by Gita Savitri Devi

9/30/2018

Some Informations We All Need

APA ITU PELECEHAN SEKSUAL?
Pelecehan seksual adalah perilaku yang berhubungan dengan seks yang tidak diinginkan, yang terjadi secara lisan, tindakan, maupun lewat isyarat.

APA SAJA YANG TERMASUK PELECEHAN SEKSUAL?
- Pemerkosaan atau percobaan pemerkosaan
- Pemaksaan keinginan seksual yang tidak diinginkan
- Memegang, menyudutkan, bersender kepada seseorang yang tidak diinginkan
- Memandang dan melakukan gesture seksual
- Bercandaan, ejekan, komentar, pertanyaan, pernyataan seksual yang tidak diinginkan
- Bersiul kepada orang lain
- Cat calls
- Komentar seksual terhadap bentuk tubuh, cara berpakaian, maupun penampilan orang lain
- Ekspresi wajah, kedipan mata, throwing kisses atau licking lips
- dsb

PELECEHAN SEKSUAL TERJADI PADA SATU DARI TIGA WANITA DI DUNIA DAN PADA SATU DARI ENAM PRIA. KENAPA DINORMALISASI?
1. Rape culture
2. Victim blaming
3. Kurangnya edukasi menyeluruh akan sexual behaviour dan sexual violence

APA ITU RAPE CULTURE?
Rape culture adalah sebuah lingkungan di mana pemerkosaan dianggap lazim terjadi dan kekerasan seksual dinormalisasi. Rape culture dilakukan dan dibudayakan lewat pemakaian kata-kata misogynist (yang menyudutkan wanita), objektifikasi tubuh wanita, dan glamorisasi terhadap kekerasan seksual di kehidupan sehari-hari maupun di popular culture.

APA SAJA YANG TERMASUK RAPE CULTURE?
- Menyalahkan korban dengan cara meneliti pakaian korban, mental state, motive, dan juga kelakuan korban
- Menyepelekan pelecehan seksual —> „Ahh, namanya juga laki-laki. Nafsu mereka memang lebih tinggi.“
- Menolerir pelecehan seksual
- Mengartikan „kelaki-lakian“ sebagai DOMINASI dan memiliki NAFSU LEBIH TINGGI (sexually aggressive)
- Mengartikan „kewanitaan“ sebagai PENURUT dan tidak lebih agresif secara seksual
- Beranggapan bahwa hanya wanita „nakal“ lah yang bisa dilecehkan
- Mengajarkan wanita supaya tidak dilecehkan dan tidak mengajarkan pria supaya tidak melecehkan

APA ITU VICTIM BLAMING?
Menyalahkan korban yang terkena pelecehan seksual. Seseorang menyalahkan korban karena dia tidak mau tahu dan mau menjauhi diri dari kejadian yang tidak mengenakan. Dengan cara melabeli dan menuding korban, orang tersebut beranggapan dirinya tidak sama dengan korban. Maka dari itu dia merasa akan terhindar dari pelecehan seksual tersebut.

Sikap ini bisa mengenyampingkan korban pelecehan seksual dan membuat mereka makin tidak mau menceritakan dan melaporkan kejadian. Sikap ini juga MEMPERKUAT ALASAN BUATAN SI PELAKU PELECEHAN, „Kejadian ini terjadi karena salah korbannya. She’s asking for it.“. Pelecehan seksual bukan kesalahan korban, tetapi hal tersebut adalah pilihan si pelaku untuk tidak melakukannya! Dan bukan kewajiban korban untuk memperbaiki situasi.

