Hari pertama di New York dimulai dengan ketemuan dengan bokap di Grand Central Terminal. Gue yang tinggal di The Bronx butuh waktu sekitar 40 menit untuk ke Downtown. Karena gue juga udah terbiasa dengan sistem subway, gue nggak ada masalah untuk beli tiket dan ke sana sendirian. Pagi itu gue pake tiket single ride karena gue masih belum tau apakah worth it beli tiket subway yang 7 hari. Gue belum tau apakah tempat-tempat yang akan gue kunjungi itu jauh-jauh atau bisa dijangkau jalan kaki. But I ended up buying the 7 day metro card karena yang single ride cuma valid 2 jam dan nggak bisa buat bolak-balik.
|
Single ride metro card costs $3 |
|
I recommend you to buy this one if you're planning to stay in the city for a week or so. It costs $31. |
Sesampainya di Grand Central Terminal kita berdua langsung cari sarapan. Karena gue nggak sempet makan banyak kemarennya pas bangun gue laper abis dan gue nggak sempet beli makan buat ngemil-ngemil. Gue langsung tau mau makan di mana: Shake Shack. Awalnya gue nggak ada intention buat makan burger pagi-pagi. Because, hello! Siapa coba yang makan daging buat sarapan? Tapi pas ketemu Shake Shack gue langsung meyakinkan bokap gue kalo ini adalah pilihan yang tepat lol. Restoran cepat saji ini emang udah masuk what-to-eat list gue karena dari yang gue denger burgernya enak untuk ukuran restoran fast food. Untung banget kita sampe di sana ketika dia baru buka. Kami jadi nggak perlu ngantri panjang-panjang.
Okay, sebelum kita membahas burger dewa ini, I want to take sometime to appreciate the beauty of Grand Central Terminal. Gue tau gue tinggal Eropa dan mestinya gue udah terbiasa dengan bangunan-bangunan lama. Tapi yang satu ini menurut gue tetep unik. It felt so classic. Bukan European classic, tapi American classic. Ketika gue turun dari subway dan pergi menuju main hall terminalnya, gue berasa kayak di film. I was so mesmerized by all the details that complete the whole american classic atmosphere. Bayangin, seragam petugas di terminal ini aja layaknya petugas kereta jaman dulu. It fits the whole theme! This place is also huge. Saking gedenya gue ampe nggak tau gue mesti kemana. Di setiap section terminal ini selalu aja ada tempat-tempat aneh. Di lantai bawah ada food hall, di sisi sebelah mana lagi ada semacam food market, di sisi yang lain lagi ada toko-toko. Intinya ini tempat cocok buat main petak umpet.
|
Stasiun ini selalu dipenuhi oleh orang-orang |
|
Of course, the American flag |
|
Cool hat! Don't you agree? |
|
Arsitektur luar Grand Central Terminal |
Now let's talk about the burger. Burgernya enak. Level enaknya makin nambah karena perut gue juga lagi kosong. Pattynya jauh lebih juicy ketimbang burger di McDonald's
yang super kering kayak berasa lagi makan dendeng (jangan disamain sama burger €1-nya McD kali, Git). Yang lebih enak
adalah bun nya. Rotinya nggak terlalu kaya roti burger fast food karena
it looked and tasted like "real bun" (if you know what I mean). I remember shoving it into my mouth in just like 10 minutes sampe bokap gue nanya "Gita masih laper?". Nggak, pa. Laper dan burgernya emang enak.
