by Gita Savitri Devi

4/14/2017

Ketika Pilkada Lebih Seru Daripada Drama Korea

Tulisan ini gue buat bukan bermaksud untuk menambah hiruk-pikuk pilkada ataupun dijadikan alat untuk menjunjung paslon A dan menyudutkan yang satu lagi. Ini hanyalah pikiran-pikiran yang belakangan ini berenang-renang di otak gue, yang seandainya gue punya pensieve kayak Albus Dumbledore, udah pasti akan gue buang ke situ. But this blog is my pensieve. Jadi, gue akan membuang pikiran ini lewat tulisan.

***

Belajar dari pemilu presiden yang lalu, pada pemilu DKI Jakarta kali ini gue udah melakukan persiapan dari jauh-jauh hari. Spesial satu hari gue dedikasikan untuk nge-hide orang-orang atau akun yang berpotensi bikin news feed Facebook gue jadi dikotori oleh artikel-artikel super nasty, kacangan, dan nggak kredibel.

Gue merasa artikel dan orang-orang tersebut, entah ke pada kubu mana dia memihak, nggak sehat buat otak dan hati gue. Dan mereka juga nggak akan bikin gue lantas akan mengubah pilihan. Basically, yang begini cuma bikin situasi makin panas dan eventually membuat negara gue makin terpisah.

Ini yang gue rasakan semenjak pemilu presiden tahun 2014 lalu. Entah siapa yang memulai dan bagaimana, perihal ras dan agama tiba-tiba jadi naik ke permukaan dan selalu jadi buah bibir. Semenjak saat itu sampai sekarang gue selalu membaca dan mendengar kata "kafir" dan "cina", kata-kata yang sebelumnya terlalu tabu untuk dijadiin bahan perbincangan.

Gue akan menjelaskan di mana posisi gue berdiri sekarang. Kalau gue bisa memilih, gue akan mencoblos pasangan calon no.3, Anies dan Sandi. Terlepas dari boleh atau tidaknya umat muslim memilih pemimpin non-muslim, gue nggak akan memilih Ahok. Tutur kata dan perilaku yang baik speak a lot dalam mencari pemimpin buat gue. Gue lebih prefer pemimpin yang berkepala dingin dan santun. Bukan yang suka marah-marah atau berbicara seenaknya.

"Mendingan pemimpin yang suka marah-marah tapi bener kerjanya, daripada yang baik tapi taunya kerjanya nggak becus.

Buat gue pribadi akhlak seseorang sama pentingnya dengan kinerja. Gue melihat Anies-Sandi berpotensi sebagai pemimpin dengan paket komplit. Bagus akhlaknya, bagus juga kerjanya. Dan gue melihat kalimat di atas hanyalah sebatas pembenaran untuk bisa begajulan, ngomong sembarangan, nggak mikirin lagi gimana kesopanannya, asalkan kita bisa kerja dengan benar. Sangat bertentangan dengan pemimpin paling berpengaruh dan terhebat yang pernah ada, Rasulullah SAW, yang bagus kepemimpinannya, kerjanya, dan akhlaknya pun luar biasa.

"Anies-Sandi bisanya ngomong doang. Ahok udah kerja dan bicara data."

Jelas Ahok bisa berbicara dari kenyataan, bisa berbicara tentang apa yang sudah dan sedang dia kerjakan. Karena sampai detik ini dia masih menjabat jadi gubernur DKI Jakarta. Dan gue yakin kalau Anies-Sandi dikasih kesempatan, mereka juga akan bekerja sama baiknya, bahkan lebih.

Dari poin di atas, tersirat sedikit kekecewaan gue terhadap beberapa orang dari kubu kanan/orang-orang muslim yang gue lihat terlalu giat memainkan ayat. Surat kesukaan kita semua, Al-Maidah ayat 51, padahal sebenernya nggak perlu sebut-sebut agama juga bisa.

Gue mencoba memposisikan diri sebagai orang non-muslim di Indonesia yang di depan mukanya diteriakin ayat kalau orang muslim dilarang memilih pemimpin kafir. Wajar kalau si non-muslim akan tersinggung. Walaupun arti kata "kafir" adalah non-believer, cara penyampaian kata tersebut membuat kesan seolah-olah mereka berdosa dan hina, dan mau gimana pun juga akan masuk neraka. 

Apapun pemahaman kita terhadap orang non-muslim, urusan surga dan neraka itu terlalu sensitif buat diomongin secara gamblang. Kita perlu ingat, setiap individu berhak untuk memeluk agama apapun, bahkan nggak beragama sekalipun. Agama itu privasi, guys. Urusan kita sama Tuhan. Mendiskriminasi ataupun memojokkan seseorang hanya karena pilihan dia itu nggak benar.

Gue juga sangat menyayangkan beberapa orang dari kubu kanan yang sangat senang untuk bermain race card. Kayak yang gue bilang, padahal ikutan berpolitik tanpa nyebut-nyebut ras juga bisa.

"Dasar cina lo!"
"Balik sana ke negara lo"
"Bukan pribumi aja belagu lo!"

Kalau seseorang di-bully karena dia gendut, dia bisa diet dan olahraga biar jadi kurus. Kalau seseorang di-bully karena mukanya jerawatan, dia bisa ke Erha Clinic buat facial biar jadi mulus. Kalau seseorang di-bully karena ras? Apakah dia bisa segampang itu buat langsung ganti muka dan warna kulitnya? Gue nggak bisa memilih untuk dilahirkan sebagai orang hitam/putih. Begitu juga Indonesian chinese yang dipojokkan hanya karena dia adalah chinese. Dia nggak bisa lantas mengubah dirinya menjadi pribumi supaya bebas dari bully-an orang. It does not work that way. It's stupid.

Memainkan ayat di dalam suatu negara yang sebenernya nggak homogen-homogen amat itu menurut gue bahaya. Islam dan pribumi memang mayoritas, tapi nggak semata-mata menjadi pembenaran untuk bertindak hal-hal yang kiranya bisa menyinggung kaum lain. Karena nyatanya kita nggak hidup dengan muslim lain aja, di sebelah sana ada grup lain yang harus kita hargai.

Karena begini, gue mengambil analogi ketika gue masih belom memakai kerudung. Seringkali ada gambar-gambar dakwah di Instagram yang menurut gue kurang mencerminkan Islam itu sendiri. Islam selalu mengajak kita kepada kebaikan dengan cara yang baik pula. Sementara banyak dari pendakwah yang sudah bagus niatnya, tapi selalu mengiming-imingi orang yang nggak mematuhi perintah agama dengan neraka.

"Kok sampe sekarang nggak ditutup auratnya? Emang udah siap nanti dibakar sama api neraka?"

Melihat yang begitu, apa gue langsung jadi takut dan memutuskan buat pake kerudung? Nggak. Gue malah ilfeel dan membuat stereotip kalau orang religius itu cuma bisa nakut-nakutin gue pakai neraka.

"Jangan lupa sholat. Nanti masuk neraka."
"Jangan pacaran. Nanti masuk neraka."
"Jangan makan yang haram. Nanti masuk neraka."

Padahal muslim disuruh melakukan ini-itu dan menjauhi ini-itu karena semata-mata diperintahkan oleh Allah. Karena iman. Bukan karena takut masuk neraka.

Beberapa minggu lalu gue ikut webinar-nya Ust. Nouman Ali Khan, ustadz favorit gue yang cara dakwahnya sangat gue kagumi. Di sana dia menceritakan gimana Quran bisa men-transform manusia dan bagaimana cara Rasulullah SAW menyampaikan isi kitab ini kepada orang-orang, dengan cara yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT.

Ada 4 langkah berdakwah yang dilakukan oleh beliau. Langkah pertama adalah memperkenalkan Al-Quran untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT. Dibacakanlah ayat-ayat Quran supaya orang tersebut bisa mendapat sense kalau kitab ini nggak mungkin ditulis oleh manusia, saking luar biasanya.

Langkah kedua adalah, setelah diperlihatkan/ditunjukkan kehebatan Quran, maka hati manusia akan jadi bersih. Hati manusia akan kuat karena sudah dipenuhi dengan iman.

Setelah terbentuk imannya, terbentuk pondasinya, barulah Rasulullah SAW berlanjut ke langkah selanjutnya, yaitu mengajarkan law atau aturan-aturan yang dibuat oleh Allah SWT dan dituliskan di kitab ini. Mengajarkan apa yang diperintahkan Allah SWT dan apa yang dilarang. Iman yang sudah terpatri di hati manusia memudahkan mereka untuk lantas menerima itu semua.

Setelah itu barulah Rasulullah SAW menyampaikan wisdom yang ada di Quran. Mengajarkan ternyata sebatas law aja nggak cukup. Karena Islam bukan sekadar aturan, tapi juga tentang kearifan. Kerendahan hati bukan aturan, tapi kearifan. Kemurahan hati bukan aturan, tapi kearifan.

Dan wisdom itu yang menjadi pengingat kita semua, sebanyak apa ilmu yang sudah kita kuasai, sebanyak apa surat yang sudah kita hafal, kita tetap fakir ilmu. Kita tetap nggak memiliki alasan untuk lantas merasa lebih islami dibanding teman kita. Kita tetap nggak memiliki alasan untuk lantas menjadi sombong. Wisdom inilah yang akhirnya merangkum what Quran is actually about. It's not just a holy book. But it's something that can transform us.

Konklusinya adalah, hanya bersenjatakan ayat, kata "neraka", dan bahkan menyudutkan kelompok lain yang berbeda dengan kita menurut gue bukan cara efektif untuk mengajak orang kepada--yang kita pikir--kebaikan. Mencoba menyampaikan/mengajarkan isi Quran dengan cara yang kurang baik bahkan bisa mengikis kebesaran dan nilai dari Quran itu sendiri.

Manusia punya otak, punya sel-sel neuron yang bekerjanya luar biasa. Sajikan lah argumen-argumen intelek dan pengertian yang esensial, mengapa harus melakukan ini, daripada yang itu dan mengapa harus memilih yang ini, daripada yang itu. Biar otak dan nalar kita puas, biar pondasi kita kuat, dan yang lebih penting biar kita nggak terlihat seperti memecah umat. Dan gue percaya, once masyarakat sudah paham, mereka akan mengimani surat Al-Maidah ayat 51 ini dengan sendirinya. Bukan karena diiming-imingi neraka, tapi karena iman mereka.

Kalau kita lihat, efek dari surat ini jadi merambat kemana-mana. Efek dari niat yang bagus, tapi cara menyampaikannya yang masih banyak cela. 

Gue masih dengan pendapat gue di awal. Perkataan Ahok pada saat rapat di Kepulauan Seribu mengenai surat Al-Maidah emang sangat berperan dalam membuat suasana jadi makin kacau. Terbukti, beribu orang turun ke jalan memprotes perkataan Ahok yang katanya udah mencela Quran. 

Apapun itu maksud dari Ahok, sebagai orang yang berusaha nggak se-biased mungkin, gue akui Ahok emang blunder. Sebagai pejabat publik udah seharusnya dia bisa lebih jaga omongan. Apalagi dia seharusnya tau situasi lagi parah banget. Bukan cuma Jakarta, Indonesia sekarang lagi terbelah. Instead nambah-nambahin retaknya nation kita, kayaknya lebih bijak kalau dia lebih bisa jadi lem buat merekatkan lagi kepingan-kepingannya.

Ditambah, dia bukan seseorang yang berhak untuk berkomentar apapun tentang Quran. That's why menurut gue terlalu omong kosong jika beberapa orang bersilat lidah mencoba untuk meng-defend Ahok, apalagi sampai nggak terima kalau ada yang marah sampai akhirnya demo ke jalan. Nyatanya Ahok memang salah dan setelah kejadian tersebut dia blunder lagi dan bikin umat Islam marah lagi. Akhirnya demo lagi. Begitu terus ampe kiamat.

Tapi balik lagi, gue ngerti kenapa Ahok dan non-muslim lainnya resah karena terlalu sering mendengar kata "kafir". Apa kita bisa memaksa mereka untuk bisa memahami dan mengerti maksud dari surat tersebut? Nggak bisa. 

