by Gita Savitri Devi

3/04/2017

Owning Only What We Need

Kalian pernah denger tentang konsep „minimalism“ ? Selama ini mungkin kita cuma mendengar konsep tersebut dalam seni, arsitektur, dan juga musik. Tapi ternyata minimalisme lebih dari itu. Beberapa tahun ini gaya hidup minimalis sedang naik pamor. Terinspirasi dari negara Jepang, di mana tidak hanyak rumah, fashion, dan furniturnya yang simpel, ternyata kebanyakan orangnya pun menganut gaya hidup simpel ini pula. What I find interesting about this lifestyle is that we live with only things that are necessary in order to really focus on the life itself. Menurutku konsep ini semacam breath of fresh air di tengah-tengah hiruk-pikuk konsumerisme dunia modern sekarang.

Ketika aku mencari tahu tentang konsep ini aku sangat bisa relate karena mempunyai banyak barang itu bisa sangat mendistraksi fokus kita. Sering kali juga kita terlalu merasa terikat dengan suatu barang hanya karena barang tersebut memiliki memori tertentu. Tidak jarang juga kita merasa terikat dengan sesuatu hanya karena, tidak ada alasan tertentu. Rasa keterikatan inilah yang harus dibuang dan mengaplikasikan konsep minimalisme mungkin bisa menjadi cara yang jitu. Selain itu dengan minimalisme kita juga bisa membuang sifat konsumtif dalam diri kita dan akan berujung kepada hidup yang akan lebih terstruktur dan teratur nantinya. I am sure you’ve heard of this quote somewhere;


We buy things we don’t need to impress people we don’t like. 
Believe it or not, we do it sometimes. In order to fit in modern day’s society we „need“ to own certain things because sadly people do judge a book by its cover. Because if you only wear the same clothes everyday people will think you’re broke. Banyak orang berpikir hidup yang enak adalah hidup dengan memiliki banyak materi. Punya rumah, punya mobil, punya tas berbagai model dan warna, punya makeup segala merek, dan sebagainya. Aku yakin kamu nggak setuju dengan itu karena obviously it’s about how we see our lives. Karena mensyukuri hidup itu sifatnya absolut dan tidak tergantung dengan berapa banyak barang yang kita punya. But still, banyak dari kita yang membeli tas bermerek dan mereknya harus terpampang supaya bisa dilihat orang-orang. Banyak juga dari kita tanpa sadar membeli barang karena banyak orang yang punya barang tersebut. We keep buying things even though we know we will never use them. What we don’t realize is this behavior can distract us. Those things that we bought are distracting us from what is essential, from life.

Saat ini aku sedang dalam proses ke arah minimalisme. Bermula dari melihat lemari pakaian yang terlihat sumpek. Lalu aku coba menyortir pakaian yang kiranya nggak aku pakai dan aku kaget pada saat itu aku berhasil membuang pakaian, sepatu, dan tas sebanyak dua kantong besar IKEA. Setelah beberapa bulan menganut konsep ini aku jadi makin aware atas apa aja yang benar-benar aku butuh dan makin mengapresiasi apa yang aku punya sekarang. Aku pun senang karena barang tersebut akan dipakai oleh orang yang beneran membutuhkan. Aku juga jadi jarang belanja dan uang ku bisa dipakai untuk hal lain yang jauh lebih penting. Makin ke sini aku jadi makin senang buang-buang barang yang nggak perlu untuk benar-benar memerdekakan diriku dari perasaan terikat dengan materi.

Belum lama ini tahun baru. If you don’t have any new year’s resolution yet, mungkin menjadi seorang minimalist bisa jadi resolusi tahun baru kamu.

Artikel ini dimuat di majalah Gogirl! Edisi Februari 2017.
Share:

86 comments

  1. Nice articel..sebelumnya pernah liat video tentang konsep hidup minimalist di jepang,,sempet mikir, wah bisa ya seseorang itu hidup sebegitu nya dengan beberapa pakaian, peralatan keseharian,,hanya saja mengingat tinggal di salah satu daerah di Indonesia dan masih berkebutuhan pengen ini itu, konsep seperti itu masih sulit diterapkan,,walau engga menganut konsep minimalist, setidaknya gaya hidup membeli seperlunya sesuai kebutuhan lebih baik dari membeli hal-hal yang masih dianggap bisa diabaikan untuk sementara waktu...^_^

    ReplyDelete
  2. "We buy things we don’t need to impress people we don’t like" ini bener sih, kadang aku juga sering ngelakuin ini.jadi sadar sekarang hehe :)

    ReplyDelete
  3. Gita, mau tanya dong. Apa sih titik terendah lu dan gimana cara lu ngatasin itu selama hidup di jerman ? Karna hidup jauh dari orangtua menurut gua bukan hal yg gampang.
    Thank you Gita, keep inspiring yaa ..

    oya, seneng deh bisa baca tulisan gita serutin liat vlognya 💞

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa ya, nggak ada sih. Soalnya once kita udah ikhlas aja ngejalanin apa yang ada, mau itu sebenernya adalah/bisa dibilang sebagai titik terendah, gue nggak ngerasain itu. Gue cuma nganggep itu sebagai cobaan biasa aja.