|
Look at this beauty! |
|
Setelah sarapan bokap dan gue beranjak dari Grand Central dan menyusuri sekitaran kota. Tujuan pertama kita adalah Empire State Building. Setelah gue perhatiin ternyata hampir semua tourist attractions di New York bisa dijangkau dengan jalan kaki. Jadi ketika lo udah berada di Downtown Manhattan, lo nggak terlalu butuh naik subway terus sebenernya. Kecuali kalo lo nggak suka atau nggak terbiasa jalan banyak. Tapi karena gue emang sangat suka jalan, jadi gue seneng-seneng aja. Sampe terkadang gue lupa kalo bokap gue udah tua dan nggak bisa lama jalan kaki. My first glance of the city was the buildings and pretty crowded street. Gue langsung dapet feel kalau New York memang pantes disebut sebagai kota tersibuk di dunia. Karena emang ini kota metropolitan banget. Everyone was moving fast, hustling, looked busy and always in hurry. Di satu sisi gue yang turis ini butuh pace lebih lambat untuk menikmati kota ini. That's one thing I found a bit hard to do there, trying to slow down when everyone was moving rapidly. Karena para New Yorker ini selalu tergesa-gesa, gue harus selalu aware untuk nggak tiba-tiba berhenti ketika lagi di jalan untuk liat peta atau ngambil foto suatu gedung. Gue harus melipir ke sisi kiri dulu. Kalau nggak gue bisa kena marah dan mengganggu kelancaran lalu lintas di trotoar. Yep, New York adalah satu-satunya tempat di mana gue berasa kayak lagi nyetir di jalan raya, padahal gue lagi jalan kaki di trotoar. Mungkin lain kali gue bahkan harus nyalain lampu sen biar orang belakang gue tau kalo gue mau belok. But what I like about this city is the fact that the pavement is huge. Trotoarnya bisa muat ampe dua mobil kali ya, jadinya emang nyaman banget buat pejalan kaki walaupun harus macet-macetan atau harus jalan tapi lari kayak orang jogging.
Okay, where are we now? Ah iya, Empire State Building. Di sini lo bisa ngeliat kota New York dari atas, dari lantai 86 atau lantai 112. Harga naik ke lantai 86 lebih murah ketimbang kalau lo naik sampe ke lantai 112. Sebagai student dan bukan anak konglomerat sudah tentu gue memilih yang harganya lebih murah. Was it worth the money? Absolutely. Melihat pemandangan New York skyline adalah salah satu kegiatan yang HARUS lo lakukan at least once in your life time. It's that beautiful and you won't get any view like this other than in this city.
Selama di atas gue selalu terpana ngeliat setiap bagian New York. Manhattan literally penuh dengan gedung-gedung tinggi sampe di point di mana menurut gue kota ini terlalu banyak gedung. As a person living in Germany gue ngeliat NY kurang lahan hijau dan sebenernya kalau lama-lama tinggal di Manhattan mungkin sesek juga kali ya. Bangun tidur yang dilihat gedung, pergi ke kantor lihat gedung, pulang ke rumah lihat gedung. Tapi di satu sisi itulah yang bikin NY itu charming.
Setelah menghabiskan waktu di Empire State Building bokap dan gue lanjut ke tujuan selanjutnya, Times Square. Dalam perjalanan menuju sana, kita ngelewatin Bryant Park dan New York Library. There's nothing that special about Bryant Park tho. Hanya terdapat kios-kios kecil yang kayaknya ada di sana dikarenakan lagi suasana menjelang natal dan arena ice skating yang cukup penuh.
After a lot of walking and (maybe) riding a subway we finally made it to Times Square. First impression? It wasn't like how I had in mind. Gue kira Times Square akan vavavoom dan over the top, but in the reality it was just a place full of billboard and light. Area Times Square dan Broadway lebih berantakan dan kotor dibanding area lain di New York. Mungkin karena isinya juga turis dan orang-orang yang pake kostum aneh-aneh buat foto bareng turis. Intinya gue nggak impressed. But to be honest Times Square lebih menarik ketika di malam hari. It reminded me a bit of Las Vegas yang terlihat berantakan di siang hari, tapi ketika malam kota nya jauh lebih indah dan lebih hidup. But it was pretty amazing seeing something you normally saw on the internet. Now it was in front of you. It felt surreal.
|
Billboard, billboard everywhere |
|
Times Square selalu penuh dengan orang (duh) |
Tujuan selanjutnya adalah Rockefeller Center. Sampe sekarang gue sebenernya nggak ngerti Rockefeller Center itu apa. Di sana ada studio NBC dan pohon natal terbesar di New York yang biasa kita lihat di film Home Alone 2 dan yang jelas ini adalah salah satu tourist attraction juga. Ah, satu lagi. Di deket Rockefeller Center ada salah satu tempat yang wajib gue datengin, Magnolia Bakery. Gue lebih excited sama itu sih karena finally gue bisa nyobain banana pudding yang terkenal itu!