Mereka, yang notabene nggak mengerti tentang basis ajaran Islam, nggak akan bisa mengerti kenapa agama kita menyuruh umatnya untuk memilih pemimpin yang muslim. Sama seperti gue yang nggak mengerti dengan sistem missionary gereja, yang sampai rela pergi ke daerah-daerah terpencil berdakwah ke umat agama lain, dengan niatan ingin menyebarkan ajaran Tuhannya ke seluruh negeri. Karena di agama gue, keyakinan adalah hak setiap individu dan nggak boleh dipaksa. Lakum dinukum waliyadin.

Lalu muncullah video kampanye Ahok-Djarot yang menurut gue hanya menambah bensin ke api yang sedang berkobar. Tepat di detik ke 00:09, segerombolan orang berpeci dan bersorban terlihat sedang berdemo dengan membawa spanduk bertuliskan "Ganyang cina". Ditambah lagi dengan video yang lebih pendek, lebih simple, tapi efeknya sama. Sama-sama bikin api makin besar.

Di situ Djarot bilang, "Pilkada DKI kali ini bukan lagi cuma soal memilih gubernur yang akan melayani rakyat Jakarta. Ini juga soal keberpihakan. Apakah anda memilih berpihak kepada penyeragaman, radikal serta intoleran, atau memilih berpihak kepada keberagaman dan Bhinneka Tunggal Ika?"

Tentu gue sangat kecewa dengan kedua video ini. Gue pribadi pendukung Anies-Sandi, tapi gue sangat anti dengan orang yang tidak bisa bertoleransi. Maka dari itu gue nggak pernah mau menjadikan ras dan agama seseorang untuk gue jadikan sebagai bahan olok-olokan. Apalagi yang menyangkut politik. Karena seperti yang gue bilang di atas, it's stupid, it's unnecessary.

Walaupun gue bisa mengerti bagaimana resahnya kubu sebelah dengan segala macam demo menentang paslon mereka, perasaan didiskriminasi dan merasa disudutkan karena menjadi minoritas nggak bisa menjustifikasi kubu Ahok-Djarot untuk lantas membuat video yang malah balik menyudutkan kubu seberang. Kapan kita bisa balik bersatu lagi, kalau ada beberapa orang dari kedua belah pihak yang saling lempar-lemparan petasan?

Terlebih, salah besar memberi label orang yang tidak mendukung sebagai radikal dan intoleran, karena memilih dan tidak memilih adalah hak masing-masing orang. Dan gue sangat percaya masih banyak orang Islam di Jakarta yang sangat jauh dari kesan tersebut, yang masih menjunjung tinggi kebersamaan, yang masih menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika.

Walaupun gue mengimani Al-Maidah ayat 51, gue nggak merasa perlu untuk selalu mengotori news feed Facebook teman-teman gue dengan artikel-artikel yang menyudutkan atau membuat resah followers Twitter gue dengan kata-kata yang nggak enak. Karena gue tau nggak semua dari mereka adalah muslim. Dan kalaupun dia muslim dan memilih Ahok, gue nggak merasa punya hak untuk mengkafirkan dia. Untuk apa, hanya karena pilkada, gue harus menyakiti hati orang dan membuat hubungan gue dengan dia jadi rusak. Untuk apa gue ikut-ikutan memperburuk suasana?

Menurut gue, mengimani sesuatu itu bukan berarti kita harus terus-terusan mempublikasikannya di khalayak umum. Terlebih dalam kasus ini. Gue nggak mau image umat muslim rusak hanya karena keegoisan dan ketidakhati-hatian gue dalam berbicara yang akhirnya membuat gue diberi label "intoleran".

Karena udah banyak sekarang artikel luar negeri mengenai kasus blasphemy Ahok yang sering kali menyudutkan kubu gue, kubu yang berseberangan dengan Ahok. Mereka mem-portray seakan-akan kami adalah radical islamist, yang nggak mau ada non-muslim yang bisa tinggal nyaman di negeri kami.

It's wrong. It's totally wrong. Karena gue sebagai muslim meyakini setiap ajaran dari agama gue. Islam melarang gue untuk menjadi orang yang membenci. Islam melarang gue untuk mengusik keyakinan orang lain. Islam menyuruh gue untuk menjadi orang yang bijak, yang menyikapi segala hal dengan kepala dingin. Islam menyuruh gue untuk menjaga lisan, supaya gue nggak menyinggung orang lain. Islam nggak pernah mengajarkan gue untuk intoleran ataupun untuk anti dengan kaum lain. Gue tidak pernah mem-promote kebencian. Islam tidak pernah mem-promote kebencian.

Inti dari tulisan ini adalah, gue menyayangkan kedua kubu yang sering kali sama-sama kekanak-kanakan dan suka saling serang. Menyayangkan kedua kubu yang terlalu sering memainkan kartu ras, kartu agama, dan kartu-kartu lainnya yang sudah pasti akan susah buat disatukan pemahamannya, yang sudah pasti nggak akan berujung baik malah membuat kita terpecah-belah.

Entah apakah tulisan ini akan mengubah sedikit situasi sekarang ataupun hanya akan jadi another post yang membicarakan tentang pilkada, gue hanya berharap semoga kita semua bisa lebih cerdas dan lebih bijak tentunya. 

Segala bentuk kekacauan yang terjadi di Jakarta/Indonesia sekarang sebenernya bisa dihindari seandainya kita bisa berpikir dulu sebelum berbicara dan bisa menghargai orang lain yang punya pemahaman berbeda dengan kita.
Share:

108 comments

  1. Entah kenapa neuron-neuron gua menemukan sesuatu yang "memuaskan dahaga" mereka..
    Thanks for this post..
    Nemu yg sejalan walau gak semuanya satu arah.
    Sukses terus kak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga merubah situasi git
      Amiin
      BTW Keren banget, salut (nggak abu abu)

      (Sepenggal tulisan aa gym nih)
      Percayalah orang yang selalu bersama allah tidak akan pernah kehilangan apa apa, tapi orang yang kehilangan allah maka ia akan kehilangan segalanya
      Saya tidak membenci dengan orang non muslim dan etnis cina, tapi allah dengan firmannya melarang saya untuk memilihnya sebagai pemimpin apalagi jika mereka berani menistakan agama kami
      Saya tidak ingin berdebat dengan anda yang mendukung mereka, apalagi jika anda yang orang islam
      Bagaimana saya bisa meyakinkan anda, sedangkan firman allah saja anda tidak yakini dan abaikan

      Delete
    2. Setuju banget komen diatas. akan lebih elok tatkala sesorang melihat masalah dari dalam nya juga. kalau pulang nanti sering lah ikut untuk liat kondisi sebenarnya, maka akan membuka mata

      Delete
  2. Entah kenapa neuron-neuron gue mendapatkan apa yg dapat "memuaskan dahaga" mereka..
    Akhirnya nemu post yg sejalan walau gak semuanya satu arah.
    Sukses terus kak git!

    ReplyDelete
  3. Menurut gue sih seberapapun kita nyinyir tapi kalo mereka udah kekeh utk milih calonnya, gabakalan bisa diubah dgn cara apapun. Gue juga ga habis pikir sama orang2 muslim tapi ga ngerasa tersinggung atau ga merasa agamanya dihina oleh si A, malahan mereka tambah berkoar-koar kalo A's words has nothing to do with Islam dan masih mengagung-agungkan si A dan tambah mirisnya mereka malah merendahkan Islam padahal they consider theirselves as muslims. Gue yg notabennya bukan warga jakarta cuma bisa berdoa supaya jakarta ga jatuh ke pemimpin yg salah dan api yg sedang berkobar ini bisa secepatnya padam tanpa meninggalkan asap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Sama. Gue juga bukan warga Jakarta, dan yang gue herankan temen2 gue yg bukan warga Jakarta terlalu banyak share link yang memperkeruh keadaan. Seolah-oleh berlomba jadi tim sukses. Padahal endingnya kita gak ada hak suara buat memilih mereka.

      Delete
  4. Menurut gue sih seberapapun kita nyinyir tapi kalo mereka udah kekeh utk milih calonnya, gabakalan bisa diubah dgn cara apapun. Gue juga ga habis pikir sama orang2 muslim tapi ga ngerasa tersinggung atau ga merasa agamanya dihina oleh si A, malahan mereka tambah berkoar-koar kalo A's words has nothing to do with Islam dan masih mengagung-agungkan si A dan tambah mirisnya mereka malah merendahkan Islam padahal they consider theirselves as muslims. Gue yg notabennya bukan warga jakarta cuma bisa berdoa supaya jakarta ga jatuh ke pemimpin yg salah dan api yg sedang berkobar ini bisa secepatnya padam tanpa meninggalkan asap.

    ReplyDelete
  5. Soal politik, aku malah jadi pingin tanya ke gita. Apa gita sudah tau atau belum siapa saja orang2 yang ada di belakang masing2 paslon saat ini? Yang mengucurkan dukungan ke mereka.. dan apa sebenarnya tujuan mereka-mereka yang di balik layar itu?

    Kedua soal dakwah. Benar, semua butuh waktu dan proses. Bukannya membela yang suka dakwah dengan menakut-nakuti tapi.. Bukankah kepribadian orang berbeda-beda? Ada yang masuk dengan cara halus, ada juga yang memang perlu sedikit dicubit.

    Kalau aku pribadi, dakwah mereka nggak ada salahnya. Karena memang hisab itu ada, neraka juga. Karena muslim dominan di Indonesia, ada yang berpikir mayoritas umat kita terlalu di-ninabobok-kan dengan kenyamanan2 yang ada.

    Dan setiap ayat yang berisi ancaman pasti ada juga kabar gembiranya kan? Again, menurutku, baik yang caranya diberi pengertian dengan halus, diberi iming2 surga atau ditakut2i dengan neraka..itu semua saling melengkapi. Semoga dengan macam2 cara itu kita jadi tambah kuat juga imannya, semakin termotivasi lagi buat belajar lebih dalam mana yang benar dan salah, mana yang baiknya dilakukan dan tidak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku sering bertanya-tanya siapa yang ngucurin dana. Tapi hal itu di luar kuasaku untuk mengetahui secara detail. Walaupun nggak se-complicated persoalan Syria, nggak menutup kemungkinan dari kedua belah pihak ada yang mengucurkan dana bukan untuk kepentingan bersama, tapi pribadi. We are talking about politics here.

      Soal dakwah, aku berada di posisi yang kontra dgn dakwah keras. Walaupun seperti yang kamu bilang, setiap orang beda-beda cara mendekatinya. Dalam case ini aku merasa dakwah keras semata-mata lebih banyak negatifnya. Orang-orang muslim yang masih belum paham dengan pentingnya mengamini Quran, belum sampai logikanya untuk tiba-tiba dihadapi dengan kata kafir dan neraka. Apalagi orang non-muslim yang sangat berpotensi untuk tersinggung dan akhirnya membenci umat Islam, karena mereka merasa disudutkan.

      Menurutku memang ujung dari semua ini adalah surga dan neraka. Aku nggak bilang kedua hal tersebut nggak nyata. Tapi bukan berarti kita melewati/nge-skip yang ada di tengah-tengah ini, yang adalah introduction dari agama itu sendiri supaya untuk menjelaskan ke step selanjutnya, yaitu surga/neraka, nggak terjadi kesalahpahaman, nggak ada pemahaman yang bolong. Karena buat aku agama itu bukan sekedar itu. Agama islam terlalu luas dan terlalu kaya untuk selalu dihubung-hubungkan dengan neraka. Ada hal yang jauhh lebih menarik dari sekedar nakut-nakutin orang yang masih belum paham ini dengan siksa jahanam dsb.

      Sangat disayangkan semua background, basic, dan pemahaman yang berpotensi untuk membuat seseorang menjadi amazed dengan hebatnya agama ini harus hilang karena kita nggak tau cara lain mengenalkan ajaran Islam selain dengan iming-iming "nanti masuk neraka".

      Delete
    2. Because our time's running out.. Tapi tetep kudu sabar ya, Git.

      *Inhale.. exhale..