      Lama-lama terbiasa juga ngadepin masalah. Karena udah lama hidup sendiri kali, ya. Jadi udah lebih terlatih untuk nerima kalo hidup emang penuh dengan masalah hehe

      Delete
  4. skg pemerintah lagi menggalakan program sayangi uangmu, ayo menabung, ayo menabung saham, & byk lagi yg lain yg intiny beli sesuatu yg prioritas bget d hidup, krg2in konsumsi yg gak penting, hidup hemat, cerdas memanage keinginan beli ini itu yg kdg gak ad batasny , nice post git #btw, skg pake "aku kamu" ya, gak lagi "gue loe" hahahaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kan ini artikel untuk dimuat di majalah Gogirl! Hehehe, jadi bahasanya harus baku, karena dimuat media nasional.

      Delete
    2. Tulisan Gita ga baku di artikel ini. Dia pake bahasa informal.

      Delete
    3. Hahaha aneh juga sih kalo dipikir-pikir pake aku-kamu. Nggak gue banget wkwk.

      Danke ya :D

      Delete
  5. It's so coincidence git. Semalem gw barusan banget ngobrak2ik youtube ttg hidup minimalist sampai ke capsule wardrobe. Hihiii..
    Btw, tadi gw agak surprised pas baca tulisan lo yg pake "aku, kamu" di dalam blog. Ternyata ini pernah dimuat di majalah. Hihiii, pantesan aja beda gaya bahasanya. But still, gw lbh surprised karena tema tulisannya sangat pas dg apa yg sedang gw dalemin juga. Good job git!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asik yaa nontonin video ttg minimalism gituu. Simple banget kayaknya. Nggak overwhelming.

      LOL iya nih di majalan harus agak-agak lebih kalem sedikit :))

      Delete
    2. Setuju git.! Nggak overwhelming. Pas aja gitu. Dan waktu kita ga habis sia2 cuma buat mikirin things yg kita punyai, yg seringnya nggak ngaruh positif juga ke hidup. Malah kadang bikin ribet. Hehee..
      Gw jg msh belajar banget nih buat nyortir mana yg hrs dikeep & mana yg nggak..

      Hihiii..iya Git,gapapa biar agak kalem.. Sekali2 biar suasana beda.. :D

      Delete
  6. Btw ngeliat comment diatas sekarang pake "aku,kamu" ya, ngga "gue,elo" haha, mungkin karena tulisan ini keterangannya dibawah yang dimuat majalah, maybe.
    #nggamaksudsotoysih pake hashtag itu ya, tapi wallahu a'lam
    Oiya, kalo ini inspiratifnya keren kalo sedikit demi sedikit anak2 muda bisa kena pengaruh kalo menerapkan kehidupan "minimalism"

    Pengalaman saya pribadi spertinya tidak terlalu berbeda dengan kebanyakan anak muda yang lain, saya bekerja dapat gaji yang lumayan, terus beli barang yang saya inginkan hanya karena ingin keren saja dilihat :(
    Pake jaket ganti2, pake topi banyak model, baju ngga beda2 tiep hari, apalagi musim gadget.. belinya pdahal ngga karena pengen banget.

    Tapi sekarang sudah kesini umur makin bertambah saya sudah memikirkan masa depan dan memikirkan menikah nantinya, baru berpikir untuk sedikit lebih hemat. Spertinya saya sudah telat untuk sadar hal2 seperti ini untuk kehidupan lebih baik, Jadi kesimpulannya masukan kamu git kita untuk bisa hemat patokannya apa? Terimakasih kalo mau dibalas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo boleh saya kasi masukan, apa yang kiranya ngga perlu, nggak harus dibeli hehehe. Atau paling nggak tau prioritas aja :D

      Delete
  7. tumben kak, pake aku kamu. wkwk. Sound weird, kebiasaan baca tulisan kak gita pake lo gue. hehe

    ReplyDelete
  8. Aduh Gita, gue bgt deh ini.. (*tos dulu, salam kenal btw).