BAGAIMANA CARA SUPAYA BISA MELAWAN RAPE CULTURE DAN VICTIM BLAMING?
- Berpikir dan bersikap kritis terhadap bagaimana lingkungan dan media menggambarkan laki-laki, wanita, relationships, dan kekerasan
- Tidak menggunakan bahasa yang mengobjektifikasi dan menyudutkan korban
- Jika kalian melihat seseorang melakukan bercandaan seksual atau melakukan pelecehan, SPEAK UP!
- Jika seseorang bilang ke kalian bahwa dia dilecehkan, have a conversation with this person and be supportive
- Beri tahu si korban bahwa apa yang terjadi bukan kesalahan dia
- Jangan biarkan si pelaku beralasan konyol terhadap apa yang dia perbuat, seperti menyalahkan korban atau keadaan
- Artikan sendiri „kelaki-lakian“ dan „kewanitaan“, terlepas dari stereotip yang ada
- BE AN ACTIVE BYSTANDER! Karena diam berarti membuat rape culture dan pelecehan seksual terus dianggap lazim di masyarakat.

BAGAIMANA KEADAANNYA DI INDONESIA?
- Menurut CATAHU 2018 Komnas Perlindungan Perempuan, di ranah privat/personal persentasi kekerasan seksual adalah sebesar 31% (2.979 kasus)
- Untuk kekerasan seksual di ranah privat/personal tahun ini, incest (pelaku orang terdekat yang masih memiliki hubungan keluarga) merupakan kasus yang paling banyak dilaporkan yakni sebanyak 1.210 kasus, kedua adalah kasus perkosaan sebanyak 619 kasus, kemudian persetubuhan/eksploitasi seksual sebanyak 555 kasus. Dari total 1.210 kasus incest, sejumlah 266 kasus (22%) dilaporkan ke polisi, dan masuk dalam proses pengadilan sebanyak 160 kasus (13,2%)
- Di tahun ini, CATAHU juga menemukan bahwa pelaku kekerasan seksual tertinggi di ranah privat/personal adalah pacar sebanyak 1.528 orang, diikuti ayah kandung sebanyak 425 orang, kemudian diperingkat ketiga adalah paman sebanyak 322 orang. Banyaknya pelaku ayah kandung dan paman selaras dengan meningkatnya kasus incest.
- Di ranah publik (pelaku dan korban tidak memiliki hubungan kekerabatan, darah ataupun perkawinan), kekerasan seksual mencapai angka 76% (2670 kasus), yaitu pencabulan (911 kasus), pelecehan seksual (708 kasus), dan perkosaan (669 kasus)

-------------------------------------------------

Gue terpelatuk oleh direct message salah satu followers gue di Instagram yang berkata bahwa jika seorang wanita mengalami pelecehan seksual, maka dirinya harus introspeksi diri. Lihat lagi cara dia berpakaian dan kenapa dia bisa mengundang laki-laki untuk melecehkan dirinya. Katanya lagi, Islam sudah mengatur bagaimana wanita harus berpakaian agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Wanita harus menutup aurat karena pria memiliki nafsu lebih besar dan aurat wanita bisa memicu hal-hal nggak enak.

Oke, gue setuju kalau Allah SWT mewajibkan umatNya yang wanita untuk menutup aurat. Tapi gue sangat tidak setuju jika alasan menutup aurat adalah untuk menghindari pelecehan. Hi, have you heard of SELF-CONTROL? Setiap manusia dikasih nafsu, tapi juga dikasih akal pikiran. Jangankan nafsu untuk megang-megang atau bahkan memperkosa cewek lain, nafsu makan kebanyakan sampe begah aja harus ditahan. Dan bukan salah si korban kalau si pelaku nggak bisa menahan nafsunya. It's never about the women's clothes. Kenyataannya ada banyak wanita yang udah menutup aurat pakai pakaian syari, tapi tetap kena pelecehan.

Maaf banget, tapi memanfaatkan agama untuk membudayakan rape culture adalah salah satu hal yang paling menjijikan. Yes, it is rape culture if you think the victim is the one responsible for this unfortunate occurance. It is rape culture if you normalize and think sexual harassment is prevalent, because heeyyy boys will be boys, right?!