|
That famous christmas tree |
|
Huge picture of Jimmy Fallon in the NBC merchandise store |
|
Not the one in Sex and The City, but I came here just for the banana pudding |
Sebelum gue jalan-jalan ke New York gue banyak research di internet tentang apa aja yang harus gue cobain. Then this bakery came up on the list. I've heard about this place before but not really in details. Lalu gue pun baca-baca blog orang, forum, dan nonton video NY travel di YouTube kalau tempat ini is a must to visit. Of course I bought the banana pudding and that thing only (because I'm not into cupcake and other stuffs). They came in three different sizes; small, medium and large. The small one would be enough if you just wanna try how it tastes. It's enough for you to enjoy without getting sick or anything. Rasanya gimana? Enak banget. I'm a fan of banana anything and this one is not an exception. It tastes really creamy and they put the real banana inside. Gue bawain Paul yang size medium dan dia juga suka banget.
|
Make sure to get your hands on this little fella if you come to New York |
That's it. That's what I did on the first day. I hope you guys enjoy my story. Bear with me because there are still a lot to come.
oke git. gue pengen comment dan mungkin blog lo yang akan gue baca,jika suatu hari jalan-jalan ke NewYork hahaha. Secara lo kasih tau tempat mana aja yang harus dikunjungi.
ReplyDeleteHaha thanks!
Deletelesson learnnya,1. model transportasi di stasion yg ad di Ny mungkin bisa ditiru sikit sama pemerintah di indo selanjutnya. 2. Ny itu bgus tpi sesak sama orang dan gedung, wkwkwk. 3.NY enak buat jalan kaki, kapan gw yg hobi juga jalan kaki dapat fasilitas sepeti itu di indo, ke warung depan aj gw pakai motor, parah.4 kayaknya gw harus nonton ulang home alone.5 terimakasi selalu telah ngevlog dan ngevlog git, you are amazing!
ReplyDeleteHmm kalo gue lebih prefer pemerintah Indonesia meniru model transportasi di Jerman (tapi harus pake sistem tap kartu subway. Otherwise orang Indo bakal masuk subway illegally semua lol). I'll get to that a bit dan ngasih pandangan gue tentang gimana kesan dan pesan naik subway di NY.
DeleteThank you Eliza for always supporting!
Git, di indo bus trans aja enggak menyeluruh didaerah indonesia kok. Bayangin aja, gue tinggal di daerah kudus jawa tengah ya. Itu nggak ada bus trans dan otomatis mengharuskan kita untuk bawa motor kemana mana. Itu polusi dan otomatis tidak sehat soalnya tubuh kita nggak gerak cuma duduk aja..
DeleteBaru sehari aja udah lumayan banyak ceritanya ka Git. Seruu
ReplyDeleteYes, the schedule was pretty tight :D
DeleteKak Gita is a good storysteller. Tulisannya selalu enak banget buat diikutin, isinya juga informatif :3
ReplyDeleteBtw juga suka warna-warna fotonya!
Mba Git semenjak ada dirimu, yg awalnya males baca, saya jadi seneng bgt buat baca=)) alhamdulillah banyak mangkatna:) ditunggu blog selanjutnya, oiyaa vlognya juga belum up lg nih mba
ReplyDeleteSuka tulisan nya kak gita ❤
ReplyDeleteKak giitt aaakkk seru bgt, alhamdulillah ya excitement nya kak git nyampe ke aku. Ditunggu cerita2 selanjutnyaaaaa!
ReplyDeleteSukses selalu kakkak❤❤❤
What a wonderful holiday git! Pertama tahu gita dari youtube trs ngikutin ke blognya, walaupun aku belum pernah ke luar negeri jadi sedikit tahu atmosfer disana dan hal hal yang ada di Germany dan tempat" yg kamu kunjungi, suka cara km menceritakan sesuatu dan berbagi informasi. Terus menginspirasi yaa ;) succes for you
ReplyDeleteIh suka banget kalo liat orang di luar negeri kemana mana lebih banyak jalan dan pake transportasi umum. Bagus tuh ditiru orang Indonesia biar lebih sehat, ngurangin polusi dan macet.