    Pas awal2 ngerasa sayang bgt sih hrs 'nguras lemari', secara baju2 dan barang yg dibeli g pk uang sedikit. Hihi. Tapi kesini2, semakin mendekati waktu pulang jd mikir lagi "lu yakin mau bawa semua ke indo? 4 koper gede?". Lebay juga!

    Belum lg kl inget titipan oleh2, yaa walopun sedikit, tetep aja makan bagasi kan. Maka.. setelah lama semedi menatap isi lemari sampailah gue pd kesimpulan: orang kuliah itu, Er, yang penting ilmunya. Bukan isi lemarinya. Aturan kalau mau berat2in koper mah isi pake buku kek, teks kuliah, apa gtu yg lbh manfaat. Bukan barang2 :P.

    Yah begitulah.

    Sekarang kl liat isi lemari berasa ngeri2 bangga gimanaa itu. Tapi lebih damai sih pastinya. hehehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lempar sini isi lemarinya, Er:p

      Delete
    2. Betul betul betul. Mungkin pas awal-awal di luar negeri emang naturally gitu kali yaa. Pingin pake baju ini-itu, pingin terlihat kece, dll. Lama-lama cape. Lama-lama ngerasain ini nggak ada gunanya :))

      Delete
  9. atau tidak kita bisa menjualnya mungkin di apl seperti selter,kah umayan buat nabung :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di sini ada semacam container tempat kita bisa "buang" barang-barang kita. Nanti barangnya direcylce buat dikasih ke orang yang lebih butuh. Karena emang maksudnya sepacam Spende, jadi kita ngga dapet duit buat itu :)

      Delete
  10. Mungkin konsep minimalism yang kreatif ini bisa diaplikasikan oleh anak muda dijaman sekarang. Karena menurut observasi juga di kampusku uda banyak yang mlenceng dari tujuan ke kampus dan parahnya mereka lebih senang "mejeng" alias bergaya daripada untuk tujuan utama yaitu belajar. berpenampilan baik memang dianjurkan setidaknya masih dalam batas wajar. Btw artikelnya menarik kak git

    ReplyDelete
  11. Kalo gue baru nyadar hal itu pas gue masuk asrama yg hidup jauh dr keluarga & belajar managemen keuangan gue sendiri. Akhirnya dari situ gue mulai sadar sih pentingnya belajar hidup sederhana and buy what I need.
    Dan tulisan ini makin menginspirasi gue & lebih nyadar tepatnya. Great :)

    ReplyDelete
  12. As usual kak Git, i always impress by the way you think and deal with 'it'. You're truly inspire me thank you so much ka git. Btw rada aneh baca tulisan kak git yang pake 'aku-kamu' karna udah biasa liat vlog dan baca blognya ka git yg 'gua-elu' semua ehe. But its not such a problem sih. Dan bahas soal tulisan kakak, entah kenapa gue greget pengen buat semua orang baca blog lo, kak. Biar semua orang bisa hidup minimalist dengan tenang tentram damai.

    Anyway bahas ttg 'women's march' dong di blog/vlog kakak. I literally kepo sih sama your thoughts about this hehe.

    Smooch!

    ReplyDelete
  13. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  14. Iya kak setuju, kayanya orang orang kita kurang bersyukur dan mugkin aja udah pada milyarder...
    Aku aja punya sepatu/ tas merk kalo udah punya 1 yaudah lainnya biasa aja dan kalo ga rusak sampek ga bisa dipakek baru beli dah tu. Mungkin aku salah satu orang yg nganut si minimalism itu hehe.
    Tapi temen temen aku mereka kalo ga beli yang merk gitu mereka ga mau, ampun dah gengsi dipeliahara. Sampek sampek ada salah satu temen aku yang sepatunya sama dg temen sekelasnya, abis itu dia ga mau pakek lagi. Gila banget apa gitu motivasinya akupun nggak tau.... ya awalnya aku bilang ke dia kalo sepatu itu diproduksi banyak jadi banyaklah yang beli, terus diakhirnya aku suruh dia buat sepatu sendiri kalo dia ngga mau ada yang nyamain gitu. Haduh parah juga kan kak...


    Susah rasanya membuang rasa konsumtif di negara ini jika masih bersanding dengan gengsi.

    ReplyDelete
  15. setuju sama tulisan mbak gita. kadang gue berpikir dan tersadar, (bukannya sok alim atau apa) ternyata jauh sebelum jepang, rasulullah dan bahkan nabi nabi sebelumnya (basically islam) udah mengajarkan konsep itu dari dulu. seperti konsep konsep mubadhir (yang mana kita ga boleh berlebihan dalam makanan, pakaian dll). dan kita, terutama gue, baru sadar akan kekerenan islam ketika moderinatas mengusung konsep yang sama namun dengan bungkus yang berbeda. dan sebenarnya masih banyak konsep yang lain yang orang banyak ngga sadar bahwa dari dulu islam udah ngelakuin itu, sayangnya, orang islam sendiri kadang kurang menerapkannya di kehidupan sehari hari. dan juga kita (as muslim) kadang kurang pede dalam mendemonstrasikannya, yang mana in fact itu bisa banget bermanfat.

    yah.. keep on making great work mbak gita. tulisanya bermanfaat. suka banget sama opininya.