Gue berharap siapapun dari kalian yang merasa pelecehan seksual adalah tanggung jawab si korban, setelah membaca informasi di atas, kalian tersadar jika kalian sedang berada di bawah pengaruh budaya patriarki dan rape culture yang sangat pekat di masyarakat kita.
Share:

29 comments

  1. I agree with you. Sometimes the people need to be open-minded as this matters are not just about you kena tutup aurat so there is no man will harm you. By the way, kak Git! congratulation on your wedding! Barakallah alaik! Love from Malaysia.

    ReplyDelete
  2. Dan orang2 pun menutup mata kalo ada versi predator perempuan yang menargetkan wanita2 berpakaian sangat syari. Otak mesum mereke justru membangun sebuah 'tren' baru: semakin tertutup, semakin bikin penasaran 'isinya' gimana yaaa..

    ReplyDelete
  3. Terimakasih untuk informasinya kak Gita. Sehat selalu

    ReplyDelete
  4. ngeliat catatan yang ada kayak gitu, kok ngeri banget ya ngebayanginnya.
    cara ngebentuk orang supaya enggak berkelakuan bejat kayak gitu gimana caranya ya? apalagi sampe menggunakan agama sebagai suatu alasan.

    ReplyDelete
  5. Intinya, baik laki-laki maupun perempuan, kita harus sama-sama aware dan lebih kritis lagi tentang hal buruk yang sudah mulai meng "general". jangan lantas perempuan menyalahkan laki-laki, ataupun sebaliknya. dua insan manusia ini harus saling memahami satu sama lain, berkomitmen satu sama lain. not all men like that, and not all women also have the potential to get it. don't always blame gender.

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah dirimu mengangkat tema ini git,, gw disini sebagai salah seorang pendengar yg pernah beberapa org korban menceritakan pelecehan seksual,, disini saya menyimpulkan bahwa korban memiliki trauma yg mendalam atas kejadian tsb dan susah untuk menceritakan kejadian tsb kpd org lain,, trauma tsb tdk akan bisa hilang dengan cepat,, dan apabila korban tdk ditangani akibatnya korban bisa menjadi pelaku untuk dikemudian hari apabila tdk di tangani traumanya,, gw sbg tenaga kesehatan, menekankan siapa pun yg menjadi pelaku ataupun korban pelecehan seksual untuk bercerita kpd psikiater/psikolog/dokter agar mengurangi/meringankan trauma yang ada dengan terapi dan pengobatan lebih lanjut,,
    Mohon maaf apabila perkataan/kalimat saya ada yg tdk sesuai/tidak setuju,,
    Apabila ada pelecehan seksual mohon masyarakat untuk speak up dan konsultasikan ke tenaga kesehatan,,
    Xoxo

    ReplyDelete
  7. Jadi inget pernah ada blogger yg bahas dirimu vs artis itu soal menghadapi pelecehan seksual. Tapi dibanding dia aku lebih percaya padamu Git. Karena setiap omongan atau tulisanmu nggak seenak udel

    ReplyDelete
  8. danke, Frau Gitaa..
    maaf sok Deutsches wkwkwk, ane mampir kesini sebab liat di video Ka Gita yang lagi ngeblog so langsung buka linknya hehe. tulisannya ini mengesankan, kalo dibayangin ya emang ngeri seperti apa yang mas Ahmad Fauzi cakap.. setuju banget sama beberapa kutipan punya Ka Gita :)

    ReplyDelete
  9. Terimakasih banget kak git infonya. Seneng banget kalo kakak juga mau baca blog receh aku di https://punyahany.blogspot.com/, dimana sedikit banyak kak Gita udah jadi motivasi aku untuk nulis blog lagii. Thanks ya kak:)

    ReplyDelete
  10. Git, izin repost informasinya yaaa...