ReplyDeleteSusah kayaknya kalo orang Indonesia disuruh jalan kayak gini. Alasannya pasti panas dan debuan LOL
Deleteduuh indah banget ya andaikan di Indonesia bisa kyk gini, khususnya Jakarta. Kemana-mana cukup jalan kaki. Trotoar di Indonesia mah malah dijadiin tempat jualan hiks,, mana bisa nyaman buat jalan kaki, yang ada malah kita jalannya di pinggir jalan, harus hati2 jalannya kl ga, bisa keserempet mobil/motor.... karena gw cinta jalan kaki! dan itu tadi pengalaman gw selama berjalan kaki hiks... pernah lohhh gw jalan kaki dari daerah kuningan sampe ke kalibata..krn ga tahan dengan kemacetan jam pulang kantor...parah!
Deleteanywayyy...gw ibu 1 anak, sukaaaa sama tulisan2 Gita dan vlognyaa... very inspiring... love you Gita :*
Git, berapa lama liburan di new york? Cerita juga dong, beli oleh2 apa aja & dmn ��
ReplyDeletefoto2nya keren banget hehe! what camera did you use??
ReplyDeleteSuka banget sama tulisannya ka Gita yang ngalir begitu aja. baca tulisanya kak gita itu seolah olah lagi dengerin kak Gita ngomong (sebelumnya belum pernah ngobrol sama kak Gita). Terus topik topik di blog-nya kak Gita juga beragam, suka banget. Terus nulis ya kak. Makasih udah bikin mood baca keluar lagi :).
ReplyDeleteseriously, aku juga setuju. bener2 hanyut dengan cerita kak gita seakan2 dia sedang ngobrol dengan nada yg khas bangett:)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDitunggu cerita yang hari kedua ya kak
ReplyDeletekalau yang sekarang ini lebih kayak ke daftar tempat yang harus banget di kunjungin pas di NY ya kak,
ReplyDeleteoiya kak , ceritain dong rasanya selama nginep dan ketemu orang-orang baru gitu, kan di postingan sebelumnya katanya penginapan pakai airbnb..
di tunggu yg hari kedua kak !
Di postingan kemaren gue udah cerita kok tentang penginapannya hehe
Deletesuka sama isi semua blog kak gita, bener deh gak boong, setiap baca karya tulis kak gita (seluruhnya), pasti otomatis ng-baca ceritanya dengan nada suaara kak gita, Was very amaze karena aku ikut terhanyut dengan keseruan yg kak gita berikan dan bisa bayangin kak gita cerita disini dengan gaya ngomongnya (y) ditunggu lanjutannya ka:)
ReplyDeleteThank you, Diah!
DeleteYou just become my new idol, kak Gita! Hahaha aku harap kak Gita nulis buku yaa, ttg semua hal (mau ttg perjalanan traveling, perjuangan studi, opini dll nya) yg jadi isi di blog, youtube, dan askfm kak Gita. Aku pasti ngikutin karya2nya kak Gita insya Allah. Keep inspiring kaaak!
ReplyDeleteSelama ini yang ada di otak gue (enggak) semuanya, lu realisasikan dalam bentuk tulisan, secara enggak langsung uneg-uneg dalam otak gue ini, sama dengan lo. Karena gue vakum nulis jd gue gabisa melampiaskan ke dalam bentuk tulisan.
ReplyDeleteBtw, Indonesia kalo kayak gini masih jauh, karena percuma mau secanggih apapun transportasinya. Karena yang paling utama yg harus di ubah itu mental dan mindset manusianya dulu baru yg lain.
Gue sih lebih prepare jalan kaki, dibanding naik kendaraan, karena sampai detik gue ke mana-mana selama bisa dijangkau dgn jalan kaki, kenapa harus naik kendaraan. :D
Ka git, aku nunggu blog kak git seputar Paris....