    ReplyDelete
  16. suka atau tidak suka, inilah yang sedang terjadi di Indonesia nowadays. Orang membeli mobil bukan diukur dari kemampuan dan kebutuhan, tapi dari "tetangga punya nya apa", "kebanyakan orang pake apa ya". Juga type hape. Bukan dengan feature apa yang dibutuhin, tapi yang lagi keren diliat orang apa ya. Kadang itu semua ditempuh dengan cara mencicil, kredit, easy pay dan segala jenisnya. Saya terheran-heran ketika kebetulan mudik ke Jakarta, dan hampir semua restoran disana menawarkan program cicilan 12 kali tanpa bunga !! Oh my Godness, mencicil setahun atas apa yang kita makan (yang besok pagi isi perut udah kosong..haha). Segitunya kah gaya hidup diperlukan sampe apapun bisa dibayar nyicil diatas kemampuan kita.
    Kalo mau dikembalikan ke agama islam, sebenernya semua sudah diatur dengan jelas, berhenti makan sebelum kenyang, hindari riba dlsb. Konsep kesederhanaan itu sudah ada, tinggal jalanin aja

    Salam dari Doha

    ReplyDelete
  17. Hallo kak git! Nice article :')
    Btw aku mau sedikit menyampaikan sesuatu

    "Menjadi Seorang Minimalist" sudah jadi prinsip hidup aku juga kak git sebenernya setelah masuk kehidupan merantau walaupun di bandung doang sih sebenernya dan me-relate-kan dgn kondisi yang sedang terjadi 'dihidup gue sendiri' which is not everyone who knows.

    tapi hidup menjadi seorang yang minimalist juga tidak semudah membalikkan tangan, karena seringkali aku banyak pressure or something that i cannot expect (ada sangkut paut dgn kondisi yg aku alamin kak git) walaupun itu menjadi sebagian dari kegalauan aku, tapi aku selalu mencoba menghilangkan kegelisahan aku sendiri. Asal aku mau terus mengevaluasi diri dan lebih me-manage diri aku sendiri, dan lebih mendekatkan diri dengan Allah, dengan sang pencipta. insya Allah jalan aku lebih mudah, aman, tentram dan damai.
    Aamiin.


    Btw, aku suka banget artikelnya kakk :')
    Thankyou udah sharing2 :)

    ReplyDelete
  18. Hallo kak git!woahh Nice article!
    Btw aku mau sedikit menyampaikan sesuatu nih,

    "Menjadi Seorang Minimalist" sudah jadi prinsip hidup aku juga sebenernya kak git setelah masuk kehidupan merantau walaupun di bandung doang sih hahaha dan me-relate-kan dgn kondisi yang sedang terjadi 'dihidup aku sendiri' which is not everyone who knows.

    tapi hidup menjadi seorang yang minimalist juga tidak semudah membalikkan tangan, karena seringkali aku dapet banyak pressure (yg dimama ada hubungannya dgn kondisi aku skrg) or something that i cannot expect. Tapi aku selalu mencoba menghilangkan kegelisahan aku sendiri. asal aku mau terus mengevaluasi diri aku dan lebih me-manage diri aku, dan lebih mendekatkan diri dengan Allah, dengan sang pencipta. insya Allah jalan aku lebih mudah, aman, tentram dan damai. Aamiin.


    Btw, aku suka bgt sm artikel kak git:)

    ReplyDelete
  19. Apalagi namanya cewe ya kak, buka lemari berasa gak punya baju, padahal baju udah setumpuk -_-
    Artikelnya jadi reminder my self. Thanks kak. Barakallah

    ReplyDelete
  20. Qoute : "We buy things we don't need, to impress people we don't like" dipopulerka oleh Tyler Durden dalam Film Fight Club

    Biasanya kata2 ini muncul grafity orang-orang

    coba nonton film Fight Club. Mind Blown

    ReplyDelete
  21. Pas baca, lha ini asa bukan bahasa Gita deh (gaya tulisannya) eh ternyata buat artikel hehe..

    Pas baca ini juga jadi inget Konmari Metode, yang dicetusin sama Marie Kondo, orang Jepang yang punya hobi sama pekerjaan jadi konsultan beres-beres. Pernah denger?