      Delete
    3. Kak Gita tidak setuju dengan dakwah cara keras. Aku rasa itupun ditunjukkan Allah, mengapa yang menjadi Nabi adalah Muhammad SAW? Bukan Umar RA? Padahal Umar sangat mmenuhi kualifikasi untuk menjadi pemimpin yang disegani. Urusan keturunan dan kekayaan pun tak usah diragukan. Semua oarng takut dan segan pada Umar. Ketegasannya mumpuni untuk menyatukan dan menyebarkan dakwah.

      Tapi sekali lagi, kenapa Nabi Muhammad? Satu, akhlak/perangai beliau. Kelembutan hati dan tutur katanya yang menawan. Dakwah beliau dari hati ke hati. Tidak ada ucapan atau pembalasan kasar ketika beliau diinjak-injak oleh kafir Quraisy.

      Tapi bukan berarti dakwah kasar salah sama sekali. Aku pikir itu juga harus disesuaikan dengan konteksnya. Tapi sebisa mungkin dihindari demi melembutkan hati-hati yang masih keras.

      Wallahua'lam bisshawwab.

      Delete
  6. Menurut gue permasalah yg paling kompleks adalah di jatidiri para pendukung. Kenapa? Di satu sisi ada provokator penyebar hoax, dan di satu sisi keprinsipan yg sangat low. Kalo gue liat di posting2 an yg mengatasnamakan rasis dan mereka menjadi manusia super paling benar dan kerendahan diri yang makin ilang.

    ReplyDelete
  7. Semoga bisa mengubah situasi git
    Amiin ya robbal alamiin

    (Sepenggal tulisan aa gym)
    Percayalah orang yang selalu bersama allah tidak akan pernah kehilangan apa apa, tapi orang yang kehilangan allah maka ia akan kehilangan segalanya
    Saya tidak membenci dengan orang non muslim dan etnis cina, tapi allah dengan firmannya melarang saya untuk memilihnya sebagai pemimpin apalagi jika mereka berani menistakan agama kami
    Saya tidak ingin berdebat dengan anda yang mendukung mereka, apalagi jika anda yang orang islam
    Bagaimana saya bisa meyakinkan anda, sedangkan firman allah saja anda tidak yakini dan abaikan

    ReplyDelete
  8. Walaupun sebenarnya gak ngerti ngerti banget masalah politik, tapi ini bagus banget buat di jadiin referensi juga biar orang bisa mengerti dan tidak menyalagunakan nama agama atas kepentingan politik
    Good job ka git👍😘
    By the way doain aku tahun ini lulus di ipb kedokteran hewan ya kakk hehe😁😁😊😙

    ReplyDelete
  9. Kalau boleh berpendapat kak Git, sebenernya gue agak kurang setuju dengan beberapa oponi ini. kalau udah sangkut paut tentang agama dan ayat al-qur'an, gue rada-rada kurang sepaham dengan kak Gita. Tapi, gue tidak menyalahkan. Karena opini kak Gita ya mungkin itu juga dr cara pandang kak Gita. Ini gue mau berpendapat antara gue dan kak Gita yang sesama muslim ya, diluar dari nanti pembaca ada yg non-muslim. Menurut gue Islam itu bukan sekedar agama kak Git, yang sekedar ritual dalam pengaplikasian sholat, puasa, pergi haji, berakhlak baik. Sama seperti perintah agar wanita memakai kerudung, didalam alquran Allah juga nyuruh kita untuk memenangkan din Islam diatas din din yang lain. Bukan agama ya kak Git, di terjemagan indonesia din diartikan sama dengan agama. Padahal Din jauh lebih luas drpd sebuah arti agama, Din itu sebuah sistem. Sistem yang mengatur kehidupan manusia, in which dalam menciptakan penagakkan din Islam beketerkaitan ekonomi, politik, iptek, negara/daulah. Gue memang bukan yang pro dengan para pendemo saat Ayat Al-maidah 51 dipermainkan oleh Ahok, tp gue bersyukur setidaknya umat muslim indonesia masih ada yang ingin memperjuangkan islam.
    GUE SETUJU, dengan perkataan bahwa non-muslim mau dipaksain gimanapun gak akan ngerti maksud dr surat itu. Dan itu kenapa gue berasa demo itu gak perlu, toh dulu nabi Muhammad merjuangin islam sampe dihina tp gakpake demo-demo-an. Pakenya jalur dakwah. Mungkin juga kebanyakan org indonesia mengsalah artikan toleransi, di Islam diajarkan toleransi di surat alkafirun din mu din mu din ku din ku. Tapi, Islam juga ngajarin jangan sampe ngejual aqidah. Toleransi tidak lebih dari; tidak menganggu peribadatan mereka, tidak mengikuti millah (tata cara, cara berpikir, dam cara pandang mereka) dan tidak menghinakan mereka karena berbeda. Kita gak bisa ikut campur soal keyakinan, tp kita juga jangan sampe jual aqidah kita untuk semisal 'memilih' pemimpin non-muslim hanya demi toleransi karena dia bagus mimpinnya. Semua perintah dalam ayat sama lah, setara, sama halnya kita diperintahkan pake kerudung gak bisa ditolak. Maka diluar perilaku Ahok, sebenarnya cukup sederhana alasan buat gue untuk tidak memilih pemimpin non-muslim. Dan gue mikir, jelas Allah ngelarang karena ternyata bakal berakibat ini itu. Perintah Allah ya udah jelas, pasti ada hikmah dibalik ayat itu. Gue memang beropini dalam konteks din Islam ya kak Git, karena gue rasa kak Git ngerti karena kita sesama muslim. Kalau ada non-muslim yang liat, gue gakmaksud untuk memanas-manasi. Mereka juga bisa menggunakan sudut pandang dari agama/keyakinan mereka, itu hak mereka dan gue gak bisa menyalahkan :).
    GUE SETUJU JUGA, kalau dengan perbedaan agama ras dll malah jadi saling hina. Gue orang yg agak sensitif bahkan ketika salah satu dr anggota tubuh gue dikomentar. Remaja hingga orang dewasa di Indonesia emang masih kurang memiliki etika ketika mereka melihat sebagian lainnya berbeda. Gue jd mikir, generasi kita selanjutnya bakal gimana kalau udah dicontohin dengan saling menghina. Malu memang kalau kenyataan banyak yg ngaku ISLAM tp tidak berakhlak layaknya muslim, atau gak jauh jauh deh yang bermoral layaknya manusia dan berempati. Gue berharap dengan munculnya kak Git di youtube dan diblog bisa ngerubah hal-hal negatif di indo jadi lebih baik. setidaknya bagi yang support kak Gita, mudah2an bisa menanamkan hal baik dr apa yang Kak Gita kontribusikan untuk anak-anak Indonesia.
    Thxxxx.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gue padahal sependapat lho dengan lo mengenai agama Islam itu sendiri. Gue sangat setuju kalo Islam itu bukan cuma sekadar puasa, sholat, dan hal-hal yang semacamnya. Islam itu menyeluruh. Mungkin ditulisan ini kesannya gue menggampangkan Islam dan Quran kali, ya. Jadi lo nangkepnya lain.

      Anyway, nah, gue dan lo ngerti agama ini dipakai buat apa dan fungsi sebenarnya apa. Kalo ada orang yang tiba-tiba kalo lagi ngomongin pilkada dan selalu bawa surat Al-Maidah, gue bisa ngerti dan lo pun pasti bisa mengerti juga. Karena gue dan lo pun mengamini ayat tersebut.

      Tapi ada banyak orang yang nggak ngerti. Banyak yang belom kenal sama agamanya sendiri, yang masih kurang sekali pemahamannya. Karena ada banyak orang yang nggak tumbuh dengan halaqah misalnya, di mana Islam itu bener-bener dikupas tuntas sampai akhirnya si muslim ini jadi ngerti dan klik dengan poin agama. Banyak orang Islam di Indonesia, karena lahir dan besar sudah Islam, menganggap Islam sekadar agama aja. Sekadar buat ibadah. Kalau disuruh sholat sama orang tua pun ditakut-takutin masuk neraka. Akhirnya yaa esensi sholat yang sebenernya jadi lewat.

      Dan karena gue percaya dakwah itu harus berstrategi, gue merasa untuk mendekati orang-orang yang abu-abu seperti ini juga perlu ada strateginya. Sebaiknya kita beri dulu pemahaman kenapa kita butuh berislam dan kenapa kita harus beriman. Kita beri dulu pemahaman sebesar apa Tuhan dan agama kita ini. Setelah itu secara natural, hati mereka pelan-pelan akan dipenuhi oleh iman. Karena mereka udah bisa merasakan kebesaran Allah. Baru lah mereka diajarkan tentang law yang ada di Quran. Diajarkan hal yang diperintahkan dan yang dilarang. Step terakhir adalah mengajarkan mereka wisdom, supaya mereka nggak sombong karena merasa sudah berilmu. Karena idealnya ilmu itu bikin kita jadi merunduk, bukan membuat kita jadi suka kafir-kafirin orang lain misalnya.

      Delete
    2. Karena gimana ya, kalo 4 step dalam berdakwah/menyampaikan agama Allah ini ada yang kelewat, jadinya tuh cacat. Contohnya kayak sekarang ini. Banyak orang yang terlihatnya muslim yang taat, tapi dia nggak segan-segan untuk mengkafirkan saudaranya sendiri. Banyak orang muslim yang ilmunya banyak, tapi akhlaknya nggak ada, nggak bijak. Akhirnya dakwahnya pun dipenuhi dengan rasa benci.

      Ditambah yang kita omongin ini masalah pemahaman agama, masalah yang penting bgt yet sangat bahaya. Kita harus super hati-hati supaya nggak ada pihak yang tersinggung dan supaya pesan kita bisa tersampaikan dengan baik. Dan yang pasti supaya orang yang masih abu-abu ini akhirnya bisa dapet juga poin dari berislam itu sendiri.

      Sama ada beberapa hal yang kita itu harus tau porsinya. Harus tau kapan mesti diomongin dan kapan enggak, dan di mana mesti ngomonginnya. Terutama hal sensitif kayak begini. Seandainya aja obrolan menyangkut Al-Maidah 51 ini cukup diomongin antara umat muslim aja, bukan di forum yang semua umat agama lain bisa dengar/baca (ini mimpi babu gue aja sih. Gue tau ini nggak realistis). Biar mereka nggak salah nangkep dan nggak tersinggung. Karena mereka akan inevitably tersinggung. Toh pemikiran kita dan orang non-muslim udah beda frekwensi. Nggak bakal bisa nyatu. Jadi lebih baik saling respek aja.

      Soalnya gini nih. Gue suka baca artikel berita luar negeri mengenai kasus Ahok dan perihal pilkada DKI. Kita itu di-portray nya jelek banget lho sumpah. Kita dibilang radical, intolerant, dibilang mendiskriminasi kaum minoritas macam Ahok gara-gara kita ngedemoin dia.

      Jujur gue kesel. Gue merasa orang-orang ini nggak ngerti apa yang mereka omongin karena mereka bukan orang Jakarta yang merasakan sendiri permasalahan ini. Siapa yang nggak marah kalau kitabnya dihina oleh orang yang jelas-jelas umat agama lain? Toh demo itu juga bagian dari demokrasi dan sebenernya sah-sah aja.

      Tapi di satu sisi gue juga tau kenapa image kita ini buruk. Karena emang kita suka blunder juga. Kita kebanyakan teriak kafir dan ngomongin ayat. Padahal kayak yang gue bilang, ada lho cara lain dalam berdakwah supaya pesannya lebih bisa tersampaikan dan nggak membuat image kita dan kubu kita ini jadi buruk di mata orang.

      Delete
    3. Bisa lho nilai Islam yang satu ini, yang ternyata mewajibkan setiap muslim memilih pemimpin muslim, dipikirkan lagi baik-baik bagaimana cara menjelaskan dan menyampaikannya. Karena again, ayat satu ini sensitif banget. Orang kafir pun akan tersinggung kalau disebut kafir.