ReplyDeleteAssalamualaikum kak Git. Harusnya di Indonesia diterapkan jalan kaki juga ya biar kayak di luar negeri gitu. Adem bgt gitu liatnya klo semua orang pada jalan kaki. Indonesia macet kendaraan parah bgt. Kak, aku selalu suka baca tulisan2 kak Git sama nonton semua vlog2 kakak. Padahal, aku baru ngikutin vlog kk about few days ago, tapi aku udah download dan nonton sampai vlog 50 �� Sukses terus ya kak, terus berkarya dan semoga kuliahnya lancar dan cepat kelar. Sebagai mahasiswa tingkat akhir, semangat juga buat kita, graduation tahun ini. Amin. #HidupKimia �� Btw, klo di Jerman, title untuk lulusan kimia murni apa kak? Klo di indo kan S.Si. You're amazing kak Git. Love ya ❤
ReplyDeleteHalo kak Gita! Cuma pengen ngasih tau, tampilan baru lebih enak. Jadi selalu looking forward your new story..
ReplyDeleteGit lo jalan sama bokap lo gue jadi baper. Udah setahunan gitu kali bener-bener ga ketemu dia lagi haha.
ReplyDeleteassalamualaikum kak Gita. waktu divideo nyobain makanan Amerika kan kakak sempet bilang mau beli samyang yg pake kuah tp kelupaan. nah menurut kakak samyang yg gak ada label halalnya itu boleh gak sih dimakan ama kita (muslim)???
ReplyDeleteSangat informatif blog dan vlognya. Gue pengen banget kuliah luar negeri secara kualitas pendidikan disana sangat bagus terutama German , tokoh inspirasi gue Prof. BJ Habibie ..
ReplyDeleteAwalnya gue gak suka baca , jadi suka baca setelah baca Vlog ka gita ..
Awalnya engga suka nonton youtube karena banyak konten Vlog yang kurang mendidik , tapi setelah gue masuk ke Vlog ka gita, gue jadi tambah semangat buat belajar yang bener.
thanks for your story ..
Satu kata buat lo git "inspiratif". Gue suka sama semua yg lo publish git :)
ReplyDeleteOrang-orang INTJ memang pantas dipuji
ReplyDeleteKak Git suka banget sama tone foto-fotonya <3
ReplyDeleteThank you Nerissa :)
DeleteSaya cuman mau minta izin download video kak Gita yang ada di Youtube 😊😊😊.. hihihiiii
ReplyDeleteAssalamualaikum ka Gita, hadeeeeh bisa ajah deh nih orang buat gw terinspirasi. Hahahahha padahal gw ga pernah Dateng ke New York tapi gara gara tulisan ini gw berasa ada ditempat dimana lu ceritain ini semua Ka Gita. Oia Ka Gita bikin cerpen dong tentang apa gitu, kayanya lu berbakat nulis novel atau cerpen gituu deh. Hehehehe makasih yaa kalo di baca.
ReplyDeleteAssalamualaikum Ka Gita, hadeeh nih orang bikin gw terinspirasi ajah. padahal selama 22 tahun gw hidup ga pernah ngerasain pergi ke luar negeri palingan cuma berkhayal ajah hahahaha. tapi gara gara blog ini gw tuh berasa ada di New York dan liat vlog lu Ka Gita gw tuh berasa ada di Berlin. Oia kenapa ga bikin cerpen atau novel ajah gitu? Kan lebih menantang dan beda sama yg lain. Hehehehe makasih Ka Gita kalo udah dibaca.
ReplyDeletekenapa ya selalu jatuh cinta sama tulisan nya kak Gita..
ReplyDeleteLantai 112 di Empire State Building itu ga seru. Sempit lagi. Dan gak bisa keluar ke balkon gedung nya kayak lantai 86. (((balkon))).
ReplyDeleteGue terinspirasi sama kata kata dan cara berfikir lu yang kritis.... gue jadi berfikir kalau orang indonesia yg pinter lari ke negara orang, apakabar negara indonesia(?)
ReplyDeleteI really love your photography 'taste'. I love New York even belum pernah kesana. Landscapenya bagus, and i also love your writing style.
ReplyDeleteKakk git itu pake kamera apa yaaa?
ReplyDeleteKak git, kalo boleh tau itu pake kamera apa ya? :)
ReplyDeleteKarenamu, aku beranikan diri untuk menulis dan berbagi cerita tentang secuil pengalaman-pengalaman yang aku dapetin. :D
ReplyDeleteKak gita
ReplyDeleteMenurut kakak gimana solusinya kalau mahasiswa merasa salah jurusan ?
wah luar biasa ya...
ReplyDeletemakanan yang kk makan itu halal gak sih?
ReplyDeleteREPLAY