    ReplyDelete
  22. Aku setuju sama artikel ini, aku jg ngerasa kalau hal ini ada korelasinya dengan rasa bersyukur, yah bersyukur dengan apa yg kita miliki dan menggunakan dengan sesuai kebutuhan, dari bersyukur jg kita dapat merasakan kebahagiaan, btw alis saya minimalis jg saya bersyukur dan bahagia hhehehehe ( ngga nyambung maaf )
    Barangkali berminat untuk baca blog saya juga di sitiazizahsutisna.blogspot.com terima kasih banyak 😊

    ReplyDelete
  23. Gue juga lagi menerapkan konsep hidup minimalism git, soalnya sifat boros gue udah tingkat dewa. Jadi ya kudu di rem dari sekarang dariada kebawa sampe ntar nikah dan gue berakhir dengan menua tanpa tabungan. Ngeri amaaat T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gue bisa relate kok hahaha. Emang banyak bener cobaannya :))

      Delete
  24. ada lagi kak gita, semacam konsep minimalis tapi bukan minimalis, dia metode beberes ala marie kondo, namanya KONMARI METHOD. ada bukunya juga.. kalau minimalism ada tuh ala barat 'THE MINIMALISTS' itu juga seru kak buat referensi minimalis. aku juga nulis dan menjalani konmari method ini dan aku tulis di blog >> hobinyakabur.blogspot.com

    ReplyDelete
  25. Git, gimana ya kalau barang itu barang pemberian? Exp: souvenir manten yang notabene selalu jadi barang wajib yang diberikan kepada tamu pas nikahan di Indo. Bantu jawab yaaa, danke

    ReplyDelete
  26. artikelnya bikin aku berpikir kembali...
    sebenarnya aku bukan orang yang konsumtif, tapi kalo lagi sumpek larinya pasti jalan jalan ngemall, niat awalnya cuma buat makan dan window shopping aja. Tapi pas liat ada sale atau barang bagus pasti kepikiran... dan akhirnya beli dengan excuse "shopping cheaper than psychiatrist" hahaha >,<
    selama engga over budget boleh dong ya ehehehe #bancidiskon. Pas nyampe rumah ternyata udah punya 3 barang yang serupa #slap


    sukak deh sama tulisannya gita, di tunggu artikel selanjutnya <3
    mysistermonsterdisaster.blogspot.co.id

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah hidup konsep minimalist itu jadi teratur, engga ribet ujungnya. Dan yg terpenting bebas utang. Karna kebanyakan dari anak2 sekarang terlalu mengedepankan keinginannya gitu, jadi yaa lupa sama kebutuhan utama nya. Konsep minimalist engga hanya untung utk diri sndiri, tapi utk org banyak. Nah, jelas beda bgt sama yg sukanya boros yg untung nya cuma utk diri sendiri dia doang. Intinya sesuatu yg berlebihan itu engga bagus. Btw, nice artikel kak ;)

    ReplyDelete
  28. mudah2an semakin hari semakin sedikit2 bertambah baik,

    walau dipandang manusia belum ada perubahan secara total

    (saya yang ngetik bgini pun dosa masa lalunya bejibun dan masih proses ke arah yang lebih baik)

    semoga Allah mengampuni dosa2 kita.

    terus semangat mbak (ke arah yang lebih baik)

    dan semoga tubuh kita ini masih menyempatkan untuk menyendiri disaat duha dan tahajud (klo bablas ketiduran, semoga masih sempet qodo tahajud sebelum zuhur)

    nangis menyendiri inget2 tentang dosa2 di diri kita

    (Insya Allah, jika sudah seperti itu rasa ingin merubah diri kearah yg lebih baik akan terus ada tanpa harus dipaksa, walau dipandang orang belum ada perubahan)

    karna dalam perjalanan, bisa jadi menemui proses, atau terkadang langsung berubah









    ReplyDelete
  29. thank you ka git. gue orangnya susah buat show or tell what really inside my mind. tp tiap baca postingan kagit jd bisa bilang "iya emang gitu,iya bener,nah aku juga gitu." walaupun gabisa berkontribusi banyak buat discuss jauh dulu. terima kasih buat bikin gue ttep waras dan realize pemudi indo ga cuma concern dgn jumlah dan brand make up mereka. keren !