      Gue banyak punya teman yang posisinya di tengah-tengah, lantas akhirnya ke kubu kiri karena merasa kubu kanan tukang ngafirin orang dan terlihat meng-divide nation. Dan gue pun pernah di posisi di mana gue jadi orang yang sangat bisa ilfeel dengan orang yang nggak ada angin dan nggak ada ujan, yang diomongin langsung ayat. Karena yaa gue dan orang ini belom sepaham. Otomatis gue merasa nggak satu vibe sama dia dan memilih untuk menjauh.

      That's why gue sangat teramat memohon kepada siapa aja yang ingin berdakwah tentang pemimpin untuk nggak langsung jump ke conclusionnya, yaitu memilih pemimpin muslim. Tapi beri dulu awalannya, dibuka dulu pikiran dan nalar orang yang ingin kita dakwahi ini. Bimbing dia supaya bisa ikutan berpikir secara Islam, bukan dengan menggurui.

      Karena gue sedih harus lihat ada teman-teman yang ilfeel sama kita, sama orang-orang yang pro agama. Padahal maksud dan niat kita itu baik, pingin ngajak mereka kepada kebaikan.

      Delete
  10. Meskipun gue sendiri bingung mau mengekspresikan kyk gimana, pemikiran gue ga seluas itu kak git. Tapi dari yg ilmu politik nya keabuabuan kyk gue sih, ini tulisan kalo di baca sama mereka, mungkin diantaranya ada yg mengangguk nganggukkan kepala, menyetujui, juga menyadari dr perbuatan mereka sendiri.
    Sukses terus kak. Fighting 👊

    ReplyDelete
  11. Kak Git, keren banget dahhhh. Setuju bangettttt. Semoga pembaca blog ini banyak yang terbuka pikirannya. Tetep menjadi inspirator ya kak😊😊
    Btw, ttp ada aja unsur seciencenya yaa kak. That neuron - neuron😂😂

    ReplyDelete
  12. Tentunya kita sebagai muslim harus memilih pemimpin yang seiman juga tentunya kita tau semua bahwa alqur'an itu adalah sebagai pedoman hidup kita dan bagaimana cara allah swt berbicara kepada hambanya melalui alqur'an maka dari itu apa yang dilarang dalam memilih pemimpin non muslim maka jangan pilih.

    ReplyDelete
  13. Tentunya kita sebagai muslim harus memilih pemimpin yang seiman juga tentunya kita tau semua bahwa alqur'an itu adalah sebagai pedoman hidup kita dan bagaimana cara allah swt berbicara kepada hambanya melalui alqur'an maka dari itu apa yang dilarang dalam memilih pemimpin non muslim maka jangan pilih.

    ReplyDelete
  14. setujuu kak, yg bikin sedih pake acara ribut2. Menurutku kita lg di adu domba dan ditambah banyak oknum yg makin panas2in.
    but sadly in the end, some people just believe what they want to believe wether good or bad. Some people just believe what they can see and ignore something the 'can't see'. The truth is everything is not what it seems.

    ReplyDelete
  15. alhamdulillah, ka Gita bener2 open minded banget

    gatau kenapa terkadang terbersit rasa bangga ke diri ka gita dibanding aku yang islam dari lahir, ka gita sangat mendalami kajian mengenai islam dari berbagai wajah, ah mungkin hijrahnya diri karena keinginan sendiri itu menimbulkan kesan ke-kepo-an akan tujuan hijrahnya, beruntung banget ka gita

    salah satu dari berjuta2 deretan motivator, yang selalu ngena dan selalu dibuat mikir berulang kali supaya bisa menjadi pribadi yang lebih baik

    ReplyDelete
  16. Aku adalah titpikal orang yang nggak terlalu peduli sama politik terutama tentang yang lagi heboh ini antara kubu inilah itulah. Membuat kepala pusing. Teman sekelas selalu diskusi heboh masalah ini dalam matkul pancasila. Mereka memiliki argumen dan mendukung masing-masing calon. Aku hanya diam dan nggak mau sedikitpun ikut campur. Bahkan kalau boleh memilih aku ingin tutup kuping aja tiap kali denger pilkada. Namun, aku sadar setelah meilhat postingan kak Gita sangat menginspirasi banget kak. Seharusnya aku sebagai umat islam harus lebih care lagi tentang politik walaupun nggak suka banget sama politik.

    Mau nanya dong kak git masalah negara. Menurut pendapat kakak politik dan agama itu bisa dipisahkan apa nggak? Makasih jawabannya kak ^^

    ReplyDelete
  17. Gue setuju sama lo git! Walaupun kita punya pilihan yg berbeda. I'm really happy to see different perspective tapi tetep berusaha netral. Btw gue muslim, gue pilih ahok. Alasan gue milih ahok adalah karena gue bener2 ngerasain sendiri perubahannya, salah satu contohnya sekarang urus ktp ataupun dokumen2 kependudukan itu gampang banget dan sebentar bgt, no pungli ( gue bisa ngasih guarantee ke lo git). Soal ahok ngebahas al maidah, gue juga kecewa dg beliau, gue sbg muslim juga tersinggung kenapa non muslim bisa2nya ngebahas yg bukan bidangnya. Gue setuju bgt kalo ahok dikasih hukuman supaya jera dan ga ngomong kasar lagi. Soal demo bela agama islam atau ngebela al-quran? Gue setuju, soalnya itu termasuk hak warga negara buat mengeluarkan pendapatnya, ngeluarin apa yg jadi kekecewaannya. Tapi pertanyaannya adalah, apakah org2 yg terlibat dalam aksi bela islam ini bener2 100% ngebela islam? Masalahnya di sini gue ga yakin, kenapa? Sbg contoh nih ya git, dlm aksi 411, di situ ada Ahmad dhani, dan istri barunya mulan jameela. Lo tau lah ya dia dulu pernah punya album kontroversial. Apakah lo yakin dia beneran ngebela islam? Sedangkan saat dia ikut dia juga lagi nyalonin diri sbg bupati bekasi dari partai politik (gue jg ga tau apa), dan yg pasti partai politiknya bukan sekutu ahok. Di situ gue ngerasa janggal, apakah beneran ikut bela islam. Tapi emg ga semuanya, ada org yg bener2 ngebela islam dan alquran; contohnya guru ngaji gue. Jadi keadaan di Indonesia ini bener2 rancu antara bener2 bela islam atau hanya bermuatan politik. Banyak spanduk2 di perumahan2 bermuatan kebencian contoh "gue takut jasad gue ga diterima Allah karena pilih kafir" "sekali injak kaki ulama, gue injak kepala lo"; blm lagi gue banyak ga setuju sama ulama2 yg ceramah di masjid tapi masih ngebahas pilkada. Blm lagi tiba2 setelah mendekati pilkada banyak tablig akbar, yg sebelum2nya jarang bgttt disekitaran rumah gue. Gue jg ga sependapat dan ga cocok dg ceramah yg dikasih habib rizieq yg banyak mengutarakan kebencian; ibaratnya ucapan ahok dan habib rizieq sama aja, sama2 ga pantas. Lo bisa cek kok di youtube, ceramah2 beliau (gue ga tau lo setuju apa ngga). Ya belum lagi ormas2 islam, kayak FPI. Gue ngerasain sendiri dia pernah ngeberentiin jalan, buat kepentingannya. Walaupun ga semua. Tapi gue juga ga setuju kalo FPI ini dibubarin, soalnya itu hak manusia utk berserikat, tapi semestinya mereka tau juga aturan mainnya. Yg gue paling sesali lagi, gue merasa malu sebagai umat muslim adalah berita2 yg baru kali ini terjadi http://detik.id/6cAHIt , gue bahkan sedih bacanya, sesama muslim ngusir dr tempat ibadahnya. Ya intinya sih what i need to share, ngebela islam gue setuju, berkata kasar trs dikasih hukuman gue setuju, memilih pemimpin sesuai dg akidah dan sesuai dengan kepercayaan lo gue jg setuju asalkan org2 yg bukan kepercayaan yg lain ga tau kalo kita ga boleh milih pemimpin kafir (kayak naro2 spanduk yg bs dibaca org2) (gue selalu mikir gimana kalo gue non islam baca begitu perasaannya), menghormati pilihan yg berbeda. Gue ngerasa org indonesia belom sedewasa itu dlm berpendapat. So sorry kalo gue nyepam di komen lo, gue pgn sharing apa yg bener2 terjadi di jkt dan gue ngalamin beneran di sini. Thank you git for you writing, i really get inspired!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Well said. Baru kali ini bertemu orang yang mendukung pak ahok di internet yang enak banget ngasih opininya.
      Yup bener, semua punya preferensi. Mungkin itu yang menjadi preferensi saya juga untuk memilih anies-sandi. Disaat yang lain diberi kemudahan dalam pengurusan ktp, justru ektp saya tertahan karena kasus baru-baru ini.
      Sebenarnya kalo ga dilihat secara islam, ketakutan saya masih ada terhadap pak ahok. karena setelah saya searching, orang yang terlibat dalam kasus ektp semuanya berasal dari partai oposisi beliau. Dan partai dengan korupsi terbesar juga posisinya mendukung beliau.
      Politik pada dasarnya sarat akan kepentingan. Banyak kasus sebenarnya yang bisa diteladani. terutama untuk penceramah dadakan saat ini yang memperkeruh sosmed. Tanpa balas benci, jika para orang yang mengaku muslim itu melihat kepentingan secara bijak dan mengaplikasikannya kedalam tindakan persuasif yang baik mungkin tidak ada keraguan bagi muslim lainnya untuk hanya memilih muslim. Namun itulah, masih banyak muslim yang kurang bijak dan akhirnya salah paham. hal itu benar-benar terjadi di saya. sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengkaji sendiri lewat al-qur'an dan ketemu hasilnya.

      Delete
  18. bener kak git.. kita harus berpendapat secara intelek bukan cuma asal ngomong biar keliatan mengikuti perkembangan berita.. tapi itu juga percuma nggak berfaedah orang malah nggak akan liat dan mau respek kalo kayak gitu.. tapi orang indonesia kadang seenk jidatnya sendiri kalo urusan menjudge orang dikira dia paling bener...
    aku juga setuju sama dakwah yang lwbih baik memotivasi dari pada menakut - nakuti..

    ReplyDelete
  19. Gue jadi resah dengan keadaan di negara ini. Mungkin kekacauan seperti ini bakalan terus terjadi di setiap pemilu yang salah satu kandidatnya ada yang non-muslim karena negara kita mayoritas penduduknya muslim jadi mereka gak rela kalo yang memimpin itu non-muslim. Agama kita menyuruh umatnya untuk memilih pemimpin yang muslim.

    Dan yang gue tau mereka yang membuat kekacauan adalah orang-orang yang tidak bisa bertoleransi.

    ReplyDelete
  20. Scrol scroll .. ssrupuut *minumindomilkkotak sambil nyimak. Lemesin bacanya biar masuk ilmunya.

    Great share, great opinion, great comment.

    ReplyDelete
  21. Its such us a great post git. At least kita anak muda jd makin aware dan hati hati sama masalah perpolitikan. Sadar kalo jangan ampe bkin kita berbelah kayak skrg.

    ReplyDelete
  22. Sumpah ! Udah bertahun2 gue ga pernah baca blog orang , tp gue dateng kesini dan liat ini . kak gita, u're amazing !! Ga tau kenapa pola pikir lo selalu masuk dan cocok di otak gue .
    Gue ga paham lagi lo makan apa sih kak ? Bisa kayak gini bentukannya haha 😹😹 sukses selalu kak . semoga suatu saat kita bisa ketemu .


    ReplyDelete
  23. Sumpah ! Udah bertahun2 gue ga pernah baca blog orang , tp gue dateng kesini dan liat ini . kak gita, u're amazing !! Ga tau kenapa pola pikir lo selalu masuk dan cocok di otak gue .
    Gue ga paham lagi lo makan apa sih kak ? Bisa kayak gini bentukannya haha 😹😹 sukses selalu kak . semoga suatu saat kita bisa ketemu .


    ReplyDelete
  24. Sumpah ! Udah bertahun2 gue ga pernah baca blog orang , tp gue dateng kesini dan liat ini . kak gita, u're amazing !! Ga tau kenapa pola pikir lo selalu masuk dan cocok di otak gue .
    Gue ga paham lagi lo makan apa sih kak ? Bisa kayak gini bentukannya haha 😹😹 sukses selalu kak . semoga suatu saat kita bisa ketemu .


