu, gue memutuskan untuk ngebuat surat pengakuan ke orang tua dan kemudian lepas kerudung. Soalnya gue ngerasa, dengan kondisi keimanan gue yang sekarang, kalo gue pake kerudung itu sama aja kaya gue mencaci maki agama islam. Orang - orang islam yg udah bener - bener berhijab juga pasti bakal ngerasa tersinggung kalo orang kaya gue make kerudung.
Intinya mah kerudung itu bukan aksesoris. Kalo emang masih belum bisa mengimani ajaran - ajaran agama islam dengan sungguh - sungguh, ya nggak usah maksain.
Jd inget pas pertama kali coba kuliah pakai kerudung yang lebih panjang, besar/jumbo. Jd ngerasa malu bgt sm jilbab yg ku pakai klw aku dekat laki2 atau jalan sm teman laki2.. Dan yg ku perbaiki adlah akhlak, kelakuan. bkn mnghindari atau anti sm jilbab jumbo. Jstru skrg smkin nyaman dg kain yg lebar itu, dan maluu pke jilbab yg tipis dan pendek itu
ReplyDelete😍😍😍
ReplyDelete😍😍😍
ReplyDeleteSukaaaa ❤
ReplyDelete💕💕💕💕
ReplyDelete💕💕💕💕
ReplyDelete💕💕💕
ReplyDeleteSuka bacanya gak ngebosenin 💕
ReplyDelete"Tapi yang paling menyeramkan jika kita menormalkan ketidakasempurnaan dan gak berusaha memperbaiki diri sendiri."
ReplyDeleteDunia sekarang emang ga jelas hitam dan putihnya. Bahaya. Dan lingkungan sekitarku juga ga begitu baik untuk diajak sharing dan belajar agama.
Tulisan kak gita yg ini bener2 nampar aku smh
Like like
ReplyDeleteIya ya 😶
ReplyDelete💕💕💕
ReplyDeleteDear Gita,
ReplyDeleteAku suka dengan caramu berpikir yang menunjukkan bahwa kamu mempelajari batasan antara dunia dan Islam. Nampak sekali kalau kamu adalah orang yang sabar (dalam artian mau berproses).
Untuk tulisan ini, aku setuju merendahkan kerudung sebagai penutup aurat memang salah besar. Justru pakaian yang menutup aurat wanita dengan sempurnalah yang memuliakan seorang wanita (aku juga belum sepenuhnya bisa seperti ini).
Akhlak berasal dari ilmu dan hati yang bersih yang akan diperoleh seseorang berkat hidayah dari Allah SWT, berkat rahmatnya Allah. Memang setiap orang harus berusaha untuk terus di jalanNya agar terus ditambahkan hidayah baginya. Namun kita harus terus sama-sama berusaha berprasangka baik kepada sesama muslim dan sesama hambaNya Allah. Kita tidak pernah tahu kedepannya dia akan seperti apa, mungkin suatu hari kita bisa iri dengan kebaikan akhlak dan ibadahnya.
Aku berkomentar ini karena aku sering mengalami pemikiran dan perasaan seperti yang diungkapkan Gita disini, dan jujur tidak mudah untuk mengatasi pemikiran dan perasaan demikian.
Semoga kita selalu dilindungi oleh Allah.
kak gita you're inspired me!!
ReplyDeletekak gitaaaa, you're inspired me!!
ReplyDeletekak gitaaaa, you're inspired me!!
ReplyDeleteYup, mungkin hijab memang sekedar kain.
ReplyDeleteDia akan berguna saat dipakai menutup aurat.
Akan bermakna ketika kita bisa menjalai syariat, dan memperbaiki sikap juga akhlak.
Karena wanita itu mulia dan Dimuliakan Allah
Inspirasi ku
ReplyDeleteIt was the first time gue baca blog nya ka gita, dan sungguh gue bercermin banget dari cerita yang ini. Ada unek2 yg selama ini mengganggu gue dari awal masuk kuliah dan gw memutuskan berhijab kemanapun gw pergi,cuma dibuka di rumah aja. Sampe sekarang gue tingkat akhir pake hijab kemanapun masih berjalan. Tapi gue merasa malah membawa buruk hijab gue karena gue masih pacaran. Ditambah tekanan gw nambah ketika adik gw yg dari smp udh masuk sekolah keagamaan,sekarang udah pesantren. Trus org tua gue juga sangat kuat dlm masalah keagamaan terutama sekarang lagi menjalankan sunnah dgn baik, sedangkan gue kayak begini adanya. Dulu disuruh ke sekolah agama gue memberontak gamau dan akhirnya dari dulu sampe sekarang gue ttp d sekolah negri. Gue merasa bukan jadi kakak yang baik dan juga anak yang baik. Gue merasa hina melihat mereka menjalankan ibadah dan keagamaan dengan sangat baik. Gue juga merasa sekarang hidup gue dalam warna abu2 itu meskipun sekarang udh mulai berubah dikit2..
ReplyDeleteSo inspiring ka Gita 👍
ReplyDeletegila ini gue banget sih kak. akhirnya ada orang yang buat kata2 yang gue bgt. selama ini gue gapernah bisa merangkai kata2. semua tulisan lo itu lagi jadi pikiran gue selama 6 bulan belakangan ini. dan gue gatau harus mulai darimana ngerubah abu2 itu jadi jelas:'
ReplyDeleteYoyoi Git, kadang masih suka ngeriba, nikah pake hutang, dugem dan ngerendahin sm orang yg blm istiqomah pake hijab kayak saya hmmm salut banget sama temen kamu, ga banyak omong tp bner2 takwa
ReplyDelete💕
ReplyDelete��
ReplyDelete😍😍😍
ReplyDeleteYap itulah, kita yang ga sempurna dan tau akan ketidak sempurnaan itu jangan sampai menormalkannya dan ga berusaha berbenah, karena semua itu jadi bikin banyak yang berpikir kalo itu adalah hal yang normal
ReplyDeletebaca tentang kerudung, jadi inget mau pake kerudung ala kak gita kok jadi aneh di aku, wkwk
ReplyDelete