    ReplyDelete
  11. Hi Git, a curious cat here.
    Not trying to stir anything but I know for some people this might come across as "provocative". I assure you it's not intended as such. But if you read Quran Al-Ahzab 59, you'll find that for women, the reason to cover themselves are so that "they will be known and not be abused". So since Islam, via this holy text, acknowledges that covering oneself is a factor in reducing abusive behavior, don't you think that's why "victim-blaming" is such an epidemic in moslem community? Well of course that's assuming that the ayat has a direct meaning and not context-dependent. Even so, If you strip all the glitter and gold, I'd say that one of the widespread belief of wearing hijab in moslem community is to protect the women from the wild gaze of men. By implication, this assumes women has a part in controlling men's advances, which makes a fertile ground for rape culture. Genuinely asking, what's your take on this?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Let me get this straight. In Indonesia, as well as Malaysia, Egypt, Jordan and other developing Muslim country have problem with rape, okay. Now, i'm not gonna talking about the headscarf, but more to self control itself. We know as Muslim, doing zina is haram, it's completely forbidden by religion, and if doing zina is haram, than what about rape?, it's way more forbidden. The problem with rape itself is not about how much the number of rape case, but more about how the victim is oftenly targeted and blamed by the society. And more conservative society will directly targeting the victim for not being covered enough or inviting the men to rape her, and after that, the rapist would face not much problem than the victim. That's what it's call rape culture, and what it's been mentioned here is that we need to stop the rape culture and stop any kind of blame towards the victim and start to impose full law on the rapist. No matter how the woman's look, whether they covered or not, wearing headscarf or not, we have to know that if they're raped by a man, don't put the blame on the victim, because how you asking a man to rape you?, it's not rape if the women let the men to do anything on her body, but when the men forces the women while the woman isn't let the the men to touch her, than it's rape. You got it, it's about erasing the rape culture.

      Delete
  12. Apa itu cat calls dan bagaimana ekspresinya?

    ReplyDelete
  13. Kak Gita berarti tau kan ya kasus Noura di Sudan, yang dia membunuh tunangannya karena pengen di perkosa. Ternyata hukum di Sudan memperbolehkan pemerkosaan kalo perempuan itu songong. Kalo kata saya sih ini lebih kepada bagaimana persepsi orang Islam saat ini yang semakin mundur menurut saya.

    ReplyDelete
  14. I just found out that you wrote about this kak. My brain exploded read the details of the case and percentage of sexual harassment above.
    Dari dulu gue sensi banget tentang hal ini. Kaya kalo ada orang ngegoda-godain gue, sumpah pengen gue gaplok banget tu orang. Sekarang ini setelah gue tambah gede, i can't control about it at all. Bawaannya sama orang2 menjijikan yang cat calling gue atau melakukan hal2 semacam itu adalah i want to rip off their head and punch them in the their face! Akhir2 ini gue bahkan sampai merasa males dan nggak mau keluar kemana-mana dan ughh gue nggak tau gimana ngejelasinnya, karena gue tau diluar sana gue akan menemukan orang2 menjijikan kaya gitu. GUE BENCI. Gue benci tindakan mereka. JIJIK!. Apakah mereka nggak tau kalau hal itu menjijikan? Kalau hal itu bikin orang muak pengen muntah?
    Belom lama ini pas gue balik kantor sama temen gue, dijalan ada segrombolan cowok (kemungkinan anak kuliah yg baru balik kampus) cat calling kita dll, lirikan tajem gue ternyata nggak bikin mereka mingkem, saat gue mau nyamperin tu orang2 nggak bernorma temen gue bilang 'udahlah bairin aja namanya juga cowok..' disitu gue tertegun. Speechless. Ini yang harusnya gue tonjok siapa si? gue disini udah marah banget kaya pengen ngebunuh orang dan lo bilang apa? mereka tu baru aja nginjek2 harga diri gue sama temen gue. buat gue seolah hal itu tu terdengar kaya 'injek2 aja harga diri gue, gue ikhlas kok' Dan hal kaya boys will be boys, i don't give a damn care about that. Jangan menggunakan kalimat itu sebagai alasan cowok untuk jadi biadab dan nggak tau norma. Hanya karena gue cewek bukan berarti mereka bisa menggunakan gue sebagai objek asusila atau hal semacam itu. Hanya karena mereka cowok, bukan berarti value mereka lebih tinggi dari gue. Ok gue nggak bilang value siapa yang lebih tinggi disini. But i'm just asking for equality. Is that too much to ask?? (sorry if this comment is considered rude)