    ReplyDelete
  25. Setuju banget kak. Aku setuju banget sama tulisan kakak karna aku punya sedikit cerita tentang kejadian aku sebelum pilkada. Aku disini posisinya bukan warga jakarta tapi karna ada beberapa teman aku yang sangat kontra sama pasangan Ahok sampai memposting berita di Facebooknya dia soal agama, dan selalu mengatakan bahwa yang pro ke ahok itu kafir karna tidak mematuhi al-quran, sampai tiba saatnya karna saking aku gak suka sama cara mereka aku ngomong ke teman yang lain yang kebetulan waktu itu sedang membahas seputar calon pilgub, dan omongan aku disini bisa di bilang ya emang lagi memihak ke ahok alasannya ya karna aku meresa gak nyaman aja sama orang2 yang kontra ke ahok, jadi aku ngomong seolah-olah aku adalah pendukung ahok, dari sinilah aku di samperin sama teman yang aku maksud(kontra terhadap), dia di sini hanya mengatakan seputar agamanya aja, pokoknya tetap yang milih pemimpin non muslim gak taat sama al-quran dan itu namanya kafir (cara dia nyampein ke aku itu sampe pake nunjuk2 gitu dan sok2 kayak penceramah kelas atas yg cara ceramah dia itu seperti lg marah2 padahal sih enggak juga). Yaudah makin tambah deh ke tidak sukaan aku ke yg kontra ke ahok. Posisinya di sini kalau seandainya aku adalah warga jkt yg wajib memilih, dengan adanya kejadian tadi malah membuat aku makin bertekad untuk tidak memilih pasangan anis alasannya ya hanya karna mereka yang soksokan dan aku makin gak suka. Sok-sok langsung ngatain orang kafir padahal mereka bukan Tuhan. Bertindak layaknya seorang yang mentaati al-quran dan memperlakukan sesamanya dengan memposisikan orang lain di posisi yang menurut mereka orang itu berpengetahuan lebih rendah dari pada mereka. Padahal mereka gak tau persis gimana kegiatan orang ini di rumah. Bisa jadi orang yang sedang mereka ajari tentang agama malah tingkat pengetahuan agamanya yang lebih jauh. Tapi mereka benar2 gak tau itu dan gak bisa berfikiran sampai situ.
    Cukup prihatin sih kak.

    ReplyDelete
  26. klw soal dakwah yg ditakut2i neraka.. gua pikir itu normal sih.. islam satu2nya agama yg ngasih tau bahwa dunia ini cuma ujian. maksud gua, selagi mengingatkannya masih dengan sesama muslim gua pikir sah2 aja.. malah harusnya WAJIB, Lagi pula di alqur'an juga banyak kok ayat dengan cerita azab allah, contoh surah alhaqqah(itu full tentang azab allah). Kecuali lo nyuruh temen lo yg nonmuslim pake hijab klo nggak pake masuk neraka, suruh sholat klo nggak masuk neraka atau suruh jgn pacaran klo pacaran nanti masuk neraka, itu baru aneh. Maksud gua, ayolah! lo bikin tulisan ini ngasih tau ke orang lain pandangan lo tentang pilkada, tapi nasehat para pendakwah tentang neraka.. malah merasa ilfeel? Padahal harusnya kita renungkan. (Tentu hidayah datang dari allah Tapi, dia tidak datang dengan sendirinya (sama seperti rezeki, jodoh, harapan)).

    ReplyDelete
    Replies
    1. sorry nih, nyambung dikit. yang dimaksud Kak Gita ditulisan ini adalah nggak suka caranya yang terkesan keras. gue sendiri pun juga nggak suka cara berdakwah yang begitu. langsung mengkotak-kotakan orang dengan gampangnya, bukan berarti gue orangnya manja atau apalah karena demennya dilembut-lembutin, sama sekali nggak. tapi gue lebih prepare ke mereka yang ingin berdakwah itu ya ditunjukin lewat perilaku, bukan koar-koar "kafir lu" dll. berdakwah emang wajib, cara lu dakwah juga suka-suka lu mau yang gimana, tapi lu ya tetap harus berbesar hati ketika ada orang yang suka dengan cara berdakwah. cara yaaa, bukan isi, gue yakin isinya baik-baik semua.

      Delete
    2. waaah iyaaa nih,,,kalo menurut aku sih sebagai muslim pasti paham laah yaa soal surga neraka. bahkan maling pun mungkin juga sadar kalau dia salah dan bisa masuk neraka. tapi apa kalau kita ingetin dia hanya dengan neraka dia lantas berubah.

      Delete
    3. waaah iyaa nih,,menurut aku sih sebagai muslim pasti paham laah yaa soal surga neraka. kayak maling dia pasti sadar betul kalau dia salah. tapi apa lantas dia langsung berubah kalau di kasi tau soal neraka.

      Delete
  27. klw soal dakwah yg ditakut2i neraka.. gua pikir itu normal sih.. islam satu2nya agama yg ngasih tau bahwa dunia ini cuma ujian. maksud gua, selagi mengingatkannya masih dengan sesama muslim gua pikir sah2 aja.. malah harusnya WAJIB, Lagi pula di alqur'an juga banyak kok ayat dengan cerita azab allah, contoh surah alhaqqah(itu full tentang azab allah). Kecuali lo nyuruh temen lo yg nonmuslim pake hijab klo nggak pake masuk neraka, suruh sholat klo nggak masuk neraka atau suruh jgn pacaran klo pacaran nanti masuk neraka, itu baru aneh. Maksud gua, ayolah! lo bikin tulisan ini ngasih tau ke orang lain pandangan lo tentang pilkada, tapi nasehat para pendakwah tentang neraka.. malah merasa ilfeel? Padahal harusnya kita renungkan. (Tentu hidayah datang dari allah Tapi, dia tidak datang dengan sendirinya (sama seperti rezeki, jodoh, harapan)).

    ReplyDelete
  28. soal politik jujur aku paling malas. tapi ya gimana yah, mau gak mau justru harus peduli dan kepo walopun dikit. memang makin kesini makin runyam, yaa paling engga kita yg ga bisa ngapa ngapain ini berdoa terus sama Allah yg punya segalanya. biar lebih aman dan indonesia kembali kepada prinsip2 demokrasinya lagi. dan tentunya yg memimpin itu harus muslim, engga boleh non muslim. Islam agama Rahmatan Lil 'alamin, semua tata cara nya udah lengkap dan benar termasuk mengatur negara. boleh saja pemimpin kita bukan dari golongan non Islam, namum ada hal yang perlu kita ketahui dibalik itu semua, selama ada orang Islam se agama, pada posisi pemilihan nanti sangatlah tidak bijak jika kita memilih yang non Islam, atau boleh dikatakan kita telah mendzalimi diri kita sendiri. Jakarta dipimpin oleh seseorang yang Non Islam? oleh seseorang yang membebaskan dalam hal keagamaan? apa jadinya kedepan nanti? apa jadinya nanti bawahan-bawahan yang harus tunduk dan taat pada aturan-aturan yang tidak membela keyakinan kita? aku bukan orang jakarta, tapi harapan aku sekarang untuk muslim yg ada di jakarta lebih berpikir lagi dalam pemilihan nanti. untuk kita semua.

    Kak Gita, trima kasih banyak tulisan ini sangat membantu.

    ReplyDelete
  29. gw ga tau apa yg musti gw katakan
    intinya gw merinding baca ini, entah kenapa
    great post kak git :)

    ReplyDelete
  30. Islam menyangkut segala aspek kehidupan , begitu pun politik . Heran dengan orang yang mau memisahkan antara politik and agama. Mau tidur sampe bangun diatur , makan dan minum diatur , buang hajat diatur (maaf), jual beli , nikah , muamalah dengan non Muslim .. Namun untuk mencari pemimpin mereka bantah .. Semoga Allah berikan hidayah kepada mereka .

    ReplyDelete
  31. This writing resonates a lot with mine: http://dyahsynta.com/2017/04/11/baik-baik-saja/ and it's such an honour! Do check if you have the time :) Salam kenal Gita!

    ReplyDelete
  32. Halo Git! ikut komen ya menyampaikan pendapat hehe. Gw malah tertarik untuk menyampaikan pendapat tentang "kafir" dan bukan masalah pilkadanya. Pertama, kenapa non-muslim merasa tersinggung ketika disebut kafir? alasannya karena kata tersebut cenderung berkonotasi negatif, itu persepsi yang udah tertanam di masyarakat. Kedua, orang-orang bilang "Kafir itu kan artinya orang yang tidak mempercayai allah, non-believer or whatever that is" intinya adalah ketidak etisan. Kalo kita liat ada orang gendut, terus kita bilang ke dia "hey gendut!", kira-kira etis/patut ga? walaupun memang faktanya dia gendut? .Nah hal ini juga berlaku sama dengan kata kafir. Untuk masalah ayatnya sendiri, gw belajar satu hal. Bahwa, ketika memahami ayat quran kita gabisa ambil maknanya literally cuma dari terjemahan aja. Tapi harus dipahami secara konstektual, dari segi bahawa, asbabun nuzul (sebab ayat turun). Ketika, soal al maidah ini pecah kaya sekarang, gw coba memahami ayat ini dari berbagai sumber semampu gw, ternyata ayat ini konteksnya terjadi ketika peperangan dan bukan tentang pemilihan pemimpin, Di Arab mana ada pemilu..

    jadi ketika ada ulama atau orang yang bilang bahwa boleh memilih pemimpin non muslim itu bukan karena dia gangerti agama dll,karena memang ada pendapat yang membolehkan. kalo orang lain lebih memilih pendapat untuk tidak memilih non muslim, itu hak mereka. Kita gapernah tau mana yang benar, wallahualam. Tugas kita hanyalah menghargai pilihan orang lain. Mungkin itu aja sih Git,sorry ya nyampah :D

    ReplyDelete
  33. Adik Gita, semoga selalu sehat, iman yg bertambah dan bank nya selalu surplus😆
    Saya guru di sebuah SMP Negeri di kecamatan kecil di Pulau Madura. One of your big fans😉

    ReplyDelete
  34. Halo Git, gua juga salah satu yang aware dan care soal politik apalagi masalah yang terjadi nyangkut soal pemilihan Gubernur Jakarta walaupun gua bukan warga Jakarta. Gua juga sependapat dengan dirimu mengenai hal ini. Menurut gua, Seharusnya Pak Basuki ini tidak pantas untuk berbicara mengenai agama Islam yang notabene bukan agamanya. lagian, masalah ini mulai karena beliau yang buat dan jadi merembet kemana-mana. Siapa yang gak sakit hati coba agama yang diyakini umat islam dihina oleh orang yang seharusnya menjadi panutan dan tidak mengerti konteks dan esensi dari Ayat tsb karena dia bukan seorang muslim. Gua juga jadi ngerasa bahwa kita mulai terpecah hanya karena berbeda soal ras, suku dan agama. Saran saya, sebaiknya kita sebagai umat muslim memperlihatkan bahwa islam itu damai dan bagi siapa saja yang berani ngehina islam, kita akan memperjuangkannya. Gua juga agak risih dengan kata-kata kafir yang sering didengungkan oleh sekelompok orang. Bukankah mereka perlu diberitahu mengenai islam dengan cara yang lembut agar mereka bisa menerima. Anyway, Great Post :))

    ReplyDelete
  35. Kak gita di Jerman Liqo/mentoring ya? Semacam perkumpulan beberapa orang yg ngaji membahas Islam dari dasar banget. Ada pembimbingnya ustad atau yg udah ngerti makna Islam sesungguhnya.

    ReplyDelete
  36. Bagus git tulisannya ngga berat sebelah ngebahasnya. Lo mengupas masalahnya tuh ngga cuma dari 1 sudut pandang lo doang tapi dari beberapa sudut pandang orang lain juga.