    ReplyDelete
  30. Kadang karena cuma memikirkan keinginan, kita jadi punya barang yang sebenarnya gak kita butuhkan. Paling keliatan sih pakaian. Banyak pakaian yang ujungnya gak dipakai, padahal pas belum punya ngebet banget mau beli. Padahal bisa aja uangnya dialihkan untuk membeli sesuatu yang lebih bermanfaat.
    Btw, Kamu Gita sadar atau gak punya pengaruh besar terhadap perkembangan para remaja dan anak muda (kalau saya sih sudah abg tua hehehe). Kelihatan dari komen-komen yang ada banyak yang mengagumi kamu. Saya bersyukur kamu itu contoh atau "public figure" yang baik untuk para remaja. Jauh lebih baik dibanding dengan selebgram yang itu. Kamu membawa pengaruh positif, dengan kamu kuliah di Jerman, pemikiran-pemikiran hebat kamu dan hal-hal yang kamu bahas (beropini) bukan sekedar haha hihi. Suami saya guru, saya sering dengar cerita anak murid yang mendengarkan lagu selebgram yang itu atau meniru gaya berpakaiannya. Buat saya mengkhawatirkan walau kata suami anak remaja nantinya juga akan menemukan jati diri a.k.a sadar sendiri, seperti dulu kami (pernah remaja).Thank you for being a positive influencer Git. :)

    Nb: Kalau kamu nulis atau ngomong pakai aku&kamu mungkin banyak remaja yang meniru juga ;)

    ReplyDelete
  31. minimalist like make things simple but isnt simple in the process...

    ReplyDelete
  32. Kak Gita, mungkin bisa postnya dibuat excerpt biar buat yang mau baca tiap post enak .. saran aja sih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. biar ada tulisan [Baca Selengkapnya] di setiap pos, soalnya kalo pengen baca artikel lain nyecrollnya kepanjangan kak hehehe,

      Delete
    2. Betul. Ehehe aku juga bingung pas awal awal. Tapi yang ini cukup keren sih

      Delete
  33. Gua suka sama blog dan vlog lu kak .pas
    Gua liat instagram lu trus gua liat bio lu ternyata lu penulis blog ,dan saat itu juga gula langsung cari blog lu ,baru gua baca beberapa artikela lu gua langsung suka .
    Keep writing and to make a article you can make people was an inspiration.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa.. Gue butuh tempat di mana gue bisa ngeluarin uneg-uneg gue. Walau katanya sekarang gue udah jadi "public figure" dan maka dari itu gue harus lebih berhati-hati. Na ja, as long as gue nggak offend anybody, why not?

      Delete
  34. Nice Artikel gaya minimalist bukan hanya lifestyles menurutku hehehe tpi sebenarnya itu sebagai salah satu bentuk pendewasaan kita. Jadi semakin dewa semakin berasa bahwa hal yang yang bikin simpel itu lebih asyik dibanding sebelumnya hehehe

    ReplyDelete
  35. Nice bgt artikel nya. Ini berguna bgt buat orang yang sangat boros. Termasuk diriku ini. Gara gara baca artikel ini. Aku tau, mana yang aku butuhkan, mana yang engga. Ini bisa membuat kita berfikir dewasa.

    Coba kak. Bikin novel. Bakal laku kak

    ReplyDelete
  36. Nice bgt ini. Aku baca ini. Bisa jd lebih mengerti bagaimana cara minimalis. Aku dlu orang nya boros bgt. Pas baca ini. Aku langsung terfikir. Kenapa hidup minimalis itu ga gua coba. Dan gua pun langsung mencoba. Dan, rasanya itu enak katahu nya. Padahal baru 2 hari.

    Coba ka. Bikin novel. Bakal lagu deh

    ReplyDelete
  37. Bener banget tuh ka gita ^^ , alhamdulillah aku bukan tipe orang yang kepingin ngetrend trus selalu mau punya barang up to date. Aku malah lebih seneng pake sesuatu yang nyaman yaa walaupun itu gak up to date jadi lebih mentingin kenyamanan .
    btw ka gita kalo pulang ke jakarta bulan april nanti buat acara "jumpa fans" dong hahaha ^^ ya semoga aja dengan ka gita dateng kejakarta dan adain acara ilmu kita-kita sebagai followers kamu semakin bertambah ^^
    di tunggu ya kedatanganya di Jakarta

    ReplyDelete
  38. Jualin di olshop aja git barang2 yg ga kepake, nambah income skalian blajar money management hehe..