    ReplyDelete
  15. Assalamualaikum wr.wb kak git
    menurut gue, akan lebih baik lagi ketika si cewe benar2 menggunakan pakaian yang sopan dan menutup aurat nya atau yang bisa dibilang untuk tidak mengundang nafsu. atau alangkah lebih baik nya berpakaian sesuai yang diajarkan oleh agama islam bagi yang muslim dan diniatkan karena Allah serta minta perlindungan juga. dan untuk cowok juga harus bisa mengendalikan hawa nafsu nya dengan mungkin sering2 banyak2 mendekatkan diri kepada Allah atau tuhan nya. karena ku yakin agama selalu mengajarkan yang baik2. mungkin boleh memperingati cowo2 nakal dan yg mengikuti hawa nafsu nya tersebut tapi kalo boleh saran coba jangan pake emosional, cari solusi nya bagaimana, mungkin bisa di bilangin secara perlahan dan sesuai adab, karena insyaallah setiap perbuatan atau perkataan kita yg dilakukan dengan cara yang hati2 atau mempercantik kata2, mudah2an bisa tersentuh hati nya dan bisa melawan nafsu tersebut. nah kalo teman2 disini solusi nya pengen gue tabok lah, tonjok, atau ngata2in, mencela balik. yang ada cowok tersebut nanti malah makin menginjak2 hara diri kita. kasarannya, ketika kita mengemas nya dalam wadah yg baik dan cantik insyaallah Allah akan membuka kan hati dan pikirannya untuk bisa mengendalikan nafsu yang buruk tadi. tapi sebaliknya kalo dikasih tau secara kasar dan keras maka orang tersebut juga makin tidak menerima. (maaf ya ku gak bisa mengemas kata2 dalam tulisan dengan baik, mudah2an kak gita dan pembaca lainnya mengerti maksud aku). ku juga suka berdiskusi tentang masalah2 seperti ini, akan tetapi alangkah lebih baik nya kita harus memikirkan bagaimana solusi nya untuk memperkecil atau menghapus masalah2 seperti ini agar tidak terjadi lagi. jangan hanya menyalahkan perilaku orang2 nya saja maupun si cewe atau cowonya.


    dan menurut aku,menjalani kehidupan di dunia yang didasari pada agama itu lebih baik dan menyenangkan untuk menjalankan nya. kaarena semua harus dikembalikan ke Allah menurutku sebagi orang muslim, tapi tidak dipungkiri kita juga harus mempunyai usaha dan terus belajar untuk menjalankan kehidupan di dunia ini. jangan hanya berpasrah diri tanpa adanya usaha.
    ku juga hanya seseorang yang masih belajar untu hidup di jalan Nya. dan insyaallah masih terus ingin mencari dan memperrdalam ilmu serta agama.

    wassalamualaikum wr.wb

    ReplyDelete
  16. Aku tuh sebel sama Budaya masyarakat Indonesia yang MEmbiarkan adanya Pelecehan sebagai sesuatu yang wajar, kenapa nggak melindungi Hak Asasi Wanita dan seolah-olah tutup mata dan tutup kuping terhadap semua kejadian - kejadian pelecehan yang terjadi di Indonesia..