    ReplyDelete
  37. halo kak gitaa :D :)
    kakk, tulisannya.. suka sekaliiii

    ReplyDelete
  38. Keren banget ka tulisannya 👍👍👍👍👍

    ReplyDelete
  39. Secara keseluruhan, bisa dibilang aku setuju dengan tulisannya Kak Gita. Walaupun jika dikotak-kotakkan, ada beberapa aspek yang aku kurang setuju. But agree and disagreement itu pastilah wajar dalam mengemukakan pendapat. Karena pada akhirnya manusia pasti memiliki perspektif yang berbeda-beda.

    Aku sendiri bisa mengerti bagaimana pikiran yang non-muslim ketika mendengar larangan bahwa umat muslim dilarang untuk memilih pemimpin non-muslim. Kalau aku memposisikan diri sebagai mereka yang non-muslim, aku pasti berpikir, "Lho, kalau begitu gue enggak akan punya kesempatan untuk ambil bagian di pemerintahan, dong, karena mayoritas penduduk Indonesia itu muslim?" Pasti kalau sudah begitu jatuhnya jadi merasa tertindas. Tapi sebagai muslim sendiri, aku bener-bener menganggap serius apa yang sudah tertulis di Al-Quran tentang larangan memilih pemimpin non-muslim (Bagi yang muslim bisa di-cek terjemahan dari Surah Ali Imran ayat 28, an-Nisa ayat 138-139 dan 144-145, serta Al-Maidah ayat 51). Menurutku larangan ini juga sudah disertai ancaman berupa neraka dan kemurkaan Allah, makanya aku ngerasa kalut (karena jujur, aku dulu juga pendukung Ahok).

    Tapi hal yang paling menyebalkan bagiku adalah ketika pendukung Ahok sudah memainkan kartu keberagaman. Diversity card. Aku fine aja kalau temenku yang muslim memilih doi. Tapi kalau dalam alasan mereka, mereka milih pemimpin non-muslim karena merupakan jalan untuk memperjuangkan diversitas, rasanya cuma ingin bilang: "Well, gue enggak milih doi favorit lu bukan karena gue oppresive majority kali. Gue enggak khawatir dipimpin sama pihak minoritas, kok. Yang gue takutin justru larangan dari Tuhan gue. Gue juga belajar tentang isu-isu internasional, kok. Bahasan mengenai rasisme, diskriminasi, penindasan dan segala macamnya juga makanan buat gue -biarpun bukan makanan sehari-hari. For me, playing diversity or tolerance card just so you'll look better is... so low,"

    Tapi pada akhirnya, menurutku memang kita semua akan kelihatan jelek di mata orang yang berseberangan opini dengan kita. Yang penting (kalau aku, sih) jangan keluar dari koridor agama aja, karena pada akhirnya yang bisa menyelamatkan kita dari dunia dan akhirat tetaplah agama.

    Sekarang aku juga kalau ada teman seagama tapi perilakunya menurut pemahamanku jauh dari agama, ya paling ingetin sedikit sambil bercanda atau ngomong santai. Tapi kalau enggak kena ke dia, buat nenangin hati aku inget kata-kata dari mamaku aja: "Kalau beda agama kan, untukmu agamamu untukku agamaku. Tapi kalau seagama ya jadinya untukmu surgamu, untukku surgaku."

    ReplyDelete
  40. allhamdulillah sekarang menemukan seseorang yang satu pemikiran saya. Good job laah ka git !!!!

    ReplyDelete
  41. kak gita ada apasih? kenapa sih blog kak gita ini ? sumpah,kak gita mengajarkan cara beropini yang keren, baik, dan berani.
    sejalan deh kak,, salut

    ReplyDelete
  42. Salah satu alesan pengen bgt ke LN yaitu biar open mind kayak kak Gita ini. Cara berpikirnya bener-bener luas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, Mbak, kalau keluar negeri itu memang membantu kita untuk jadi lebih kritis karena bisa membuka perspektif yang berbeda. Namun menurut saya untuk bisa berpikir secara luas, jalan yang ditempuh enggak cuma keluar negeri. Mbak bisa menambah wawasan dengan banyak membaca buku, kok. Banyak membaca artikel, banyak menonton video yang mengandung wawasan. Sebisa mungkin tidak perlu membatasai jenis bacaan. Kalau khawatir mengambil informasi yang salah, semuanya bisa disaring kemudian. Tapi yang penting adalah banyak membaca dan berdiskusi dengan orang-orang yang pikirannya berbeda-beda. Step to different circles. Karena pada akhirnya untuk menjadi orang berwawasan luas tidak perlu dana yang besar kok. Walaupun keinginan menuntut ilmu di luar negeri juga sudah hebat :)

      Delete
  43. Hay Kak Gita, tulisannya keren banget. disaat yang lain membahas konflik dengan tenangnya Kak Gita membahas bagaimana caranya agar dapat berdamai.. Good Job kak..

    ReplyDelete
  44. aku suka postingan ini git, makasih udah sharing. lagi butuh postingan yang kaya gini dari sesama muslim.

    ReplyDelete
  45. totally amazed! bacanya sampe megap-megap ka git, keren banget

    ReplyDelete
  46. nice kak gita, semoga orang orang yang serig menyebarkan kebencian di sosial media baca tulisan kakak.

    ReplyDelete
  47. Pertama saya tahu sudah lewat dan sudah basi dan orang2 sudah move tanpa sedikitpun bermasuk memperkeruh suasana.

    Pertama saya tetap percaya kak gita orang yang berpendidikan segala opini kak gita pasti sudah dipikirkan dg sebaikbaiknya dg segala pertimbangan dan kebijaksanaan yang kakak punya. Dan dengan domisili saya yang bukan non jakarta saya juga tidak punya hak dalam pemilu JKT. Tapi dengan adanya kolom komentar saya rasa saya punya hak menyampaikan opini saya sama bebasnya dengan kak gita. Saya cuma mencoba menilai dengan sudut pandang saya yang sudah barang tentu berbeda kepala juga akan berbeda pandangan. Cuma saya agak tercekit membaca tulisan kak gita yang bilang pak ahok bukan orang yang berhak berkomentar ttg Quran. Menurut saya seharusnya orang2 melihat ini bukan ttg quran. Yang beliau (ingin) sampaikan adalah kebenaran yang yang telah mutlak benar dari sudut padang konstitusi. Bahwa beliau tidak ingin orang2 membawa ayat2 suci tersebut justru dalam hal kotor. Ketika beliau sendiri yg non muslim berusaha menjaga kemurnian ayat itu sendiri. Justru dengan viralnya video yang sudah diedit sehingga seolah2 ia menistakan agama. Dan terus terang saya tidak mengerti dengan pandangan seperti itu. Let's see the bigger picture of this. Dan dari hati nurani coba pikirkan apakah pernyataan ahok do video asli menurut kakak menista agama?

    Yang kedua masih tentang ahok tidak berhak menyampaikan ayat quran. Sekali lagi ahok memang tidak berhak menyampaikan sswt ttg quran tapi ahok berhak menyampaikan kebenaran dan yang ia sampaikan murni hal yang benar. Bukankah telah disepakati bahwa agamapun apapun bisa tidak membatasi hak seseorang untuk menjadi pemimpin. Dan yang membuat saya semakin tidak mengerti apa yang membuat Dr. Zakir Naik berhak berkomentar atas agama orang lain dan menerjemahkan secara bebas tapi pernahkah kakak menanyakan apa dia berhak atau tidak? Mungkin ini sedikit melenceng membawa nama beliau tanpa menanyakan pendapat kakak tentang dia. Maafkan saya sekali lagi.

    Yang ketiga, kenapa seolah2 menjadi pemimpin harus menjadi seorang yang sempurna ketika pemimpin juga adalah seorang manusia. Sehingga segampang itu melupakan apa yang telah dilakukan, segala pengorbanan waktu, ide, tenaga untuk jakarta hanya dengan satu video editan? Anehnya malah menyudutkan pak ahok yang memperkeruh keadaan. Everything depends on how we react. Reaksinya yang kurang bijaksana malah pak ahok yang menjadi perhatian. Seharusnya yang harus dilihat miris adalah orang2 yang bereaksi berlebihan. Lets see the fact? Sudah taatkah beragama? Apakah berbicara kasar merendahkan orang atas nama membela agama jadi 100% benar. Ketika bahkan keputusan pengadilan menyebutkan tidak ada penistaan dan kita sama2 mengerti kenapa masih menyudutkan pak ahok?

    Jangan melupakan tujuan yang baik hanya karena tampak luar yg seolah2 tidak baik. Saya tau orang2 akan menyerang saya dengan pernyataan bahwa "hal yang benar bila disampaikan dg cara yang salah akan menjadi salah" Buka mata bagaimana Pak ahok berusaha memperbaiki diri. Lihat ketulusannya untuk Jakarta. Walaupun semua orang berusaha menutup mata. Saya harap kita semua melihat dar i sudut pandang yang lebih luas. Selamat untuk Pak Anis Sandi.

    Peace out!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Zakir Naik bicara ttg agama lain karena dia memang ahli di bidang tersebut dan dia berbicara pada tempatnya, which means saat dia lagi lecture.

      Sementara Ahok bicara ketika lagi rapat, yang nggak perlu komen apa-apa selain yang related dengan isi rapat tersebut. Nggak sekali aja kok dia ngasal ngomongnya. Saat berkomentar ttg WIFI, dia juga bawa-bawa Quran. Intinya doi emang kalo ngomong suka nggak dipikir dulu aja. Mestinya jadi pembelajaran. As much as I wanted to defend him, sebagai seorang non-islam dan pejabat publik, harusnya dia nggak pernah komentar ttg Quran. Buat apa? Ngga ada tujuannya.

      Delete
    2. Setuju bgt git, biar gimana juga kalo kita bukan orang yang expert dalam hal 'yang bukan ranahnya'(apalagi urusan ayat suci) kayanya... Mending gausah deh apapun alasan nya. Toh obrolan lain masih 'banyak banget' yang bisa di obrolin instead dari mengomentari yang bukan teritori nya. #justmyopinion

      Delete
  48. Gua setuju sama tema opini dan isi dari opini lo. Get a point lah... but, yang masih membayangi otak gue... adalah kalau misal nih, sebuah ayat yang diperjualkan atau istilahnya dibuat "tameng" oleh orang-orang yang licik,... Islam emang slalu bener, yang mungkin salah atau keliru adalah orang-orang yang menafsirkannya... oya gua mau nambahin gua bingung jg sm si nomer 3 yang rasis juga lho bikin iklan (mungkin lu bisa cari iklan nya) mgkn menanggapi iklan nomer 2 yang itu :)) dan terakhir gua mau tanya nih, menurut lo beneran si ahok tuh menghina ayat al-Qur'an atau... mengantisipasi disalahgunakan ya itu tadi sebagai alat/tameng... sorry, pertanyaan gua berasa dasar bgt, tapi serius gua pgn tau di kalimat mana atau bagaimana sudut pandang lo mengenai pidato tsb :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gue yakin kemaren juga ada pasti yang memanfaatkan gitu, manas-manasin orang islam. Di kubu 2 juga ada pasti yang manas-manasin dan membuat image kalo kubu 3 radikal dan intoleran. Yaa sama-sama aja, lah. Dan gue pun nggak membenarkan. Tapi toh politik emang kotor. Semua cara dilakuin karena tujuannya adalah menang.

      Menurut gue sih permasalahan nggak akan sepanjang ini kalau Ahok bisa jaga mulut. Dia tuh kayak minta makin diserang aja, sih. Makin memperkeruh suasana. Coba dia nggak komen apa-apa. Nggak bakal ada tuh 411, 212, blablabla.

      Delete
  49. Bicara tentang kebebasan beragaman dan menjudge orang lain.
    Menurutku semua orang beragama harus yakin kalau agama yang dipeluk adalah yang paling benar. Sebagai muslim aku percaya dan melakukan itu. Ga tahu di agama lain diperintahkan atau ga, harusnya mereka juga harus yakin dengan agama yang mereka yakini adalah paling benar.