    ReplyDelete
  39. Nice article git, gue sedang berusaha menerapkan gaya hidup minimalis ke situ gue dan berusaha untuk tidak merasa minder kalo gue sering terlihat pake baju yang sama. Soalnya di kantor gue, orgnya modis2 :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gue jadi bersyukur waktu gue "ngantor" alias internship di Jakarta dulu, cewek-ceweknya pada kayak gue semua. Nggak peduli sama penampilan. Jadi gue merasa berada di kolam yang tepat hahaha

      Delete
  40. Artikelnya sangat jlebbb dihati dan pikiran gw
    Kyknya malam ini bakal susah tidur gw hahhaa, mikirin ada benernya juga yg lo bilang git dibagian "memerdekakan diriku dari perasaan terikat dengan materi"
    Kyknya bagian ini bakal terngiang ngiang trs dalam pikiran gw, bahkan mungkin dalam hidup gw, yg mana mengingat gw selalu membeli barang yg ga penting banget dan akhirnya tidak berguna...
    Thanks git, menginspirasi banget.
    Abis ini gw bakal search tuh tentang minimalist lifestyle hehehee

    ReplyDelete
  41. Sempet mikir, ini tulisan kayaknya pernah baca XD ternyata emamg pernah baca di foto instagram yang ng-upload mamanya kak git XD

    ReplyDelete
  42. just like minimalist house, gue jd kepengen jd orng yg minimalist doain ya kak. doain jg semoga pikirannya ga minimalist hehe

    ReplyDelete
  43. Hi kak Gita :)
    Ini pertama kalinya aku memberanikan diri untuk mengomentari orang lain.
    Dan aku setuju dengan artikel ini, aku juga sedang mencoba untuk menjadi minimalis.

    ReplyDelete
  44. Sadly people do judge a book by its cover. So true.

    Minimalism sounds good. Setuju banget sama ka gita. Buat apa sih impress orang-orang yang sebagian besar strangers. Toh ujungnya bakal ada aja kurang kita di mata mereka.

    ReplyDelete
  45. Halo, kak Gita.. Terima kasih ya, tulisannya betul2 relatable banget sama kehidupan anak muda, bermanfaat, dan mudah dipahami. Setuju banget sama tulisan yg satu ini. Please be healthy as always, and keep up the good works :)

    ReplyDelete
  46. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  47. heyyy kak gitaa,, daripada dibuang kasih ke aku ajaa :)

    ReplyDelete
  48. hai kak git,salam kenal. aku suka bgt sm vlog2 kk d channel youtube kaka. dan tiap ada video yg baru aku langsung nonton biar ga ketinggalan dan tak lupa d like dan subscribe. seneng deh liat video2 kk,maybe bsa meet up sm kk. hehehe.....
    oh iya ka,aku juga setuju banget mengenai argument kk d atas. dan aku jg bru menyadari, kadang aku hanya membeli barang yang emang lg banyak bgt org pakai. pdhal sebenarnya tidak butuh2 amat. aku agak sedikit menyesal ka. mungkin ke depannya, aku akan memikirkan baik2 apakah barang tersebut butuh atau tidak. untuk hal pakaian pun sama, tiap bulannya atau 3/4 bulan sekali aku meyortir baju2 yang ada d lemari. siapa tau ada baju yang masih layak pakai,dan ternyata tiap buka lemari tuh baju kayaknya banyak bgt.
    oh iya ka,sukses yah buat kedepannya, dan congratulation buat skripsinya kemarin.

    ReplyDelete
  49. Assalamualaikum kak git, menginspirasi aku banget dan aku keknya mau mulai ngebiasain gaya hidup minimalism ini deh. Selain bisa buat ngerem sikap konsumtif aku,in juga bisa bantu sodara" yg lbih membutuhkan. Makasih kak git yg selalu menginspirasi, sukses terus kak :)

    ReplyDelete
  50. Assalamu'alaikum.
    Semangat ya ka gita :)
    Setuju sih ka sama tulisan kaka. Dakwah yang terindah itu yang ada cinta didalamnya. Menurut saya sih rasa cinta itu gaharus ke pasangan atau ke orangtua aja..cuma mungkin porsi rasa cintanya aja yang berbeda-beda. kalau menurut saya dulu nabi Muhammad S.A.W aja beliau itu cinta sama umatnya, karena beliau benar-benar peduli sama umatnya jadi beliau menyampaikan dakwahnya tuh penuh dengan kesungguhan, kelembutan, dan kesabaran. Nabi Muhammad S.A.W selalu sabar walaupun beliau di cela, diperlakukan sangat tidak baik. Semoga kita semua bisa meneladani sikap Nabi Muhammad S.A.W ya ka gita...
    Semangat ka gita, stay strong ka, dan keep khusnudzon. Mungkin orang-orang yang belum baik dalam penyampainnya ke ga gita itu masih sedang dalam tahap belajar, atau sedang dalam keadaan khilaf atau apapun itu. Keep khusnudzon aja ka :)
    Sempet mikir sih. Kalau saya bisa mikir yang aneh aneh atau negative thingking ke orang kenapa engga ya saya coba positive thingking aja. Jangan sampai kita ikut kepancing dan jadi balik ngejudge orang itu ka. Cuma tetep ingatkan kalau seseorang itu mungkin ada prilaku yang kurang tepat dan kurang baik. Cuma selebihnya keep khusnudzon sama berdoa aja ka. pernah denger dari sesorang.
    Allah mah ga tidur, beroda aja ke Allah mohonlah agar kita selalu diberi kekuatan dan istiqomah. Karna dibalik nasihat-nasihat itu kadang suka ada aja bisikan setan ka. Kerasa gitu kadang suka mikir. Ah emang elu udah baik gitu? Elunya aja masih kaya gitu yaela gaya banget nyeramahin orang lain.