    ReplyDelete
  17. Aku setuju di beberapa bagian terakhir kak gita menjelaskan bahkan ada yg sudah menutup aurat tapi masih mengalami pelecehan seksual. Contohnya saya sendiri kak, beberapa tahun yg lalu di tempat kerja saya yg dlu saya mengalami pelecehan seksual secara lisan, dan perkataan orang2 itu bener" kurang ajar bgt menjurus "kesana." keadaannya wkt itu aku sdh berjilbab syar'i. Dan mereka tahu aku tdk bersentuhan dgn laki" yg bukan mahram, mereka tahu tapi mereka tdk mau mengerti. Mereka menjadikan alasanku itu sebagai alat untuk melecehkan seseorang secara lisan, bahkan kadang mereka nggak segan untuk berusaha menyentuh. Alhamdulillahnya aku tegas, ngambil langkah mengancam. Akhirnya aku resign jg sih-_-

    ReplyDelete
  18. Gak cuma cewe yang katanya "mengundang" nafsu laki laki, tp yang sudah menutup untuk tidak mengundang pun masih kena hal hal yang begitu,padahal udah masang muka sejudes mungkin tp masih juga dijadiin bahaan ledekan. Heran sih sebegitu murahnya wanita dipandangan laki laki yang selalu bilang "nafsnya gede" padahal semua itu bisa dihindari sama mereka, bisa di tahan untuk tidak melakukan apa yang mereka mau. Tp kesadaran mereka untuk bisa menghargai wanita itu gak ada. Sedih sih, dan gak cuma laki laki aja kadang sesama temen pun suka bertindak hal yang ga semestinya dia lakuin misalnya cute orang,megang kelamin perempuan yang lain,nepok pantat org sembarangan. Gue sering bat liat gitu sampe gua teriakin gapentes bgt ngelakuin gitu tp tu org kaya ngeledek gua "yaelah lebay bgt si" "yaelah gituaja marah" kesel aja gitu liat temen begitu sebegitu mudahnya memegang hal hal yang harus dijaga untuk bahan ketawa.

    ReplyDelete
  19. Islam memang mengajarkan perempuan untuk menutup auratnya, namun yang sering menyalahkan korban pemerkosaan benar-benar harus tahu BAHWA LAKI-LAKI JUGA HARUS MENJAGA PANDANGANNYA. Bagi yang masih sering menyalahkan korban pemerkosaan karena pakaiannya yang provokatif, mohon buka pikiran dan mata kalian. Pemerkosa juga bersalah men, mereka nggak menjaga pandangan dan mengontrol nafsu mereka. Pernah lihat pameran 'Rape Victims Clothing' nggak? Disitu ditunjukkan semua baju yang digunakan korban pemerkosaan ketika pemerkosaan terjadi. Tahu nggak bajunya gimana? Nggak ada tuh yang pakai semacam lingerie atau yang sering kalian katakan baju yang provokatif, bahkan ada baju piyama bergambar my little pony YANG NGGAK PROVOKATIF SAMA SEKALI. Kalau misalkan masih mengelak dan tetap menyalahkan korban. Sepertinya rape culture di Indonesia susah sekali dihilangkan ya, banyak yang terlalu berpikiran sempit.

    ReplyDelete
  20. Di kelas aku sering terjadi kak,hal2 yg gak senonoh gitu
    bahkan laki2nya memptaktekan menggunakan gerakan atau kata2 yg ihhh mesum dan gak pantes sih di lakuin
    tapi yg lain pada djem aja dan mengatakan itu adalah hal biasa di masa2 sma gitu
    bahkan ada wanita di kls ku yg sering di goda2 gitu,termasuk aku melakui pandangan yg begitulah bahkan ada laki2 di kls yg sampai berani hampir memegang area privat saat aq memberontak,yg lain menganggap "apa.an sih gitu aja kok,kan cuma bercanda"
    tapi jelas2 itu bukan bercanda...
    tiap hari terjadi kak kata2 mesum uadah kaya biasa jadi celutukan di kls sampai risih.ada juga yg kaya praktek2in gitu lah ngeri liat.nya dan terjadi tiap hari.
    aneh nya saat saya mengingatkan atau menegur malah di pandang aneh.
    Ya Allah....
    Aq udah SPEAK UP kak tapi masih aja di pandang aneh dan mereka mlah menjadi-jadi...