    Tapi walaupun yakin agama kita adalah yang paling benar, tidak dibenarkan mengolok-olok dan merendahkan agama lain. Apalagi secara langsung, ya kalo di komunitas seagamanya sih bisa dimaklumi. Sama kayak kalo ada orang yang nyuri, Nyuri emang dosa, tapi gebukin orang nyuri juga dosa sebenarnya. Walaupun ada hukum potong tangan, itu pun juga ada aturannya.

    ReplyDelete
  50. great post my muslim sister...saya tinggal di tangerang selatan, tentu ini berdampak di daerah saya, ok never mind, intinya indonesia lagi kacau, kacau sistemnya (di atas negara ada pembisnis), kacau ekonominya dll.
    ok! coba sekarang kita ngomonnin kondisi moral generasi muda indonesia, kita sekarang lagi dihadapkan dekadensi moral yang sangat bahaya, coba lihat cara mereka berpakaian, cara mereka ngomong. coba lo bayangin jika generasi ini ( yang lagi mengalami dekadensi moral) udah mulai lanjut usia dan dilanjutkan dengaan generasi setelahnya,parahnya g kebayang pasti
    #edisi_curhat

    ReplyDelete
  51. udah cantik, pinter lagi!
    Lagu Tanah Air membawaku ke sini

    ReplyDelete
  52. Assalammualaikum wr.wb.gw baru liat blog lo git..tapi gw pikir kemenangan anies-sandy salah 1 faktornya adalah kedatangan dr zakir naik ke indonesia, my favourite preacher.Dengan jelas akan memilih yg muslim instead of a non muslim leader whatever the cost to paid..its clearly stated in the Quran 1400 years back,that dont take a non muslim as a leader,supporter etc.Gw berterimakasih ma lo yg berpesan buat anak" muda muslim agar memilih pasangan muslim..Its simple actually, if u vote the muslim leader u support quran and sunnah and the rest is history..

    ReplyDelete
  53. Assalammualaikum..setuju gw ma lo git..Tapi Zakir naik jg aja ada andil buat kemenangan pasangan muslim,Its clearly stated that muslim leader far better than a non muslim whtever the cost to paid..Its obvious in the quran 1400 years back that do not take a non muslim as an aulia (leader,suppporter etc)..Zakir naik dengan jelas klo vote buat yg muslim leader lo automatically vote for Allah and his messengers..

    ReplyDelete
  54. salam mb gita... boleh saya share tulisannya d fb gak? ini bagus banget.. biar yg lain bisa baca dan mikir dengan adem..

    ReplyDelete
  55. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  56. Sebenernya simpel sih kak git, yang bikin memperkeruh keadaan adalah orang orang islam yang membela kesalahan yg jelas diperbuat Ahok. That's it

    Karena begini, beda antara orang islam dengan muslim, muslim ialah dia yang menjalankan apa apa yg diatur dlm syariat agama yg dibawa oleh Ar Rosul yang kesemuanya itu bersumber dari Allah Ta'ala, sedangkan kita terlalu lama di iming imingi dengan perkataan negara dgn penduduk "mayoritas islam", padahal bak buih di lautan (dan memang nyata). Terbukti lah perkataan Rosul bahwa diakhir zaman umat islam bak buih di lautan, banyak namun tak manfaat.
    Ajaran islam yg Rosul bawa tidak membicarakan non muslim, tp membicarakan bagaimana kita (sebagai muslim) berbuat kepada manusia tanpa pandang agama dia apa dan seterusnya. Oleh karena itu lah dibutuhkan majelis majelis ilmu, untuk memperkenalkan ajaran tsb kepada orang islam yang awwam akan ajaran agamanya sendiri. Karena orang awwam paling mudah untuk dipengaruhi oleh provokasi" yg dibuat. Ilmu lah yg penting, untuk memperbedakan mana yg baik, mana yg tidak baik dilakukan.

    Lantas bagaimana? Seandaikata semua pemeluk ajaran agama menjalankan agamanya masing masing dengan benar, dengan dasar ilmu yg dituntun oleh masing masing guru di tiap agama yg ada, niscaya tidak akan ada kata "intoleransi" "anti kebhinekaan" dan sejenisnya, karena pendiri bangsa ini sudah memperhitungkan betul kebhinekaan bangsa dengan merumuskan PANCASILA.

    ReplyDelete
  57. bener, gue suka dengan kutipan yang ka git di atas tulis. " banyak orang muslim yang ilmunya banyak, tapi akhlaknya gak ada, nggak bijak. akhirnya dakwahnya pun dipenuhi dengan rasa benci "
    sering aku nemuin yang suka kaya gitu, ya walaupun gak semua. tapi, dengan dia kaya gitu asli gue ilfeel ngedengernya dan walaupun si ilmunya bagus dan juga lengkap tapi ke guenya jadi "ah, apaan sih. apa yang loe omongin gak sesuai sama dengan apa yang lo lakuin " karena gue tahu sehari-harinya orang ini
    jadinya bingung, gue harus gimana kalau ketemu orang ini entah gue harus senyum tapi hati berkata engga atau udah biarin aja dia dia gue gue

    ReplyDelete
  58. Serius setelah baca tulisan ini, rasanya hatiku adem banget. To be honest semua poin yang lo tulis di blog lo sama kayak pikiran gue. But only few can understand it.

    Sejak awal orang Muslim salah karena menggunakan surat Al Maidah: 51, kasusnya sama kayak dakwah dengan iming-iming neraka itu. Dan ditambah lagi Ahok blunder karena berani berkomentar tentang ayat yang seharusnya gak perlu dia komentarin. Well, semuanya salah.

    Hanya saja ada orang-orang yang sudah kehilangan nalar karena membela pihak masing-masing, padahal engga perlu lo sampai begitu. Toh ya Muslim yang baik sebetulnya bisa pakai argumen yang baik pula gak perlu pakai agama atau ras yang ujung-ujungnya malah jadi hate speech kan? But well, life doesn't work that way. Kalau semudah itu mungkin Indonesia kini damai dan engga drama.

    Anyway, I really love your opinion!

    ReplyDelete
  59. Gua tetep tunggu setiap blog yang anda tulis.

    ReplyDelete
  60. Cara penyampaian Kak Gita yang ini halus dan ngena! Penengahan. Memang, jadi orang Islam di Indonesia itu harus gitu. Menengahi, jangan condong ke kanan amat, jangan ke kiri amat. Jatohnya jadi kayak terlalu militan, kesananya jadi madhorot. Karena dari awal Indonesia sudah dibentuk sebagai "Negara Demokrasi Beradab" sampai yang komen-komen nyinyir berseliweran dimana-mana. Namanya berubah jadi "terlalu beradab dan terlalu kasian". Yah kita mau apa lagi selain menyerahkan semuanya kepada pemerintah? Pemerintah yang paling tahu konstitusi dan tatanan kenegaraan saat ini. Yang paling aku takutkan justru Indonesia beberapa tahun ke depan. Kalau pemerintah dan orang-orang pintar masih diam saja, aku khawatir keadaan negara kita malah jadi mirip2 sama yang terjadi di Kawasan Timteng saat ini, yang kacau balau dimana-mana. Naudzubillah.. Cara pemaparan seperti ini yang harus banyak dilontarkan, dikit-dikit mah harus rada terbuka lah ya meskipun prinsip Pemilu tuh salah satunya "Rahasia", biar orang-orang sumpe (sumbu pendek) itu mengerti. Terima kasih Kak Gita selalu cinta dengan Indonesia gimanapun:') Love you alwaysssss

    ReplyDelete
  61. git, bikin tulisan tentang "keadilan" yg sedang terjadi di Indonesia dong. gue mau tau pandangan lo demi memuaskan dahaga :)

    ReplyDelete
  62. Ane mau share ini aja, dari FB nya Pak Yahya Cholil Staquf https://www.facebook.com/staquf :

    1. Seruan-seruan menolak radikalisme sering dimentahkan oleh politisi-politisi oportunis yang sengaja memanipulasi isu agama untuk menggalang dukungan politik, kemudian melancarkan disinformasi massif untuk memberi kesan seolah-olah Islam sedang terancam dan harus dibela dengan cara memusuhi pihak lain.

    2. Ada kelompok yang tidak rela dengan keseluruhan proses reformasi yang telah terjadi, termasuk terhadap amandemen-amanden UUD, karena amandemen-amandemen tersebut melucuti semua "saham politik" mereka dan membuntu atau mempersempit akses mereka kedalam politik praktis. Mereka ingin membatalkan amandemen-amanden itu dengan harga apa pun, termasuk bilamana perlu mengembalikan Piagam Jakarta. Buat mereka tidak penting Indonesia mau jadi negara macam apa asalkan mereka tetap punya kesempatan untuk berkuasa. Kelompok ini mengipas-ngipas dan mendorong-dorong penguatan gerakan-gerakan Islamis untuk memicu benturan politik sambil menggalang gerakan-gerakan Islamis itu untuk mendukung kepemimpinan mereka. Harapannya, saat terjadi benturan politik, UUD 1945 tanpa amandemen atau kalau perlu dengan Piagam Jakarta akan menjadi "jalan keluar". Dari situlah asal-usul pernyataan seorang tokoh bahwa "HTI adalah solusi kebangsaan".

    3. Lahirnya "Poros RRC-Saudi Arabia" sebagai aliansi ekonomi-politik strategis dengan agenda "Jalur Sutera Maritim" menciptakan tekanan geopolitik terhadap kedaulatan RI. "Jalur Sutera Maritim" tak punya alternatif selain menembus perairan RI, dan hal itu akan menjadi lebih mudah dan murah jika negara ini lemah. Strategi melemahkan Indonesia itu dilancarkan dengan dua cara. Pertama, dengan Memelihara elemen-elemen yang merupakan bibit keributan politik, termasuk memanipulasi isu-isu agama, sehingga kepemimpinan negara disibukkan oleh keributan-keributan yang berkelanjutan lantas kurang memperhatikan kebutuhan penguatan pertahanan negara. Kedua, dengan iming-iming bantuan ekonomi pragmatis sehingga pimpinan negara menjadi permissif terhadap manuver-manuver agresif RRC dan Saudi Arabia dalam menancapkan pengaruh geopolitik di kawasan ini, baik secara militer maupun ideologis.

    4. Ulama perlu menegaskan setuntas-tuntasnya sikap pemihakan terhadap keutuhan bangsa dan negara sehingga mampu menanggapi berbagai masalah secara jernih tanpa tergoda tipuan isu "Islam sedang terancam" maupun godaan "memenangkan Islam".

    ...

    .

    ReplyDelete
  63. kak, soal missionary gereja, entah kenapa agak tercekit membacanya. Setiap orang akan mencintai hal yang dia yakini, yes everybody does. Mungkin kak Gita bisa memilih kata yang lebih tepat untuk menggambarkan ketidak pahaman soal konsep missionary. Konsep itu tentu tidak bisa dibandingkan dengan konsep ajaran yang lain. Barangkali cukup kak Gita tulis, "tidak paham dengan konsep missionary gereja, atau konsep-konsep ajaran agama lainnya". Begitu lebih tidak memojokkan.

    ReplyDelete
  64. Copas dari sebelah :

    "PERAMPOK CERDAS....."