    Pernah denger ceramah ustad khalid basalamah. Intinya kalau ada yang seseorang yang mengingatkan kita akan sesuatu tapi dianya ga mempraktekan ke diri sendiri ya itumah urusan dia sama Allah. Kita ambil aja masukan dari seseorang itu selama itu tidak bertentangan dengan Al-quran dan hadist, ambil hikmahnya.
    Ambil masukannya, tapi jangan lihat siapa yang berbicara.
    Semangat kaa.. keep inspiring ya ka

    ReplyDelete
  51. minimalism lifestyle udah dikenal sejak dahulu kala sama anak kosan yang duitnya pas"an kak :D

    ReplyDelete
  52. Halo Gita, setuju banget sama apa yang kamu tulis git..
    Aku tipe orang yang jarang banget beli sesuatu kalo aku gak butuh.. Kayak misal Hp, selama Hp itu masih bisa aku pake, walaupun udah banyak bermunculan tipe baru, aku tetep bakal pake itu sampe rusak baru aku beli lagi..
    Masalah baju, aku juga jarang banget beli.. Buat ngantor juga, aku liat temen2 kantorku pada sering banget belanja gonta ganti baju sepatu tas.. Tapi aku ya itu itu aja.. Ya pikirku selama itu masih bagus dan pantes buat ke kantor ya dipake aja.. Sempet mikir juga sih, apa aku terlalu pelit ke diriku sendiri.. Hahahahaha.. LOL

    ReplyDelete
  53. Pada dasarnya aku emang mahasiswa yg nggak ada modal buat jadi modis, sempat minder sih dikecengin temen. Nah after read ur blog, it make me realize that im so grateful that im not a "modis" society girl :D

    ReplyDelete
  54. this article gives me a lot of inspiration!
    kayanya being a minimalism jadi salah satu wish list-ku untuk saat ini :)

    ReplyDelete
  55. Pd kenyataannya kak nerapain idup minimalis uda, tp malu kalok ngepost di ig ato sosmed bajunya itu2 aja kak, lgyan anak kos jg uda hdp minimalis kak yaah gt mandi cuman sekali sehari :))

    ReplyDelete
  56. selalu terbaek,,, suka banget pokoknye

    ReplyDelete
  57. Kak gita, mau tanya dong...
    Aku tuh suk nulis, cuma kalo lagi ada semacam inspirasi, kadang juga suka bingung bakal nulis apa lagi. Padahal pengen banget bikin tulisan yang bisa bermanfaat buat orang banyak (bisa menginspirasi orang). Gemana caranya kak gita mulai nulis lagi kalo lagi butek, trus tips2 dari kak gita biar nilisnya ga berenti tengah jalan gemana kak ?

    ReplyDelete
  58. Kak gita, aku mau nanya dong...
    Aku suka nulis juga, cuma kadang suka bingung kaya kehabisan ide buat nulis apa lagi yah. Gemana caranya kak gita biar bisa terus istiqomah nulis terus, tips biar bisa jadi penulis kaya kal gita gemana ?

    ReplyDelete
  59. ah gue baru ngebaca tulisan ini, dan kemaren juga sempet nonton vlog orang soal minimalism ini. kayanya emang signal buat gue deh buat "menyortir" beberapa barang yang gak terlalu penting dan jarang dipakek untuk dihibahkan ke yang lebih membutuhkan deh. hihi. you know, I read somewhere, gak ada yang namanya kebetulan didunia ini (lah kagak nyambung) haha

    ReplyDelete
  60. Me too, sdd melakukan hal ini yang sebenernya hanya konsep dari sederhana

    ReplyDelete
  61. Kak, bisa ngak kak bahasa inggrisnya jangan terlalu hard kayak gitu, kadang saya kurang paham beberapa kata. Karena saya ngak terlalu pandai bahasa inggris

    ReplyDelete
  62. Terima kasih untuk pemahaman barunya, Kak Gita

    ReplyDelete

Show your respect and no rude comment,please.

Blog Design Created by pipdig