    ReplyDelete
  21. Kak, mau nanya dong, apa sih gunanya wanita menutup aurat??

    ReplyDelete
  22. Halo kak Git
    Kesel juga kalau masih sering ada victim blaming, tapi nyatanya itu banyak krn culture rape society kita. Q cuma mau sharing aja sih

    Jadi sekarang di Jogja khususnya krn domisili Q. Banyak juga lho kasus kriminalisasi korban pelecehan seksual. Misalnya nih saat si cewek di grope salah satu area sensitifnya kemudian si cewek itu reflek mukul si cowok pelaku.

    Ama si pelaku si cewek justru di laporin karena tindak penganiayaan. Nah kasus yg lebih mudah dpt bukti adalah pemukulan karena biasanya kelihatan di CCTV atau dilihat banyak org daripad kasus pelecehan seksualnya. Sehingga kalau 2-2 nya lapor korban lapor pelsek, pelaku lapor penganiayaan kadang yg cepet jalan yg penganiayaan. Sedih aku tuh ...

    Gue pernah punya klien, seorang anak remaja usia 16 tahun yg hampir diperkosa sama pacarnya di sebuah kebon deket rumah. tapi dia berhasil kabur menyelamatkan diri. Kemudian kakak korban tau kog adiknya lari² dikejar pelaku, pas ditanyain adiknya lapor ke kakaknya. Refleklah kakak ini mukul pacar adiknnya krn sikap nggak terima kalau adik perempuannya hampir di perkosa.

    Eh kasus yg jalan duluan di kepolisian justru penganiayaan si pelaku perkosaan oleh kakak korban. Sampe akhirnya kakak korban di penjara. Kasus pelseknya justru ga jdi di tahan karena polisi kasihan lihat pelaku yg kelas 3 SMA mau ujian. Pdhl klo dipikir-pikir semisal korban sampe hamil kan resiko yg putus sekolah di ceweknya dripd di cowok.

    Ya gw pribadi sebenarnya ga setuju bentuk kekerasan apapun. Tapi menurutku menampar, mukul orang saat kita dilecehlkan adalah respon manusiawi sebagai mekanisme pertahanan diri.

    Di kasus lain ada seseorang yg sangking takutnya dia ga ngelawan, justru dia frezze moment gitu, bingung hrs ngapain lalu lapornya setelah kejadian beberapa hari. Eh dia dpt victim blaming lagi "Eh kenapa baru lapor? Eh kenapa lu ga ngelawan, bukannya cewek klo di gituin langsung ngelawan ya? Berarti lu menikmati dong klo diem aja"

    Astagfirullah, respon tiap org kam beda ya. Jdi ngelawan kena blaming, ga ngelawan kena victim blaming juga. So kdg society culture rape kita ini yg bikin perempuan jdi serba salah salah dalam bersikap. Pdhl dia ga ngelwan itu kan reaksi tubuh yg munculin tonic immobility yg bikin org seolah lumpuh sementara. Bukan menikmati, tapi itu respon tubuh. Semacam kalau lu di gelitikin lu pasti bakalan ketawa kan, tapi lu sebenernya marah ...

    Q cuma berharap aja, banyak anak muda yg paham n mulai aware sama isu beginian. Blaming victim itu hanya dilakukan oleh orang² yg kurang referensi pemahaman terhadap suatu kasus.

    -Terimakasih sudah peduli kak, makasih sdh baca komenku ya kak-

    ReplyDelete
  23. Setuju banget, dan kalau ada yg mengatakan itu salah perempere karna tidak menjaga auratnya bukan kah ayat allah yang lainnya juga mengatakan bahwa laki laki juga diwajibkan menjaga pandangan nya atau menundukkan panfanpan nya

    ReplyDelete

Show your respect and no rude comment,please.

Blog Design Created by pipdig