    Perampok berteriak kepada semua orang di bank:
    > ”Jangan bergerak....! Semua milik Negara....! Milik Anda cuma hidup Anda sendiri....!!”
    Semua orang di bank kemudian tiarap.
    Hal ini disebut “Mind changing concept", konsep merubah cara berpikir....
    Semua orang berhasil merubah cara berpikir dari cara yang biasa menjadi cara yang kreatif....!
    Salah satu nasabah yang sexy mencoba merayu perampok. Tetapi malah membuat perampok marah dan berteriak,
    > ”Yang sopan mBak! Ini perampokan bukan perkosaan...!”
    Hal ini disebut ”Being professional", bertindak professional....
    Fokus hanya pada pekerjaan sesuai prosedur yang diberikan.
    Setelah selesai merampok bank dan kembali ke rumah, perampok muda yang lulusan MBA dari universitas terkenal berkata kepada perampok tua yang hanya lulusan SD:
    > ”Bang, sekarang kita hitung hasil rampokan kita.....!”.
    Perampok tua menjawab:
    >> ”Dasar bodoh...! Uang yang kita rampok banyak, repot menghitungnya. Kita tunggu saja berita TV, pasti ada berita mengenai jumlah uang yang kita rampok....”
    Hal ini disebut “Experience", Pengalaman.....
    Pengalaman lebih penting daripada selembar kertas ijazah dari universitas.
    Sementara di bank yang dirampok, si manajer berkata kepada kepala cabangnya untuk segera lapor ke polisi.
    Tapi kepala cabang berkata,
    > ”Tunggu dulu, kita ambil dulu 10 milliar untuk kita bagi dua. Nanti totalnya kita laporkan sebagai uang yang dirampok...!”
    Hal ini disebut “Swim with the tide", ikuti arus....
    Mengubah situasi yang sulit menjadi keuntungan pribadi.....!
    Kemudian kepala cabangnya berkata,
    >> ”Alangkah indahnya jika terjadi perampokan tiap bulan....!”
    Hal ini disebut “Killing boredom", menghilangkan kebosanan...
    Krn, kebahagiaan pribadi jauh lebih penting dari pekerjaan Anda...!
    Keesokan harinya berita di TV melaporkan uang 100 milliar dirampok dari bank.
    Perampok menghitung uang hasil perampokan dan perampok sangat murka....
    > “Kita susah payah merampok cuma dapat 20 milliar... Orang bank tanpa usaha dapat 80 milliar.... Lebih enak jadi perampok yang berpendidikan rupanya.....!?!”
    Hal ini disebut sebagai “Knowledge is worth as much as gold", pengetahuan lebih berharga daripada emas.....
    Dan di tempat lain, manajer dan kepala cabang bank tersenyum bahagia karena mendapat keuntungan dari perampokan yang dilakukan orang lain....
    Hal ini disebut sebagai “seizing opportunity", berani mengambil risiko.....
    Selamat mencermati kisah di atas....!

    Meski mengandung humor namun ada point-point yang bisa kita tangkap dari humor bisnis di atas...

    • Apakah anda bisa melihat, mengapa bangsa ini selalu ada keributan....?!?
    • Kisah Perampokan di atas, adalah Representasi segala sesuatu yg terjadi di Negara ini....
    • Ribut dan bikin gaduh saja terus, biar makin sempurna perampokan di negeri ini....!?!

    ***

    Mencari kesempatan dalam kesempitan dikala kondisi chaos seperti tahun 1998, 1965, 1945.

    ReplyDelete
  65. aku emang abu abu kak soal politik, tapi sedikit2 aku melek dan mulai menyadari apa yang menurut aku cocok di aku,tapi gak juga menyalahkan yang lain,aku mungkin bisa dibilang 'remaja yang sok tau tentang politik' tapi disini aku gak mandang dari segi agama, karena kalo bawa2 agama gak bakal clear, mungkin paslon yang kak Gita pilih sama aku beda, dan aku sadar apa yang dilakukan paslon yang aku pilih itu salah dengan bawa2 ajaran kita yang sesama muslim, tapi aku tetep setuju sama kakak gak semestinya kita sebagai mayoritas berusaha buat golongan lain paham dengan apa yang kita anut. so aku tetep mengahargai siapa yang akan menjabat sebagai gubernur jakarta, toh kita belum lihat kan kinerja gimana? makasih loh kakk, sedikit2 aku jadi bisa paham, semangat terus kak Gita!!!!

    ReplyDelete
  66. aku emang abu abu kak soal politik, tapi sedikit2 aku melek dan mulai menyadari apa yang menurut aku cocok di aku,tapi gak juga menyalahkan yang lain,aku mungkin bisa dibilang 'remaja yang sok tau tentang politik' tapi disini aku gak mandang dari segi agama, karena kalo bawa2 agama gak bakal clear, mungkin paslon yang kak Gita pilih sama aku beda, dan aku sadar apa yang dilakukan paslon yang aku pilih itu salah dengan bawa2 ajaran kita yang sesama muslim, tapi aku tetep setuju sama kakak gak semestinya kita sebagai mayoritas berusaha buat golongan lain paham dengan apa yang kita anut. so aku tetep mengahargai siapa yang akan menjabat sebagai gubernur jakarta, toh kita belum lihat kan kinerja gimana? makasih loh kakk, sedikit2 aku jadi bisa paham, semangat terus kak Gita!!!!

    ReplyDelete
  67. Ah! Setuju banget kak Git. Gue memiliki unek-unek yang sama dengan Kak Gita sendiri. Karena kartu-kartu tersebut membuat kita jadi saling membenci.

    ReplyDelete
  68. HIDUP SOSMED YG BERSIH DAN SEHAT!!!

    ReplyDelete
  69. Whatever makes you sleep at night

    ReplyDelete
  70. Iya kak setuju dan saya paling suka kata-kata ustad Nouman Ali Khan "The real dakwah of islam is the character of a muslim. Were you the reason they come closer to islam or were you the reason they went further away from islam?" , izin share jg ya kak ☺️

    ReplyDelete
  71. Sama seperti "mereka" yang tidak mengerti kenapa para missionary pergi ke daerah terpencil untuk berdakwah menyebarkan ajaran agama. Dan ralat bukan agama lain, tapi mereka yang tidak punya keyakinan.

    ReplyDelete
  72. Dan ini udah lewat masa pilkada. Tapi buat memperkaya sudut pandang..medsos itu kan isinya kaya nasi campur. Banyak org dgn banyak tingkat pemahaman, tingkat keimanan, tingkat pendidikan, dll. Kalo buat sy, ttg pilkada kmrn, diingetin pake Al-Maidah 51 udah cukup. Seandainya, yg jd calon bukan Ahok. Dia nonmuslim yg jujur, arif, santun.. tetap aja sy ga milih dia. Kenapa? Ya hanya karena Allah bilang begitu :) walaupun kalo muncul kondisi yg betul2 begitu, mgkn sy juga bakal goyah, milih dia atau ga. Udah kaya ujian keimanan aja. Lu lebih percaya siapa, Allah apa si dia?

    After all, sy suka tulisan Gita yg begitu open sama pendapat org lain bahkan yg ga sesuai sama pikiran Gita sendiri. Semoga Allah selalu jaga Gita :)

    ReplyDelete
  73. Sehubungan dengan dakwah islam, boleh tau bagaimana pendapat kak gita soal dakwah Nabi Muhammad SAW yang dilakukan secara diam-diam/gerilya? dan bagaimana pendapat kak gita soal masa lalu sahabat Nabi Umar bin Khattab yang bahkan pernah ingin membunuh Rasulullah sebelum ia masuk islam dan pada akhirnya ia justru meminta masuk islam kepada Rasulullah? Tanpa melakukan kekerasan juga tanpa melakukan diskriminasi, tanpa menyudutkan dengan dosa-dosa sang sahabat di masa lalu? Jujur kak saya masih awan tentang agama saya sendiri, saya meyakininya, tapi terkadang karna begitu banyaknya pendakwah yang terkadang terlihat terlalu arrogant, saya jadi sedikit khawatir tentang stereotip dunia diluar islam yang hanya tau islam sebagai sekedar "Agama". Terima kasih.

    ReplyDelete
  74. Semoga Kak Gita baca ini.

    JANGAN HANCURKAN DAKWAH DENGAN SIKAPMU YANG NGAWUR DAN TIDAK DEWASA .

    Saya kadang merasa aneh melihat saudara saya *umat Islam* yang memiliki sifat seperti anak-anak, ingin menang sendiri, mudah marah dan memaksakan kehendaknya agar orang lain sama dengan dirinya... Padahal Alquran sudah mengatakan untuk Berbuat Adil karena itu bisa mendekatkan kepada ketaqwaan.... Tapi begitulah sifat anak2 kadang tidak bisa menerima nasehat yang baik sekalipun untuk dirinya sendiri

    "Atheis dimusuhi karena tidak bertuhan.
    Bertuhan dimusuhi karena tuhannya beda.
    Tuhannya sama dimusuhi karena nabinya beda.
    Nabinya sama dimusuhi karena alirannya beda.
    Alirannya sama dimusuhi karena pendapatnya beda. Pendapatnya sama dimusuhi karena partainya beda. Partainya sama dimusuhi karena pendapatannya beda."
    Apa kamu mau hidup sendirian di muka bumi untuk memuaskan nafsu keserakahan?.

    Kau tahu apa yang dilakukan Sayyidul Wujud Muhammad SAW pada seorang *yahudi tua yang tiap hari meludahi & melempari kotoran padanya?* Ia jenguk dan doakan sang yahudi ketika yahudi itu sakit.

    Kau tahu apa yang dilakukan Muhammad SAW pada seorang *yahudi buta yang tiada hari tanpa mencacinya?* Ia suapi setiap hari dengan tangannya sendiri yang mulia tanpa sang yahudi tahu bahwa yang menyuapinya adalah Muhammad SAW yang selalu ia caci.

    Itulah Islam. _*Ber-Islamlah seperti Islam-nya Muhammad SAW, bukan Islam ala egomu*_.

    Jangan sampai kau hanya ber-Islam, tapi kau kehilangan Muhammad SAW
    Jangan lemahkan Islam yang kuat dengan tindakan kerdilmu.
    Jangan hinakan Islam yang suci dengan perbuatan nista

    ReplyDelete
  75. gua baca ini semua disaat udah basi banget sih kalau diperbincangkan, tapi dari awal sampe akhir gua baca, gua suka semua gaya bahasanya, mudah dimengerti. kamu kerern lah pokoknya hehe. "sumpah komentar gua enggak penting buat dibaca dan berpotensi untuk dibaca"

    ReplyDelete
  76. gua baca ini semua disaat udah basi banget sih kalau diperbincangkan, tapi dari awal sampe akhir gua baca, gua suka semua gaya bahasanya, mudah dimengerti. kamu kerern lah pokoknya hehe. "sumpah komentar gua enggak penting buat dibaca dan berpotensi untuk dibaca"

    ReplyDelete
  77. Alhamdulillah..perfect!
    Yg kamu ucapin itu pas bgt dg opini aku, hanya saja kamu bs menyampaikannya dengan baik .. sdgkan aku cuma bs diam dan berdoa , berusaha menghindari hal2 yg bs memperkeruh suasana.. that's it..
    Aku bangga nemuin tulisan ini . Smoga semakin baik ilmu dan agamanya..

    ReplyDelete
  78. Alhamdulillah..sesuai bgt dgn isi hati ..perfect ! Hanya saja kamu bs mengutarakannya dengan baik, sdgkan aku hanya bs diam berdoa dan berusaha untuk tdk ikut dalam memperkeruh suasana ..smoga semakin baik ilmu dan agamamu, mba gita.. InsyaAllah

    ReplyDelete
  79. Assalamualaikum kak gitaa.. such an inspiring and open mind words kak, totally agree!�� aku setuju sama pendapat kak gita. Tapi kak ada yang ngganjel gitu, pengen tau pendapat kakak. Kalo kakak baca tolong dijawab ya kak. Jadi gini, tadi aku baca line today tentang pembengkakan RAPBD jakarta yang aslinya cuman 2M jadi 28M kak di masa jabatan Anies-Sandi. Yang mana anggaran itu digunakan untuk menggaji para pejabat TGUPP. Nah saat masa jabatan pak BTP kan anggaran dipangkas seminimal mungkin, malah sekarang kok jadi kayak gini. Aku baca comment section nya tuh sakit hati banget kak, banyak yang ngata ngatain muslim. Aku yakin apa yang udah terjadi itu diizinkan Allah untuk terjadi. Dan Allah yang jauh lebih tau akan masa yang akan datang. Kita sebagai manusia hanya wajib tunduk akan perintah-Nya dan melakukan yang terbaik untuk medapat yang terbaik kan kak? Tapi untuk menanggapi haters pak gub dan wagub tentang hal ini itu gimana menurut kakak? Rasanya kalo pas diskusi sama temen yang pro sama pak BTP nih aku butuh suatu argumen dan alasan yang logis gitu kak buat nge defend dan to show them kalo islam itu indah dan nggak sedangkal itu. Vielen dank kak, keep it up!����

    ReplyDelete

Show your respect and no rude comment,please.

Blog Design Created by pipdig